Pramoedya Ananta Toer merupakan seorang penulis yang sangat produktif dan kritis. Seperti pada novel Anak Semua Bangsa yang mengisahkan Minke dan kawan-kawan lebih mengenal bangsanya.
Penasaran dengan buku ini? Kamu bisa baca resensi novel Anak Semua Bangsa ini terlebih dahulu dalam artikel ini.
Karena disini akan di bahas secara lengkap mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik dan kelebihan juga kekurangan dan pesan moral. Simak yuk!
Judul Novel | Anak Semua Bangsa |
Penulis | Pramoedya Ananta Toer |
Jumlah halaman | 552 halaman |
Ukuran buku | 14×21 cm |
Penerbit | PT Lentera Dipantara |
Kategori | Fiksi Sejarah |
Tahun Terbit | 2006 |
Harga novel | Rp. 132.000 |
Novel Anak Semua Bangsa ini bisa kamu beli mulai dar harga Rp. 132.000. novel ini di terbitkan pada tahun 2006 dengan ketebalan novel 552 halaman dan di terbitkan oleh PT Lentera Dipantara.
Novel Anak Semua Bangsa ini menceritakan tentang penggambaran penulis tentang penderitaan rakyat Jawa di bawah pemerintahan Belanda yang licik dan haus kekuasaan.
Minke adalah seorang penulis pribumi yang begitu mendewakan Eropa.
Novel di awali dengan Minke kehilangan istrinya yaitu Annelis Mellema yang meninggal saat perjalanan karena sakit keras.
Panji Darman yang menemani Annalis sampai menemui ajalnya.
Banyak surat yang dikirimkan oleh Panji Darman untuk Minke dan mertuanya Nyai Ontosoroh.
dan saat itu Minke juga Mama (Nyai Ontosoroh) sedang saling menguatkan untuk melepas duka cita.
Pandangan Minke akan dunia dan bangsa-bangsa yang ada di dalamnya dipengaruhi oleh teman-temannya yang kebanyakan orang Eropa.
Namun, karena sebuah kejadian yang tidak mengenakan yang di alami Minke akhirnya ia sadar negara yang ia idam-idamkan tidak selamanya benar.
Lalu bagaimana sikap Minke selanjutnya?
Mengenai perjuangannya untuk mengenali bangsanya sendiri dibanding mengagung-agungkan Belanda yang nyatanya malah tidak baik? Simak terus kelanjutannya di novel Anak Semua Bangsa.
Dalam resensi novel Anak Semua Bangsa tentunya akan di temukan unsur intrinsik di dalamnya yaitu:
Tema yang diangkat dalam novel Anak Semua Bangsa ini yaitu tentang bagaimana seorang Minke yang mulai mengenal orang-orang negaranya sendiri.
Dan mulai prihatin dan sadar akan situasi yang sebenarnya.
Berikut ini merupakan beberapa tokoh yang terdapat dalam novel Anak Semua Bangsa, diantaranya adalah:
Alur yang digunakan dalam novel Anak Semua Bangsa yaitu menggunakan alur maju di mana dari awal cerita hingga akhir di ceritakan secara runtut dan beraturan.
Latar waktu yang digunakan dalam novel Anak Semua Bangsa yaitu menggunakan latar waktu pagi, siang, sore dan malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel Anak Semua Bangsa yaitu di atas kapal, Neterland, Sidoarjo, dan Wonokromo.
Meski di tulis dengan sudut pandang orang pertama “Aku”. Buku ini mengisahkan banyak peristiwa yang tidak dialami oleh tokoh Minke. Seperti ada cerita di dalam cerita.
Yang dikisahkan melalui orang ketiga, atau dikisahkan oleh orang ketiga atau sebagai bahan tulisan Minke sendiri.
Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa yang ringan dan mudah di pahami dengan berbagai majas di dalamnya seperti majas simile, metafora, personifikasi, hiperbola.
Amanat yang terkandung dalam novel Anak Semua Bangsa yaitu janganlah menilai seseorang dari bahasa dan warna kulitnya.
Apa pun bahasanya atau warna kulitnya tidak ada orang yang benar-benar agung dan dari negara mana pun ada yang lebih baik dan lebih jahat.
Berikut ini merupakan unsur ekstrinsik dari novel Anak Semua Bangsa, yaitu:
Seperti persahabatan, Tuan Kommer, Jean dan Minke yang bersahabat menandakan jalinan sosial mereka sangat baik.
Minke yang sejak lahir di ajarkan takut dan patuh terhadap orang tua. Itu merupakan nilai moral yang terkandung dalam novel tersebut.
Seperti terlihat dari kutipan tersebut
“Dan Surati duduk, menunduk sebagaimana mestinya adat gadis muda di hadapan orang tua, apa lagi di hadapan pria seorang pria yang tak pernah dikenalnya”. (halaman 183).
Minke yang merupakan lulusan H.B.S.
Terakhir dari sebuah resensi novel Anak Semua Bangsa yaitu pesan moral apa yang terkandung dalam novel tersebut yaitu:
Janganlah menilai seseorang dari bahasa dan warna kulitnya. Serta apa pun bahasanya atau warna kulitnya tidak ada orang yang benar-benar agung.
Dan dari negara mana pun ada yang lebih baik dan juga lebih jahat.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.