Terangkan tentang gurindam! Gurindam merupakan puisi lama yang terdiri dari dua bait. Dan dalam tiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama dan menjadi satu kesatuan yang utuh.
Kamu akan temukan pembahasan lengkapnya di artikel ini. Silahkan baca artikel ini sampai selesai.
Sebentar lagi kamu akan mengetahui pengertian gurindam secara lengkap di bawah ini. Baik secara umum maupun pengertian gurindam menurut para ahli, yaitu:
Pengertian gurindam secara umum yaitu adalah sajak puisi lama yang terdiri dari dua baris sajak yang berisi petuah atau nasihat.
Gurindam juga merupakan puisi lama yang terdiri dari dua bait dalam tiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama dan menjadi satu kesatuan yang utuh.
Berikut pengertian gurindam menurut para ahli, diantaranya adalah:
Gurindam berdasarkan bentuknya ialah jenis puisi melayu lama yang tidak tentu bentuknya, ada yang terikat dan tidak.
Istilah gurindam berasal dari bahasa sanskrit. Walau berasal bahasa asing, dalam perkembangan puisi melayu, gurindam berkembang dalam tradisi lisan dan mempunyai bentuknya tersendiri dan berlainan dengan gurindam dalam bahasa Sanskrit.
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana Gurindam adalah sebuah kalimat majemuk yang terbagi menjadi dua baris yang bersajak.
Tiap baris merupakan kalimat yang yang terhubung, yang terdiri dari anak kalimat dan induk kalimat, dengan jumlah suku kata yang tidak ditentukan tiap barisnya.
Menurut Raja Ali Haji gurindam adalah puisi yang terdiri dari dua baris yang berpasangan, bersajak atau berima dan memberikan ide yang lengkap atau sempurna dalam pasangannya.
Dengan keadaan yang demikian, baris pertamanya dapat dianggap syarat (protasis) dan baris kedua sebagai jawab (apodosis).
Baca juga: Langkah Langkah Musikalisasi Puisi yang Benar
Setelah memahami beberapa pengertian tentang gurindam. Mari, kita simak beberapa jenis gurindam di bawah ini:
Gurindam jenis ini memiliki teks berkait antara baris satu dan dua begitu pun dengan selanjutnya terus berkaitan.
Gurindam ini memiliki kata yang sama pada setia dua baris. Jadi selain bunyi konsonan sama, kata awal juga memiliki kesamaan.
Adapun beberapa ciri Gurindam, yaitu:
Ciri paling khusus dari karya sastra gurindam adalah struktur naskahnya. Dimana naskah gurindam hanya terdiri dari dua baris saja tidak lebih dan hal tersebutlah yang membesarkan gurindam dengan puisi lainnya.
Ciri selanjutnya dari gurindam adalah struktur teksnya. Struktur teks gurindam di bangun dari dua konsep. Konsep pertama mengandung pernyataan atau sebuah kasus. Lalu dilanjutkan kosekuensinya di baris kedua atau akibat dari kasus pertama.
Berikutnya ciri gurindam yaitu memiliki bunyi akhir kalimat yang senada. Bunyi konsonan dalam ujung barisnya biasanya sama misal baris pertama memiliki konsonan A maka demikian juga baris kedua.
Rima yang ada pada gurindam selalu berakhiran a-a, b-b, c-c, d-d dan sebagainya. Jika tidak begitu maka bisa dipastikan itu tidak termasuk dalam karya sastra melayu gurindam.
Ciri berikutnya dari gurindam adalah menganduh petuah bijak atau ajaran hidup. Nasehat bijak kepada sesama manusia agar melakukan kebaikan selama hidup di dunia.
Berbeda dengan karya sastra puisi baru yang bisa bertemakan umum. Sedangkan karya sastra gurindam hanya dapat ditemui berupa nasihat kehidupan atau agama.
Baca juga: Langkah-Langkah Menulis Puisi yang Baik
Setelah memahami pengertian, jenis-jenis dan ciri-ciri dari gurindam mari kita simak beberapa contoh gurindam di bawah ini:
Berikut ini merupakan contoh gurindam berkait:
Lakukan saja yang menurutmu benar,
Lakukan saja yang menurutmu pantas,
Hidup hanya bergantung hati,
Hidup hanya sesaat dan kemudian mati.
Berikut ini merupakan contoh gurindam berangkai:
Siapa tak ingin sesat dunia akhirat,
Maka cepatlah taubat sebelum terlambat.
Tapi siapa yang lekas bertaubat sebelum kiamat,
Maka didapatlah itu yang namanya selamat.
Baca juga: Perbedaan Syair dan Seloka
“Pasal 1“
Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat.
Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
Tahulah ia barang yang terperdaya.
Barang siapa mengenal akherat,
Tahulah ia dunia mudarat.
“Pasal 2”
Barang siapa mengenal yang tersebut,
Tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
Seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
Tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
Tiadalah hartanya beroleh berkat.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.