Majas merupakan salah satu elemen penting dalam karya sastra yang memperindah bahasa dan memberikan efek emosional tertentu kepada pembaca. Salah satu jenis majas yang sering digunakan adalah majas asosiasi perumpamaan.
Sebagai seorang penulis, kamu mesti paham hal ini. Karena ini bisa menjadi salah satu teknik penulisan yang bagus untuk menciptakan kalimat yang unik dan menarik untuk dibaca.
Nah, di artikel ini akan saya bahas pengertian, ciri-ciri, dan memberikan 55 contoh majas asosiasi perumpamaan beserta penjelasannya yang dapat memperkaya pengetahuan.
Majas asosiasi perumpamaan adalah gaya bahasa yang digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda tetapi memiliki kesamaan sifat atau karakteristik.
Perbandingan ini biasanya menggunakan kata-kata penghubung seperti “seperti,” “bagai,” “laksana,” atau “ibarat.”
Tujuannya adalah untuk menonjolkan kesamaan tersebut sehingga membuat gambaran lebih hidup dan jelas dalam pikiran pembaca.
Majas asosiasi ini memiliki beberapa ciri yang bisa kamu bedakan dengan kalimat lainnya. Berikut adalah beberapa cirinya:
1. Menggunakan Kata Penghubung
Kata-kata seperti “seperti,” “bagai,” “laksana,” atau “ibarat” menjadi penanda utama majas ini.
2. Membandingkan Dua Hal Berbeda
Ada dua hal yang dibandingkan dalam satu kalimat, di mana salah satu hal digunakan untuk memperjelas atau memperindah hal lainnya.
3. Menonjolkan Kesamaan
Fokusnya adalah pada kesamaan antara dua hal yang dibandingkan, meskipun keduanya sebenarnya berbeda.
Untuk lebih mudah memahaminya, berikut saya berikan beberapa contoh majas asosiasi atau perumpamaan ini:
1. Bagaikan air di daun talas, hatinya tak pernah tenang.
Air di daun talas selalu bergerak dan tidak pernah tenang, sama halnya dengan hati yang terus-menerus gelisah.
2. Seperti mentari pagi, senyumnya menyinari hati.
Senyum yang indah dan cerah dibandingkan dengan sinar matahari pagi yang menyinari dan menghangatkan hati.
3. Bagai duri dalam daging, rasa sakit itu terus terasa.
Perasaan sakit yang konstan dibandingkan dengan duri yang menusuk daging, selalu menimbulkan rasa sakit.
4. Laksana pungguk merindukan bulan, cintanya tak terbalas.
Rasa rindu yang tidak mungkin terwujud, seperti burung pungguk yang merindukan bulan.
5. Ibarat buih di lautan, harapannya hilang tak berbekas.
Harapan yang hilang dan lenyap seperti buih di lautan yang mudah pecah dan menghilang.
6. Seperti api dalam sekam, amarahnya tersimpan rapat.
Amarah yang tersembunyi namun bisa meledak sewaktu-waktu, seperti api yang terpendam dalam sekam.
7. Bagaikan kupu-kupu, kecantikannya mempesona.
Kecantikan yang mempesona dan menarik perhatian, seperti keindahan kupu-kupu.
8. Seperti batu karang, keteguhannya tak tergoyahkan.
Keteguhan yang sangat kuat dan kokoh, seperti batu karang yang tahan terhadap ombak.
9. Laksana embun pagi, kesegarannya menenangkan jiwa.
Kesegaran yang membawa ketenangan dan kedamaian, seperti embun pagi yang menyejukkan.
10. Ibarat benang kusut, masalahnya sulit diurai.
Masalah yang sangat rumit dan sulit untuk diselesaikan, seperti benang yang kusut.
11. Seperti bintang di langit, mimpinya tinggi menjulang.
Mimpi yang sangat tinggi dan ambisius, seperti bintang yang berada di langit yang tinggi.
12. Bagai pelangi setelah hujan, kehadirannya membawa kebahagiaan.
Kehadiran yang membawa kegembiraan dan keindahan, seperti pelangi yang muncul setelah hujan.
13. Laksana air sungai, pikirannya mengalir tanpa henti.
Pemikiran yang terus-menerus mengalir dan tidak pernah berhenti, seperti air sungai.
14. Ibarat kaca yang retak, hatinya penuh luka.
Hati yang sangat terluka dan rapuh, seperti kaca yang sudah retak.
15. Seperti malam tanpa bintang, hidupnya terasa sepi.
Kesepian yang sangat mendalam, seperti malam yang gelap tanpa bintang.
