Kerangka konseptual adalah salah satu tahapan dalam penelitian ilmiah. Tahapan ini wajib dilakukan agar proses penulisan lebih mudah. Secara umum, kerangka konseptual adalah gabungan dari 1 konsep dengan konsep lain.
Kenali lebih lanjut mengenai kerangka konseptual, tujuan, cara membuat, serta contohnya melalui artikel berikut ini.
Dalam penelitian, kerangka konseptual adalah kumpulan masalah yang akan dibahas. Biasanya, informasi atau konsep penelitian sudah disusun secara lengkap supaya memenuhi poin pembahasan.
Berikut ini pengertian kerangka konseptual menurut ahli.
Menurut Singarimbun, kerangka konseptual adalah gabungan sejumlah fenomena yang akan ditiliti dan dicari pembandingnya. Dalam kerangka terdapat 2 jenis yakni konsep abstrak dan konkrit.
Konsep konkrit merupakan hal-hal yang bisa diukur dan dilihat contohnya ukuran fisik, ukuran berat, ringan, panjang dan pendek. Sementara itu, konsep abstrak berupa hal-hal yang tidak bisa diukur contohnya pendapat, sikap, manajemen, motivasi, apresiasi, dll.
Sementara itu, menurut Miles & Huberman, kerangka konseptual adalah bentuk grafis atau naratif yang mengungkapkan suatu asumsi. Bentuk-bentuk tersebut dapat diteliti maupun dipelajari melalui sebuah penelitian.
Camp berpendapat kerangka konseptual adalah gambaran mengenai suatu fenomena yang akan diteliti. Dengan kerangka inilah seorang peneliti lebih mudah menyusun poin-poin pembahasan.
Berdasarkan pendapat Sugiyono, kerangka konseptual merupakan hubungan sejumlah variabel dalam penelitian. Biasanya kerangka konseptual terdiri dari variabel dependen (terikat) serta variabel independen (bebas).
Kerangka konseptual merupakan variabel penting dalam sebuah penelitian, hal ini akan dikembangkan sesuai kajian teori serta topik yang diteliti. Inilah sejumlah tujuan membuat kerangka konseptual.
Kerangka penelitian yang hanya diawali dari kata-kata dapat dijelaskan secara rinci. Biasanya, kata-kata pada kerangka konseptual akan menjadi fokus utama dalam penelitian. Jawabannya akan dimuat dalam pembahasan sehingga lebih utuh.
Satu topik yang diteliti memuat beberapa variabel hingga menjadi pembahasan yang lengkap. Kerangka konseptual berfungsi untuk menerangkan setiap variabel yang akan diteliti.
Pentingnya kerangka konseptual supaya pembahasan tidak terlalu jauh dari topik. Ketika membahas bagian A maka pembahasan akan terus menerus di titik A tidak akan ke poin B atau C.
Ada beberapa cara yang dapat kamu terapkan untuk membuat kerangka konseptual yang lengkap.
Sama seperti penelitian pada umumnya, kamu harus menentukan dulu topik penelitian. Langkah ini sangat penting karena nantinya mempermudah saat penyusunan kerangka konseptual.
Pilihlah topik atau tema sesuai bidang ilmu yang kamu pahami, kalau paham linguistik dan sastra pilih tema dari ilmu tersebut. Jika sudah menentukan topik maupun tema, hasilnya akan lebih tersusun rapi.
Berikutnya, kamu harus mencari kajian pustaka untuk mendukung penelitian. Kajian pustaka juga dapat mendukung landasan teori sehingga harus diperoleh dari tesis, buku, jurnal, maupun sumber terpercaya lainnya.
Dalam membuat kerangka konseptual, kamu harus mencari hal baru atau temuan apa yang akan diteliti. Penelitian dinyatakan berhasil apabila menghasilkan kontribusi untuk kehidupan maupun keilmuan.
Untuk menjawab rumusan masalah, kamu harus lebih dulu mengetahui apa saja aspek yang akan dimasukan. Seorang peneliti harus lebih dulu mengenal kerangka berpikir yang akan diteliti.
Dalam menyusun konsep dan variabel dalam penelitian, biasanya mengikuti daftar pustaka dan informasi lainnya.
