Menganalisis sebuah karya tentunya harus memiliki pendekatan dalam menelaah karyanya. Pendekatan itu sendiri hadir sebagai landasan berpikir atau cara pandang dalam mengkaji karya sastra secara luas.
Dan karya sastra yang akan kita analisis kali ini adalah Tetralogi Karya Andrea Hirata yang berjudul Sang Pemimpi.
Analisis Novel Sang Pemimpi ini akan menelaah secara dalam dari identitas dan unsur intrinsik dari novel tersebut.
Seperti tema, tokoh, alur, latar, gaya bahasa, sudut pandang dan juga amanat yang terkandung di dalam novel tersebut. Yuk kita simak penjelasannya sebagai berikut
Judul Novel | Sang pemimpi |
Penulis | Andrea Hirata |
Jumlah halaman | 292 Halaman |
Ukuran buku | 13×20,5 cm |
Penerbit | PT. Bentang Pustaka |
Kategori | Fiksi Motivasi |
Tahun Terbit | 2006 |
Harga novel | Rp. 71.000 |
Novel Sang Pemimpi ini merupakan novel kedua dari tetralogi Laskar Pelangi. Dan novel ini pertama kali terbit di tahun 2006 dan di terbitkan oleh PT Bentang Pustaka.
Sama halnya dengan novel pertamanya. Novel ini juga menjadi best seller dan diterjemahkan ke beberapa bahasa asing.
Dalam novel ini Penulis mengisahkan kehidupannya di Belitong dengan persahabatan ketiga tokoh yakni Ikal, Arai dan Jimbron.
Langsung saja mari kita telaah, unsur intrinsik dari analisis novel sang pemimpi berikut ini secara lengkap:
Dalam novel Sang Pemimpi ini, penulis mengangkat tema tentang perjuangan serta kegigihan dalam menjalani kehidupan dan meraih impian demi masa depan yang lebih cerah dan lebih baik.
Berikut ini merupakan tokoh dan penokohan dari novel Sang Pemimpi secara lengkap:
Alur yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi ini menggunakan alur campuran namun di doinasi oleh alur maju.
Alur maju digunakan penulis saat menceritakan kenakalan tiga tokoh utama saat dikejar oleh Pak Mustar.
Kemudian alur mundur saat menceritakan awal mula Ikal bertemu dengan Arai.
Serta saat penulis menceritakan kisah hidup Jimbron dan Laksmi, penyebab gagapnya Jimbron dan penyebab murungnya Laksmi.
Berikut merupakan latar dari novel Sang Pemimpi baik latar waktu, tempat dan suasana:
Latar waktu yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi yaitu pada senin pagi, hari minggu, suatu pagi buta, usai shalat Isya.
Pukul 12 malam, 15 Agustus 1988, lewat tengah malam, usai shalat magrib, dan pada pagi yang indah.
Latar tempat yaitu di: Sekolah, gudang, peti es, rumah Ikal, Los kontrakan, pabrik cincau.
Gubuk Arai, tengah lapangan, Rumah Nurmala, rumah Bang Zaitun, Bogor, Terminal Tanjung Priok, UI Depok, Bioskop, Terminal Bus Bogor dan kapal.
Latar suasana yaitu : suasana tegang, panik, terharu, gugup, jengkel, ketakutan, penyesalan, gaduh, marah, bahagian, lega dan kaget.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi ini menggunakan Gaya Bahasa umumnya seperti metafora, majas hiperbola, personifikasi, repetisi, perumpamaan, ironi dan alergo.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama. Terlihat karena tokoh menyebut dirinya “Aku” dan mendominasi cerita.
Terakhir dari analisis novel sang pemimpi yaitu amanat yang terkandung dalam novel tersebut adalah:
Bahwa kekurangan serta kesederhanaan, kesulitan dalam hidup bukanlah sebuah alasan untuk kita berhenti bermimpi dan menyerah begitu saja.
keadaaan yang serba kekurangan juga bukan alasan kita untuk tidak bahagia.
Setelah kita berdamai dengan kenyataan yang sulit maka segala rasa pesimis akan sirna begitu saja, tekad akan semakin kuat dan berusahalah menggapai mimpi.
Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.