Novel ini merupakan sebuah karya dari seorang wartawan dan penulis bernama Tjahya Gunawan Direja. Novel ini mengisahkan sang ahli enterpreneur sukses di Indonesia yaitu Chairul Tanjung.
Penasaran dengan sisi bukunya? Kamu bisa baca dulu resensi novel Chairul Tanjung si anak singkong dulu pada artikel ini.
Di sini akan dijelaskan mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga pesan moral yang terkandung dalam novel. Yuk, simak penjelasan di bawah ini ya!
Judul Novel | Chairul Tanjung SI Anak Singkong |
Penulis | Tjahja Gunawan Direja |
Jumlah halaman | 384 halaman |
Ukuran buku | 15×24 cm |
Penerbit | PT. Kompas Media Nusantara: Jakarta |
Kategori | Non Fiksi Biografi Tokoh |
Tahun Terbit | 2012 |
Harga novel | Rp. 50.000 |
Novel Chairul Tanjung si anak singkong ini merupakan sebuah karya dari penulis sekaligus wartawan bernama Tjahya Gunawan Direja yang mulai diterbitkan pada tahun 2012 oleh PT. Kompas Media Nusantara.
Novel ini yaitu mengisahkan kehidupan penulis itu sendiri yaitu Chairul Tanjung yang terlahir dari keluarga menengah ke bawah yang kini sukses menjadi seorang wirausaha.
Buku ini dimulai dari awala Chairul Tanjung kuliah di FKG UI, Chairul yang harus mencari sendiri uang agar bisa membayar kebutuhan dan biaya kuliahnya.
Yang dia awali dengan membuka usaha/bisnis fotokopi di kampusnya. Lalu dia juga berbisnis alat-alat kedokteran gigi untuk memenuhi kebutuhan rekan-rekannya.
Sembari menjalankan bisnis di kampus, Chairil Tanjung aktif dalam urusan gerakan kemahasiswaan. Dia juga pernah dipercaya sebagai ketua Ex-Officio Dewan Mahasiswa Ui.
Lalu pada tahun 1984, dia terpilih menjadi koordinator mahasiswa se Jakarta. Pada tahun yang sama, ia juga terpilih sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional.
Setelah Chairul berhasil lulus kuliah ia mendirikan PT. Pariarti Shindutama yang memproduksi sepatu anak kecil untuk di ekspor.
Kemampuannya membangun networking dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang baik di bidang keuangan, dia juga mendirikan bank yang bernama bank Mega.
Tak hanya itu, ia juga membangun bisnis properti, asuransi, perhotelan, pasar modal, dan media massa. Total asetnya pun kini bernilai triliunan rupiah.
Dalam resensi novel Chairul Tanjung si anak singkong ini terdapat unsur intrinsik di dalamnya, yaitu:
Tema yang di angkat dalam novel yaitu menceritakan tentang perjalanan karir dari Chairul Tanjung yang sebagai interpreneur yang mulai dari 0 hingga memiliki banyak bisnis yang sukses.
Tokoh yang diangkat dalam novel yaitu Chairul Tanjung yang merupakan seorang enterpreneur yang sukses.
Yang meniti usaha di mulai dari 0 tanpa sarana dari pemerintah hingga sukses memiliki banyak bisnis dan perusahaan.
Alur yang digunakan dalam novel Chairul Tanjung si anak singkong yaitu menggunakan alur campuran. Yaitu terdapat alur maju dan alur mundur di dalam novelnya
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini sangat banyak salah satunya di Universitas Indonesia dan masih banyak lagi latar tempat yang digunakan dalam novel ini.
Latar waktu yang digunakan dalam novel Chairul Tanjung si anak singkong yaitu waktu saat Chairul masih kuliah hingga kini sukses dan berusia 50 tahun lebih.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan sudut pandang orang pertama orang ketiga yang serba tahu. Dengan penelitian terlebih dahulu dan dikaji secara objektif.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan gaya bahasa yang ringan dan mudah di pahami oleh semua kalangan karena menggunakan gaya bahasa sehari-hari.
Amanat yang terkandung dalam novel yaitu untuk menjadi seorang pengusaha itu bukan karena bakat atau juga keturunan meskipun itu salah satu faktor yang bisa mempengaruhi.
Tapi, yang paling penting untuk menjadi pengusaha sukses adalah karena kemauan dan kemampuan yang terus di latih serta kerja keras dan penuh semangat.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik dari novel Chairil Tanjung si anak singkong, diantaranya adalah:
Tjahja Gunawan Direja dikenal sebagai wartawan kompas merasa tidak percaya ketika di suruh untuk menulis buku berjudul Chairul Tanjung si anak singkong.
Novel ini berisi biografi Chairul Tanjung ini baru bisa di tulis saat ia berusia 50 tahun.
Dan ini merupakan karya pertamanya dalam membuat karya dibukukan. Sedangkan menjadi wartawan ia sudah berjalan sejak tahun 1990.
Buku ini banyak mengajarkan tentang motivasi diri agar menjadi pengusaha yang sukses. Seperti Chairul Tanjung tentunya.
Berikut beberapa kelebihan dari novel Chairil Tanjung si anak singkong diantaranya adalah:
Terlepas dari kelebihannya novel ini juga memiliki kekurangan, yaitu: Ada bagian alur maju mundur yang cukup membingungkan karena ada perbedaan cerita yang cukup jauh dari segi waktu.
Terakhir dari resensi novel Chairul Tanjung si anak singkong yaitu pesan moral yang terkandung adalah:
Untuk menjadi seorang pengusaha itu bukan karena bakat atau juga keturunan meskipun itu salah satu faktor yang bisa mempengaruhi.
Tapi, yang paling penting untuk menjadi pengusaha sukses adalah karena kemauan dan kemampuan yang terus di latih serta kerja keras dan penuh semangat.