Seperti halnya teks lainnya dalam bahasa Indonesia, artikel juga memiliki Unsur Kebahasaan sendiri.
Artikel memang berbeda dengan berita artikel menawarkan wawasan baru baik berupa teori maupun keterampilan atau alternatif pemecahan masalah.
Artikel berupa tulisan yang bertemakan berbagai bidang seperti kebudayaan teknologi, perekonomian, kesehatan dan lain sebagainya.
Lalu apa saja unsur kebahasaan artikel? Yuk simak selengkapnya dalam artikel ini.
Unsur kebahasaan artikel adalah unsur-unsur penting yang mendasar dalam kebahasaan atau penyampaian dari artikel itu sendiri.
secara garis besar ada 3 unsur kebahasaan artikel yaitu kosakata, konjungsi, dan adverbia. Di Kosa Kata terdapat 4 sub bagian, di adverbia ada 8 sub bagian. yuk di simak!
Berikut merupakan unsur kebahasaan artikel diantaranya adalah:
Kosa kata adalah pembendaharaan kata. Penulis artikel memerlukan kosakata yang menarik untuk meyakinkan pembaca atas opini yang disampaikannya.
Dengan kosakata yang menarik, artikel yang di sajikan akan menarik pula.
Ada beberapa aspek yang mempengaruhi penggunaan kosakata agar sebuah artikel menjadi menarik. Diantaranya yaitu:
Yang pertama penggunaan kosa kata istilah umum. Artikel yang di muat di media massa akan di baca secara umum. Oleh karena itu, untuk mempermudah pemahaman pembaca.
Hendaknya penulis menggunakan bahasa yang umum atau menambah keterangan pada bahasa khusus.
Selanjutnya harus aktual informasi yang disajikan dalam artikel sedang menjadi pembicaraan orang banyak. Khalayak akan tertarik pada artikel jika mengandung unsur kebaruan.
Unsur kebaruan disini bisa kebaruan informasi maupun kebaruan opini penulis.
Penulis bisa menuangkan gagasan baru mengenai peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kosakata yang aktual dengan peristiwa mutakhir.
Suatu peristiwa yang disampaikan dengan kosakata yang sedang populer atau kontroversial di khalayak media akan membuat artikel semakin menariik.
Dengan judul yang relevan dengan isi menggunakan kosakata yang fenomenal yaitu peristiwa yang luar biasa dan peristiwa yang sedang ramai dibicarakan masyarakat.
Keterangan oposisi merupakan keterangan berupa frasa yang menerangkan suatu subjek maupun objek.
Jika di tulis keterangan ini diapit tanda, tanda pisah, atau tanda kurung. Contoh : Bu Rina, Kepala UPTD Puskesmas Talegong kami memberikan pidato mengenai pentingnya melahirkan di Fasyankes.
Selanjutnya unsur kebahasaan artikel adalah konjungsi. Konjungsi itu sendiri merupakan kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat.
Yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa klausa dengan klausa serta kalimat dengan kalimat.
Ada beberapa konjungsi yang sering di jumpai pada artikel. Konjungsi yang digunakan untuk menyampaikan urutan argumentasi, seperti pertama, kedua dan ketiga.
Sementara itu, konjungsi yang dapat memperkuat argumentasi yaitu selain itu, sebagai contoh, misalnya, padahal, dan justru.
Konjungsi yang digunakan untuk menyatakan hubungan waktu, seperti sejak dan sebelumnya.
Ada pula konjungsi yang digunakan untuk menyatakan harapan, seperti supaya dan agar.
Yang selanjutnya unsur kebahasaan artikel adalah adverba. Menurut KBBI Adverba merupakan kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva atau kalimat, misalnya sangat, lebih, dan tidak.
Adverbia disebut juga sebagai kata keterangan. Penggunaan adverbia dapat mempermudah penulis untuk mengekspresikan sikap eksposisi. Sikap eksposisi merupakan sikap menguraikan atau memaparkan suatu maksud dan tujuan.
Adverbia mememilki beberapa jenis diantaranya yaitu adverbia kualitatif, kuantitif, limitatif, frekuentif, kewaktuan, kecaraan, konstrasif, dan keniscayaan.
Berikut penjelasan secara lengkapnya di bawah ini.
Adverbia kualitatif adalah adverbia atau kata keterangan yang meneragkan makna kualitas suatu benda ataupun objek.
Adverbia ini ditandai dengan kata paling, sangat, lebih, dan kurang. Contohnya Naina merupakan anak yang paling putih di kampungnya.
Adverbia kuantitaif adalah adverbia yang menerangkan makna jumlah atau kuantitas suatu benda.
Adverbia ini ditandai dengan beberapa kata seperti beberapa, sedikit, cukup, dan banyak. Contohnya: gotong royong membersihkan jalan raya kampung hanya diikuti oleh sedikit warga.
Selanjutnya ada jenis adverbia limitatif. Adverbia limitatif ini merupakan adverbia yang menerabfkan adanya suatu pembatasan. Adverbia ini ditandai dengan kata sampai, saja, dan hanya.
Contohnya: saya bekerja dari jam 11.00 siang sampai jam 15.00 sore saja.
Berikutnya ada adverbia frekuentif yaitu adverbia yang menerangkan tingkat keseringan suatu perbuatan. Adverbia ini ditandai dengan kata selalu, sering, jarang dan kadang -kadang.
Contohnya: aku sering melihat anak itu berjualan se pisang coklat setiap hari. Atau aku jarang melihat mereka bertengkar jika di luar rumah.
Lalu ada adverbia kewaktuan yaitu adverbia yang menerangkan keterangan waktu pada suatu peristiwa tertentu. Adverbia ini ditandai dengan kata baru dan segera.
Berikut merupakan contoh adverbia kewatuan yaitu ibuku baru saja pulang dari kantor.
Adalah adverbia yang menerangkan adanya keterangan cara dalam melakukan suatu hal.
Ditandai dengan kata diam-dia, segera, dan pelan-pelan. contoh ayah mengambil mainan adik secara diam-diam.
Yaitu yang menerangkan adanya pertentangan makna antara adanya pertentangan makna antara satu hal dengan yang lain. ditandai dengan bahkan, malahan, padahal, dan justru.
Contoh jangankan makan bahkan untuk minum saja dia sudah tak mau.
Merupakan adverbia yang menerangkan kepastian akan terjadinya suatu kejadian atau peristiwa ditandai dengan kata niscaya, pasti, dan tentu. Kita pasti berhasil jika kita benar-benar berusaha.
Jika diatas merupakan unsur kebahasaan artikel maka kaidah kebahasaan artikel adalah argumentasi, faktual, penggunaan istilah/teknis, konjungsi dan pronomina.
Bagaimana sudah lebih paham mengenai kebahasaan artikel?
Yuk, share artikel ini jika di rasa bermanfaat.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.