Menulis peristiwa sejarah harus objektif karena itu merupakan sebuah syarat utama dari suatu peristiwa dapat di sebut sejarah. Objektif itu sendiri peristiwa yang di dukung oleh fakta sejarah dan menunjukan ketepatan peristiwa.
Objektif berarti peristiwa sejarah terjadi apa adanya dan tidak dipengaruhi oleh pemikiran seseorang. Dalam artikel ini akan dijelaskan lebih mendalam mengenai mengapa peristiwa sejarah harus objektif.
Bukan hanya itu kamu juga akan memahami dampak penulisan peristiwa sejarah tidak di tulis secara objektif. Simak terus artikel ini agar kamu mengetahui jawabannya secara lengkap.
Menulis peristiwa sejarah harus objektif sesuai dengan bukti kebenarannya atau fakta sejarah yang sesungguhnya. Setiap peristiwa sejarah yang sudah terjadi harus di dukung oleh sumber-sumber sejarah.
Mengapa? Karena agar peristiwa tersebut tidak di golongkan sebagai kebohongan, rekayasa, atau hasil imajinasi manusia belaka.
Dan alasan lainnya kenapa sejarah harus di tulis secara objektif karena sejarah dianggap sebagai ilmu, dimana dulu benda-benda purbakala di masa lalu.
Yang apabila tidak di teliti dan di tuliskan kebenarannya dengan metode yang sistematis maka kita sebagai makhluk masa kini tidak mengetahui ilmu mengenai hal tersebut.
Dari catatan catatan sejarah tersebutlah kita manusia di zaman modern semakin kritis karena belajar dari sejarah.
Sejarah di tulis secara objektif karena ada terkandung pengertian bahwa sejarah tersebut hanya akan terjadi satu kali sehingga tidak berulang dan tidak dapat di ulang lagi.
sehingga catatan sejarah tersebut harus di tulis secara objektif.
Menurut sejarawan Indonesia bernama Sartono Kartodirdjo dalam bukunya berjudul “Pendekatan Ilmu Dalam Metedologi Sejarah” menyebutkan bahwa pengertian sejarah di bagi menjadi dua yaitu pengertian subjektif dan objektif.
Sejarah di sebut subjektif karena sejarah memuat unsur-unsur dan isi subjek (pengarang, penulis). Karena pengetahuan maupun gambaran sejarah adalah hasil penggambaran atau rekontruksi dari pengarang.
Atau rekontruksi dari pengarang, otomatis memuat sifat-sifat, gaya bahasa, struktur pemikiran, pandangan dan sebagainya.
Sedangkan pengertian sejarah objektif adalah menunjukan kejadian atau peristiwa itu sendiri, yaitu proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian tersebut sekali terjadi dan tidak dapat di ulang atau terulang lagi.
Orang yang mengalami suatu kejadian pun sebenarnya hanya dapat mengamati sebagian dari totalitas kejadian tersebut.
Oleh karena itu, tidaklah salah jika ada yang mengatakan bahwa sejarah berulang masuk pada pengertian subjektif.
Sejarawan untuk melihat kembali secara objektif harus bisa mengenal dengan jelas berbagai struktur kebudayaan dan sosial manusia yang kan di telitinya. Termasuk berbagai pemahaman metodologi ke arah ini.
Karena tanpa mengenal dan mengerti dari dekat objek yang akan di kaji berikut metodologinya mustahil seseorang bisa menjelaskan fenomena sejarah secara objektif.
Begitu pun, tanpa metodologi yang jelas alur penjelasan secara rasional atau dalam bahasa sekarang rekontruksi, sistematika kronologi dan analisinya akan sulit di mengerti.
Jadi yang dimaksud objektif dari peristiwa sejarah adalah sebuah tulisan sejarah yang di dukung oleh fakta-fakta asli tanpa melibatkan pendapat pribadi.
Dengan melakukan metodologi dan rekontruksi serta analisis yang sistematis.
Lalu bagaimana penulisan sejarah tidak objektif apa yang akan terjadi? Umumnya akan kehilangan kemanfaatan dari peristiwa sejarah.
Karena telah kita ketahui bahwa peristiwa sejarah memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Dan berikut ini merupakan dampak penulisan sejarah tidak objektif, yaitu:
Manfaat sejarah yang besar dalam pembelajaran publik. Hasil dari riset dapat memberikan gambaran yang komprehensif kepada masyarakat mengenai peristiwa masa lalu.
Jika penulisan peristiwa sejarah tidak di lakukan secara objektif maka penerima sejarah hanya akan mendapatkan berita kebohongan semata. Dan itu akan merugikan masyarakat karena mendapat penjelasan palsu.
Karena manfaat sejarah bagi masa kini yaitu sebagai landasan-landasan intruksi di masa kini. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah peristiwa di masa lalu terulang kembali.
Misalnya taktik militer dan sistem pendidikan, yang pembeharuannya berkaca pada evaluasi-evaluasi di masa lampau.
Hingga manusia selalu berkembang dalam lintasan waktu dan hal ini di dorong oleh adanya peristiwa sejarah.
Peristiwa sejarah memuat manfaat sebagai inspiratif terutama apabila berkenaan dengan peristiwa heroik atau tokoh-tokoh tertentu.
Inspirasi ini akan menunjang perkembangan manusia di masa kini untuk mengulang atau melampaui sejarah.
Dampak peristiwa sejarah yang tidak ditulis secara objektif menjadi kesalahan cerita yang turun temurun karena telah menyampaikan peristiwa palsu atau rekayasa dan itu terus berlanjut ke generasi selanjutnya.
Setelah memahami pengertian dari peristiwa sejarah objektif, apa yang di maksud objektif dalam cerita sejarah dan juga dampak dari penulisan sejarah tidak objektif kalian akan semakin memahami mengapa menulis peristiwa sejarah harus objektif?
Karena sejarah memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia terutama dalam bidang edukatif (keilmuan) banyak ilmu dari sejarah yang bisa kita pelajari dan gunakan sebagai referensi di masa kini.
Karena sejarah bisa menjadi landasan instruktif atau pembangunan di masa kini, dengan melihat sejarah kita bisa berevaluasi dan memperbaiki diri dari masa ke masa.
Karena sejarah pula kita bisa mencari insfiratif dari tokoh-tokoh terdahulu sehingga kita mengambil keputusan untuk seperti mereka atau melampauinya.
Karena sejarah merupakan sebuah kejadian penting dan itu tak akan terulang kembali sehingga penulisan secara objektif harus di lakukan agar tidak dianggap sebagai kebohongan dan rekayasa belaka.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.