16. Bagaikan harimau di dalam sangkar, keberaniannya terpenjara.
Keberanian yang terbatasi dan tidak bisa diekspresikan, seperti harimau yang terkurung di dalam sangkar.
17. Seperti bunga di taman, keberadaannya memperindah lingkungan.
Kehadiran yang memperindah dan menyemarakkan suasana, seperti bunga di taman.
18. Laksana samudra, wawasannya luas tak terbatas.
Pengetahuan yang sangat luas dan mendalam, seperti samudra.
19. Ibarat kertas putih, hatinya bersih tanpa noda.
Hati yang sangat murni dan bersih, seperti kertas putih yang belum ternoda.
20. Seperti gunung berapi, emosinya siap meletus kapan saja.
Emosi yang mudah meledak, seperti gunung berapi yang siap meletus kapan saja.
21. Bagai mentega di atas roti, kerjasama mereka sempurna.
Kerjasama yang sangat harmonis dan sempurna, seperti mentega yang menyatu dengan roti.
22. Seperti es di padang pasir, kehadirannya sangat langka.
Kehadiran yang sangat jarang dan sulit ditemukan, seperti es di padang pasir.
23. Laksana pelaut tanpa kompas, hidupnya tanpa arah.
Kehidupan yang tanpa tujuan dan arah, seperti pelaut yang berlayar tanpa kompas.
24. Ibarat pohon tanpa akar, keberadaannya tak kokoh.
Keberadaan yang tidak stabil dan mudah goyah, seperti pohon tanpa akar.
25. Seperti burung dalam sangkar emas, kebebasannya terbatasi.
Kebebasan yang terbatas meskipun dalam keadaan yang mewah, seperti burung dalam sangkar emas.
26. Bagaikan lilin dalam gelap, keberadaannya sangat berarti.
Keberadaan yang memberikan cahaya dan harapan dalam kegelapan, seperti lilin dalam gelap.
27. Seperti intan berlian, nilainya sangat berharga.
Sesuatu yang sangat berharga dan bernilai tinggi, seperti intan berlian.
28. Laksana air yang tenang, pikirannya mendalam.
Pemikiran yang tenang dan mendalam, seperti air yang tenang.
29. Ibarat cermin, kebaikannya memantulkan kebaikan orang lain.
Kebaikan yang menginspirasi orang lain untuk berbuat baik, seperti cermin yang memantulkan bayangan.
30. Seperti angin sepoi-sepoi, kehadirannya membawa ketenangan.
Kehadiran yang menenangkan dan menyegarkan, seperti angin sepoi-sepoi.
31. Bagai ombak di lautan, semangatnya tak pernah surut.
Semangat yang terus berkobar dan tidak pernah padam, seperti ombak di lautan.
32. Seperti durian, penampilannya tajam tetapi isinya manis.
Seseorang yang tampak kasar di luar tetapi sebenarnya baik hati, seperti durian yang berduri tetapi manis di dalam.
33. Laksana permata, kecerdasannya bersinar terang.
Kecerdasan yang menonjol dan memukau, seperti permata yang bersinar.
34. Ibarat api unggun, kebersamaannya menghangatkan suasana.
Kehangatan yang dirasakan dalam kebersamaan, seperti api unggun yang menghangatkan di malam hari.
35. Seperti bunga mawar, kecantikannya disertai duri.
Kecantikan yang memiliki sisi tajam atau berbahaya, seperti bunga mawar yang indah tetapi berduri.
36. Bagaikan bintang jatuh, harapannya pupus.
Harapan yang tiba-tiba hancur, seperti bintang jatuh yang hilang dalam sekejap.
37. Seperti hujan deras, keberaniannya datang tiba-tiba.
Keberanian yang muncul dengan tiba-tiba dan kuat, seperti hujan deras yang turun tiba-tiba.
38. Laksana burung elang, pandangannya tajam dan jauh.
Pandangan yang sangat tajam dan luas, seperti burung elang yang dapat melihat dengan jelas dari ketinggian.
39. Ibarat gunung es, kekuatannya tersembunyi di dalam.
Kekuatan yang tidak tampak di permukaan tetapi sangat besar, seperti gunung es yang sebagian besar terendam di bawah air.
40. Seperti gelombang pasang, perasaannya naik turun.
Perasaan yang berubah-ubah dan tidak stabil, seperti gelombang pasang yang naik dan turun.
41. Bagai ikan di air, ia merasa nyaman dan di tempatnya.
Rasa nyaman dan cocok dalam suatu keadaan atau lingkungan, seperti ikan yang hidup di air.
