Unsur intrinsik novel merupakan elemen utama yang membentuk karya itu sendiri.
Unsur inilah yang membuat karya sastra hadir sebagai karya sastra unsur-unsur secara faktual akan kamu jumpai jika orang membaca karya sastra.
Pada umumnya unsur intrinsik ada 8 diantaranya tema, tokoh dan penokohan, alur, latar waktu, latar tempat, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat.
Kali ini saya akan membahas mengenai unsur intrinsik novel ronggeng dukuh paruk, beserta unsur ekstrinsik nya. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Sebelum membahas apa saja unsur intrinsik dari novel Ronggeng Dukuh Paruk. Kamu perlu mengetahui apa itu unsur intrinsik novel.
Unsur intrinsik novel merupakan bahan penyusunan karya sastra yang bersumber dari karya itu sendiri. Unsur intrinsik harus ada dalam sebuah karya.
Jika salah satu unsur tidak di cantumkan maka tulisan tersebut tidak bisa di sebut karya sastra.
Jadi unsur intrinsik novel adalah elemen utama yang membentuk karya itu sendiri.
Unsur intrinsik novel secara umum terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat.
Novel ronggeng dukuh paruk merupakan novel karya dari Ahmad Tohari yang mulai di terbitkan pada tahun 1982.
Novel yang memiliki ketebalan 408 halaman juga ukuran 15×21 cm ini di terbitkan oleg PT. Gramedia Pustaka Utama.
Novel ini merupakan novel yang bergenre fiksi romantis yang di dalamnya menceritakan latar sejarah bangsa Indonesia dan kebudayaannya.
Berikut merupakan unsur intrinsik novel ronggeng dukuh paruk, di antaranya adalah:
Tema yang menonjol dalam novel ronggeng dukuh paruk ini yaitu bertemakan cinta, budaya dan adat istiadat.
Novel ini menceritakan tentang adat istiadat dan kebudayaan dan sebuah dukuh yang ada di Banyumas bernama Dukuh Paruk.
Selain itu novel ini juga menyelipkan tentang percintaan asmara sang ronggeng dengan pemuda bernama Rasus.
Berikut beberapa tokoh yang terdapat dalam novel ronggeng dukuh paruk diantaranya adalah:
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalam ceritanya.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ronggeng dukuh paruk yaitu:
Latar waktu yang digunakan dalam novel ronggeng dukuh paruk diantaranya adalah:
Musim kemarau, sebelas tahun yang lalu, agustus tahun 1963, tahun 1964, februari 1966, tahun 1970.
Ada beberapa bagian sudut pandang yang terdapat dalam novel ronggeng dukuh paruk diantaranya adalah:
Di dalam novel ronggeng dukuh paruk ini ada beberapa menggunakan bahasa jawa dan mantra-mantar Jawa yang tidak ada terjemahannya.
Sehingga bagi yang kurang paham akan kebingungan dengan makna di balik kata-kata tersebut.
Jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihatlah orang dari dalam dirinya. Dan jangan mudah dibodohi dan terhasut oleh orang lain.
Ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.
Selain unsur intrinsik novel ronggeng dukuh paruk akan dijelaskan juga unsur ekstrinsik novel tersebut yaitu adalah:
Novel ini tidak diperlihatkan nilai keagamaan adat di dukuh paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya.
Unsur kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng karena segala sesuatu yang berhubungan dengan antar manusia.
Lebih mengutamakan ronggeng dan itu merupakan kebanggaan masyarakat di sana.
Di novel ini sering diceritakan kemiskinan masyarakat Dukuh Paruk. Yang digambarkan terletak di tengah-tengah pematang sawah namun kering kerontang.
Budaya ronggeng merupakan budaya dari khas desa tersebut dan menjadikan suatu kebanggaan masyarakat di sana
Nah, itu dia penjelasan mengenai unsur intrinsik novel ronggeng dukuh paruk beserta unsur ekstrinsiknya. Jika kamu merasa artikel ini sangat bermanfaat yuk share artikel ini di medis sosial kesayanganmu.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.