Resensi Novel Layar Terkembang ini berisi identitas, intrinsik, ekstrinsik juga pesan moral yang terkandung dalam novel Layar Terkembang ini. Novel ini merupakan novel terbaik dan best seller di masanya.
Bagi kamu yang belum pernah baca novelnya, silahkan baca dulu resensi ini. Kamu akan paham apa yang ada dalam novel keren yang satu ini.
Berikut merupakan resensi novel Layar Terkembang karya dari Sutan Takdir Alisjahbana secara Lengkap diantaranya adalah:
Judul Novel | Layar Terkembang |
Penulis | Sutan Takdir Alisjahbana (STA) |
Jumlah halaman | 201 halaman |
Ukuran buku | 15,5×21,5 cm |
Penerbit | Balai Pustaka |
Kategori | fiksi |
Tahun Terbit | 2006 |
Harga novel | Rp.45.000 |
Buku Layar Terkembang ini merupakan novel terbaik dari penulis era 30 an yaitu Sutan Takdi Alisjahbana. Bukunya sangat populer di jamannya.
Kisahnya yang unik dan memberikan banyak pesan moral sangat cocok untuk di baca sebagai bacaan harian kamu di waktu senggang.
Sinopsis novel layar Terkembang ini menceritakan tentang Tuti yang merupakan putri sulung Raden Wiriatmadja. Dia di kenal sebagai seorang gadis yang pendiam teguh dan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi wanita.
Watak Tuti yang selalu serius dan cenderung pendiam sangat berbeda dengan adiknya Maria. Ia seorang gadis yang lincah dan periang.
Suatu hari mereka pergi ke pasar ikan.
Ketika sedang asik melihat-lihat akuarium, mereka bertemu dengan seorang pemuda dan pemuda tersebut bernama Yusuf yang merupakan seorang mahasiswa kedokteran di Jakarta.
Ayahnya seorang Demang Muraf yang berasal dari Martapura Sumatra Selatan. Perkenalan mereka akhirnya membuat keduanya semakin akrab. Dan bagi Yusuf pertemuan mereka tadi sangat berkesan.
Hingga ia selalu teringat kedua gadis tersebut dan terutama Maria. Menurutnya gadis yang selalu tersenyum itu selalu memancarkan semangat hidup yang dinamis.
Esok harinya ketika Yusuf pergi kuliah tanpa di sangka-sangka ia bertemu lagi dengan Tuti dan Maria di depan Hotel Des Indes. Sejak itu pertemuan antara Yusuf dan Maria berlangsung lebih sering.
Sementara itu ayahnya dan Tuti melihat hubungan kedua remaja itu tampak sudah bukan lagi hubungan persahabatan biasa. Pada masa liburan Yusuf pulang ke rumah orang tuanya di Martafura.
Pada masa liburan Yusuf pulang ke rumah kedua orang tuanya di Martafura. Namun, raga di sana tapi hati masih disini merindukan Maria. Dalam keadaan demikian datang pula kantor pos dari Maria.
Yang justru semakin membuatnya rindu. Berikutnya surat dari Maria datang lagi kali ini mengabarkan perjalanannya bersama Rukamah saudara sepupu yang tinggal di Bandung.
Saat itu Yusuf memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan menyusul kekasih ke Bandung. Kedatangan Yusuf tentunya di sambut baik oleh Tuti dan Maria.
Dan kedua sejoli itu bertemu di sebuah air terjun.
Sementara itu Maria yang menjalani hari-hari penuh kehangatan bersama Yusuf.
Tuti lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Sesunguhnya hati Tuti ingin merasakan kemesraan cinta bersama Supomo. Lelaki yang pernah mengiriminya surat cinta.
Namun, saat Maria jatuh sakit ada hal yang tak terduga. Apakah hal tersebut? Apakah Yusuf dan Maria akan bersama? Atau malah sebalikny? Lalu bagaimana kisah Tuti dan Supomo? Jawabannya ada di novel Layar Terkembang tentunya.
Baca juga: Sinopsis Novel Pertemuan Dua Hati
Adapun berikut ini merupakan unsur intrinsik dari novel Layar Terkembang, diantaranya adalah:
Tema yang di angkat dalam novel karya Sutan Alisjahbana ini mengisahkan perjuangan seorang wanita Indonesia.
Alur yang di gunakan dalam novel Layar Terkembang ini adalah menggunakan alur maju.
Latar waktu yang di gunakan dalam novel ini adalah siang hari, pagi hari dan malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel Layar Terkembang ini adalah kediaman Wiriatmaja, Kota Martapura Kalimantan, Rumah Sakit di Kota Pacet, Kediaman Partadiharja, Gedung permufakatan dan Gedung Akuarium di Pasar ikan.
Baca juga: Sinopsis Novel Cahaya Cinta Pesantren
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Layar Terkembang ini menggunakan sudut pandang orang ketiga. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan kata ganti orang ketiga seperti penyebutan nama tokoh atau “dia”.
Dalam novel Layar Terkembang ini menggunakan gaya bahasa yang menggunakan majas personifikasi yang mengesankan benda mati seolah memiliki sifat seperti manusia. Juga memiliki banyak syarat akan kesan bahasa Melayu.
Amanat yang terkandung dalam novel Layar Terkembang ini meskipun sebagai wanita memiliki peranan yang berbeda dengan laki-laki namun harus tetap berpengetahuan dan berwawasan luas agar wanita bisa lebih berdaya guna dan bermartabat.
Selain itu permasalahan hidup memang selalu ada dan cara yang terbaik adalah dengan menghadapinya.
Berikut ini merupakan unsur intrinsik dari novel Layar Terkembang, diantaranya adalah:
Dan nilai sosial yang terkandung dalam novel ini adalah ketika sang Kakak yang merawat sang adik dengan penuh kasih itu merupakan nilai sosial yang patut di contoh dalam novel ini.
Nilai moral yang terkandung dalam novel Layar Terkembang ini adalah ketika Yusuf dan Tuti menepati janji mereka kepada mereka. Ini merupakan contoh yang baik karena janji haruslah di tepati.
Baca juga: Resensi Lengkap Novel Argantara
Bagian akhir dari Resensi novel Layar Terkembang ini adalah pesan moral. Dan berikut pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut.
Sebagai wanita kita harus memiliki pendidikan, berpengetahuan dan wawasan yang tinggi agar wanita bisa lebih berdaya guna dan bermartabat.
Selain itu permasalahan hidup memang selalu ada dan cara yang terbaik adalah dengan menghadapinya dan tetap tabah dan sabar.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.