42. Seperti pisau bermata dua, ucapannya bisa menyakitkan dan menyenangkan.
Ucapan yang memiliki dua efek yang berlawanan, bisa menyakitkan dan menyenangkan, seperti pisau yang bermata dua.
43. Laksana menanam padi di musim kemarau, usahanya sia-sia.
Usaha yang tidak membawa hasil karena tidak sesuai dengan kondisi, seperti menanam padi di musim kemarau.
44. Ibarat benih yang subur, idenya terus berkembang.
Ide yang terus berkembang dan berbuah hasil, seperti benih yang tumbuh subur.
45. Seperti petir di siang bolong, keputusannya mengejutkan.
Keputusan yang sangat mengejutkan dan tidak terduga, seperti petir yang menyambar di siang bolong.
46. Bagai pohon yang rindang, perlindungannya sangat besar.
Perlindungan yang luas dan besar, seperti pohon yang rindang memberikan keteduhan.
47. Seperti kaca yang bening, hatinya jujur dan tulus.
Kejujuran dan ketulusan yang sangat jelas, seperti kaca yang bening.
48. Laksana rumah yang kokoh, keyakinannya tak tergoyahkan.
Keyakinan yang sangat kuat dan tidak mudah goyah, seperti rumah yang kokoh.
49. Ibarat layang-layang putus, ia merasa hilang arah.
Perasaan kehilangan arah dan tujuan, seperti layang-layang yang putus talinya.
50. Seperti sungai yang deras, semangatnya mengalir kuat.
Semangat yang sangat kuat dan terus mengalir, seperti sungai yang deras.
51. Bagai daun jatuh, ia merasa tak berdaya.
Rasa tidak berdaya dan lemah, seperti daun yang jatuh dari pohon.
52. Seperti buaya darat, tindakannya tidak dapat dipercaya.
Tindakan yang tidak dapat dipercaya dan penuh tipu daya, seperti buaya yang dikenal licik.
53. Laksana malam tanpa bulan, hidupnya terasa hampa.
Kehidupan yang terasa hampa dan gelap, seperti malam yang tidak ada bulan.
54. Ibarat awan mendung, suasana hatinya suram.
Suasana hati yang murung dan suram, seperti awan mendung yang menutupi matahari.
55. Seperti kucing dengan sembilan nyawa, ia selalu bangkit dari keterpurukan.
Kemampuan untuk selalu bangkit dari kesulitan, seperti kucing yang konon memiliki sembilan nyawa.
Penggunaan majas asosiasi perumpamaan dalam karya sastra atau tulisan memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Memperindah Bahasa
Dengan menggunakan majas ini, penulis dapat memperindah bahasa yang digunakan sehingga tulisan menjadi lebih menarik dan enak dibaca.
2. Menambah Kesan Artistik
Majas asosiasi perumpamaan memberikan kesan artistik yang kuat dalam tulisan, membuatnya lebih hidup dan memiliki daya tarik tersendiri.
3. Memudahkan Pemahaman
Perbandingan yang digunakan dalam majas ini membantu pembaca untuk lebih mudah memahami konsep atau pesan yang ingin disampaikan penulis.
4. Membangun Imajinasi
Majas asosiasi perumpamaan mengajak pembaca untuk berimajinasi, sehingga mereka dapat merasakan dan membayangkan apa yang dimaksud oleh penulis dengan lebih jelas.
Majas asosiasi perumpamaan adalah salah satu majas yang sangat efektif dalam memperindah bahasa dan menyampaikan pesan dengan cara yang lebih menarik.
Dengan membandingkan dua hal yang berbeda secara implisit, majas ini membantu pembaca untuk memahami pesan yang disampaikan penulis dengan lebih baik.
Contoh-contoh yang diberikan di atas menunjukkan bagaimana majas asosiasi perumpamaan dapat digunakan dalam berbagai konteks untuk menciptakan gambaran yang vivid dan mengesankan.
Menggunakan majas dalam tulisan tidak hanya membuatnya lebih menarik, tetapi juga menambah kedalaman dan kekayaan bahasa.
Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk memahami dan menguasai berbagai jenis majas, termasuk majas asosiasi perumpamaan, agar karya yang dihasilkan dapat dinikmati oleh pembaca dengan lebih baik.
Demikian 55 contoh majas asosiasi perumpamaan beserta penjelasannya. Majas ini dapat digunakan untuk memperindah karya sastra dan membuat gambaran lebih hidup dan jelas bagi pembaca.
Dengan memahami dan menggunakan majas asosiasi perumpamaan, kamu dapat meningkatkan kualitas tulisan dan menyampaikan pesan dengan lebih efektif.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.