√ Sinopsis Novel Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono

Sinopsis novel Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono

Sinopsis novel Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono ini akan menceritakan seluk beluk tentang novel tersebut secara lengkap. Kamu bisa mengetahui sinopsis, intrinsik, ekstrinsik juga pesan moral yang terkandung di dalam novelnya.

Selain itu kamu juga akan mengetahui kekurangan dan juga kelebihan dari novel tersebut. Untuk itu simak terus artikel ini sampai selesai agar kamu tidak ketinggalan informasi mengenai sinopsis novel Hujan Bulan Juni ini.

Identitas Novel Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono

Judul NovelHujan Bulan Juni
PenulisSapardi Djoko Damono
Jumlah halaman135 halaman
Ukuran buku14×21 cm
PenerbitPT Gramedia Pustaka Utama
Kategorinovel fiksi
Tahun Terbit2013

Sinopsis Novel Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono

Sinopsis novel hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono ini mengisahkan tentang kisah percintaan Sarwono pria yang sederhana yang kaku. Dengan gadis cantik blasteran yang bernama Pingkan.

Sarwono adalah seorang antropolog dan ia disibukkan dengan pekerjaannya sebagai peneliti. Sarwono mendapatkan tugas dari dosen seniornya. Dan karena interaksi yang cukup lama maka mereka akhirnya saling jatuh cinta.

Uniknya cinta mereka dipenuhi dengan obrolan yang remeh dalam setiap kali pertemuan. Dan hal tersebutlah yang membuat suasana menjadi romantis diantara keduanya semakin berkembang.

Namun, kisah cinta yang manis ini terhalang oleh sesuatu. Lalu apa sesuatu tersebut? Penasaran? Kamu bisa cari tahu sendiri jawabannya di novel Hujan Bulan Juni sendiri ya.

Kelebihan Novel Hujan Bulan Juni

Berikut merupakan kelebihan dari novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono, diantaranya adalah:

  • Kelebihan pertama dalam novel ini yaitu memiliki konflik yang sederhana.novel ini hanya mengisahkan kisah percintaan Sarwono dengan Pingkan. Namun, terdapat kendala yang menghalangi hubungan mereka terutama akibat perbedaan agama dan suku.
  • Gaya penulisan yang khas daro Sapardi Djoko Damono ini meski merupakan novel namun ditulis dengan gaya tulisan bercerita seperti sedang menyampaikan puisi. Dan itu unik.
  • Banyak kata-kata puitis yang indah dalam narasi kisah cinta dalam novel ini.
  • Pembaca juga sangat mengapresiasi SDD yang di nilai melakukan riset yang cukup mumpuni untuk menulis novel ini. Padahal penulis sudah lansia namun ia tetap mengahdirkan unsur teknologi dalam cerita ini. Sehingga relevan dengan kisah cinta masa sekarang.
  • Penulis juga memberikan pesan tersirat tentang toleransi beragama dalam sebuah hubungan.
  • Pembaca dapat menikmati setiap karakter yang ada di tokoh ini seperti malu tapi mau, sontoloyo. Kadang kala itu membuat pembaca senyum-senyum sendiri.

Kekurangan Novel Hujan Bulan Juni

Adapaun kekurangan novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono, diantaranya adalah:

  • Kekurangan pertama dalam novel ini adalah terletak pada alurnya. Di mana alurnya itu terkesan melompat-lompat.
  • Plot ceritanya terjadi di waktu saat ini, namun kemudian tiba-tiba ada alur maju dan alur mundur. Dan setelah itu bisa saja melompat ke peristiwa lain yang berhubungan dengan masa depan. Dan ini cukup membingungkan pembaca.
  • Perlu adanya pemahaman tinggi dalam memahami kalimat jadul dan kental adat Jawa. Bagi mereka yang bukan berasal dari turunan Jawa mungkin akan kesulitan dalam memahami kalimat tersebut
  • Tidak adanya catatan kaki yang memuat terjemahan Bahasa Jawa tersebut sehingga membuat orang lain susah memahaminya.