Berikutnya, kamu juga harus menghubungkan suatu aspek dengan aspek lain. Cari aspek terkait, misalnya dalam linguistik ada banyak aspek penghubung seperti psikolinguistik, semantic, dll.
Temukan keterkaitan dalam bidang ilmu yang sama agar penelitian kamu tidak terlalu jauh dari topik utama.
Buat rumusan masalah lalu periksa semua rumusan masalah dan hipotesis agar lebih mudah menentukan jenis penelitian.
Kalau sudah tergambar, kamu akan tahu jenis penelitian akan kualitatif atau kuantitatif. Setelah memeriksa rumusan masalah, kamu juga harus menyesuaikan rumusan masalah dengan tinjauan pustaka yang disiapkan sebelumnya.
Sebelum melakukan penelitian atau menjawab rumusan masalah, peneliti sering membuat mind map, bagan, atau diagram untuk memudahkan penelitian. Dengan cara ini kamu akan mengetahui apa saja yang belum ditambahkan ke dalam penelitian.
Agar tidak bingung membaca kerangka konseptual, kamu juga harus menambahkan sedikit narasi sebagai pengingat. Dengan begitu, kamu tidak akan bingung ketika menjelaskan sebuah konsep.
Kamu juga harus meninjau kembali semua kerangka konseptual yang telah dibuat. Hal ini akan memudahkan peneliti memperbaiki dan menambah jika ada variabel yang kurang disebutkan dalam penelitian.
Setelah mengenal 9 cara membuat kerangka konseptual, berikutnya kamu dapat melihat contoh kerangka konseptual. Berikut ini contoh kerangka sesuai jenis penelitiannya.
Dalam penelitian kualitatif kamu juga harus menyusun kerangka yang rapi dan menjelaskan alur penelitian.
Inilah contoh kerangka konseptual dengan judul penelitian “Memahami Iklim Kerja, Disiplin Kerja, dan Etos Kerja Para Tenaga Kesehatan di RSU Dr Slamet Garut”
Sumber https://tambahpinter.com/kerangka-konseptual/#Tujuan_Kerangka_Konseptual
Dari kerangka di atas, kamu dapat melihat hubungan antara variabel dengan variabel yang lain. Jika dihubungkan antara iklim kerja, etos kerja, dan disiplin kerja semuanya berpengaruh pada kinerja petugas di rumah sakit.
Berikut ini contoh kerangka konseptual penelitian kuantitatif yang menghubungkan variasi dependen dan independen. Variasi dependen di sini adalah penggunaan media sosial, variasi dependen-nya kesehatan mental.
Sumber https://panduanskripsi.online/kerangka-konseptual-kuantitatif/
Dari hubungan antara variabel tersebut kamu dapat melakukan analisis dengan mudah. Contohnya hubungan antara kualitas tidur yang langsung berpengaruh pada mental seseorang.
Sebagian dari kamu mungkin pernah mendengar istilah kerangka berpikir, nah kerangka berpikir ini lebih mengacu pada kajian teoritis. Biasanya, peneliti akan mencari dukungan teori ahli agar penelitian lebih ilmiah.
Berbeda dengan kerangka konseptual yakni konsep lengkap mengenai alur penelitian dan topi-topik yang akan dibahas. Ketika penelitian membahas kesehatan, maka cari variabel yang berkaitan misalnya gejala, cara menjaga kesehatan, kondisi kesehatan, jenis penyakit, dll.
Untuk mendapatkan kerangka konseptual, seorang peneliti harus membaca teori, tinjauan pustaka, dan penelitian orang lain. Sama halnya dengan mencari inspirasi namun lebih ilmiah karena langsung dari sumber resmi.
Seperti yang telah dibahas di atas, kerangka konseptual adalah hubungan antara satu konsep dengan konsep lain. Setiap hubungan tersebut nantinya akan disusun menjadi penelitian secara utuh.
Dengan menyusun kerangka konseptual, seorang peneliti tidak akan kesulitan menjawab rumusan masalah dan landasan teori untuk mendukungnya. Dalam membuat kerangka konseptual biasanya mengikuti informasi tinjauan pustaka.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.