Unsur Intrinsik Novel Hujan Bulan Juni

Berikut merupakan unsur intrinsik novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono, di antaranya adalah:

1. Tema

Tema novel Hujan Bulan Juni ini menceritakan tentang kisah cinta Sarwono dan Pingkan yang berisi pahit dan manisnya yang terhalang berbagai macam, hal. Seperti perbedaan agama, suku, pertentangan dari keluarga dan hubungan jarak jauh.

2. tokoh dan Penokohan

  • Sarwono, merupakan tokoh utama dalam novel yang merupakan lelaki cerdas, suka menulis puisi dan sangat religius.
  • Pingkan, gadis cantik dan baik dan keturunan blasteran Jerman dan Indonesia.
  • Toar, merupakan kakak dari Pingkan dan merupakan sahabat dari Sarwono.
  • Dan tokoh tambahan lainnya dalam novel ini adalah Bu Pelenkahu, Katsuo, Matindas, Pak Hadi dan bu Hadi dan masih banyak lagi lainnya.

3. Alur

Alur yang digunakan dalam novel ini adalah menggunakan alur maju dan juga alur mundur. Sehingga dapat di jelaskan bahwa dalam novel ini memiliki alur campuran.

4. Latar Waktu

Latar waktu yang digunakan dalam novel Hujan Bulan Juni ini adalah pagi hari, siang hari dan malam hari.

5. Latar Tempat

Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah rumah Suwarno, Rumah Pingkan, Rumah Sakit, Kampus, Kantin, dan lain-lain.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang yang terdapat dalam novel Hujan Bulan Juni ini menggunakan sudut pandang orang ketiga.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Hujan Bulan Juni ini menggunakan gaya bahasa khas penulis dimana penyampaian ceritanya seperti membacakan puisi.

8. Amanat

Amanat yang terkandung dalam novel Hujan Bulan Juni ini adalah bahwa nasib memang di serahkan kepada manusia untuk diperjuangkan.

Namun, takdir juga harus di tandatangani di atas materai dan tak boleh di ganggu gugat jika terjadi sesuatu nantinya. Meskipun baik ataupun buruk.

Kisah cinta Sarwono dan Pingkan ini mengajarkan kita untuk senantiasa menghargai kepercayaan masing-masing perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang. Jadi jangan menilai perbedaan sebagai hal yang buruk.

Unsur Ekstrinsik Novel Hujan Bulan Juni

Setelah memahami unsur intrinsiknya kita juga perlu mengetahui unsur ekstrinsik dari novel Hujan Bulan Juni, diantaranya adalah:

1. Nilai Sosial

Nilai sosial yang terkandung dari novel ini adalah sikap Sarwono dan Pingkan yang dekat tidak memandang agama, suku, ataupun penampilan. Tapi mereka dekat kerana cinta dan nyaman.

Hal ini mengajarkan kepada kita jangan jadikan sebuah perbedaan menjadi penghalang kamu untuk tidak bersosialisasi dengan baik dengan orang lain apalagi bersikap acuh tak acuh.

2. Nilai Moral

Nilai moral yang terkandung dalam novel ini mengajarkan toleransi sebagai umat beragama. Dimana saling menghargai agama masing-masing seperti yang dilakukan oleh Sarwono dan Pingkan.

3. Nilai Agama

Sebagai penganut agama yang cukup taat Sarwono mengetahui batasan-batasannya dalam menjalin sebuah hubungan. Meski itu bukan alasan dari mereka berpisah namun yang ia lakukan itu telah benar.

Kepercayaan bukan hanya sebuah identitas di KTP saja. Namun, juga harus dengan hati, tindakan, dan perilaku tentunya.

Pesan Moral Novel Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono

Bagian terakhir dari sinopsis novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ini adalah pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut.

Pesan moral yang terkandung dalam novel ini adalah kisah cinta Sarwono dan Pingkan ini mengajarkan kita untuk senantiasa menghargai kepercayaan masing-masing perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang.

Jadi jangan menilai perbedaan sebagai hal yang buruk. Selain itu novel ini mengajarkan kita untuk bisa menerima takdir. Nasib memang di serahkan kepada manusia untuk diperjuangkan.

Namun, takdir juga harus di tandatangani di atas materai dan tak bisa di ganggu gugat jika terjadi sesuatu nantinya. Meskipun baik ataupun buruk.

Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.

Artikel Menarik Lainnya: