Novel halaman terakhir ini sebuah karya dari Yudhi Herwibowo. Novel ini mengisahkan kisah hidup seorang Jendral tertinggi Polri yang dikenang karena penuh kesederhanaan, integritas, dan kejujurannya.
Penasaran dengan isi bukunya? Kamu bisa baca resensi novel halaman terakhir di artikel ini. Di artikel ini kamu akan menemukan unsur-unsur penting dalam novel.
Seperti identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik dan juga kelebihan, kekurangan juga pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut. Yuk, simak!
Judul Novel | Halaman Terakhir |
Penulis | Yudhi Herwibowo |
Jumlah halaman | 436 halaman |
Ukuran buku | 14×21 cm |
Penerbit | PT. Noura Books |
Kategori | Non Fiksi |
Tahun Terbit | 2015 |
Harga novel | Rp. 57.000 |
Buku novel halaman terakhir ini merupakan sebuah karya dari Yudhi Herwibowo yang mulai diterbitkan pada tahun 2015 dan diterbitkan oleh PT. Noura Books. Novel ini memiliki ketebalan sekitar 436 halaman.
Novel ini halaman terakhir ini adalah novelisasi penggalan dari kehidupan Jendral Polisi Hoegeng Iman Santoso.
Ia merupakan sosok polisi yang teladan, jujur, berintegritas, dan sederhana yang mungkin hingga kini tak ada yang sama sepertinya.
Di novel ini penulis hanya membatasi dua masalah kisahnya dari dua kasus terakhir yang ditangani oleh Hoegeng sebelum ia dipurna baktikan.
Sebelum masa tugasnya berakhir oleh pemerintah orde baru saat itu.
Novel ini dimulai dari sebuah prolog yang mengisahkan bagaimana pergualatan batin Hoegeng saat membaca surat dinas dari Menhankam yang salah satunya berbunyi seperti ini.
“…..dengan ini kami menunjuk Jendral Hoegeng Iman Santoso sebagai Duta Besar Kerajaan Belgia”.
Kalimat itu menandakan bahwa tugasnya sebagai kapolri telah selesai. Sebagai prajurit ia menerima keputusan tersebut.
Yang disesalkan olehnya mengapa ia berhenti saat sedang menyelesaikan dua kasus besar yang selama ini menyita waktu dan energinya.
Dan kemudian setting beralih ke dua kasus besarnya yaitu kasus pemerkosaan Sumariyah.
Yang merupakan seorang gadis penjual telur di Yogyakarta dan di duga adanya keterlibatan anak pejabat dalam kasus tersebut.
Selain itu juga kasus penyelundupan mobil mewah oleh Soni Cahaya yang memiliki kedekatan dengan keluarga Cendana dan di duga ini juga melibatkan para pejabat terkait urusan ilegalnya.
Lalu setelah mengisahkan dua kasus tersebut di bab-bab terakhir penulis menyuguhkan bagaimana kehidupan Hoegeng setelah tidak menjabat Kapolri lagi.
Yakni menjadi pengisi acara talk show Radio Elshinta. Di acara itu ia membahas mengenai isu-isu sosial hingga menjadi seorang penyanyi hawaian.
Yang pada akhirnya bersama groupnya bernama Hawaiian Senior tampil seminggu sekali di TVRI.
Dan terakhir di bab ini diperlihatkan bagaimana Hoegeng disingkirkan pemerintah orde baru.
Dan ia memutuskan untuk memilih berseberangan dengan pemerintah dan bergabung dengan PURN seperti Bung Hata, Ali Sadikin dll.
Dalam Lembaga Kesadaran Berkonstitusi dan menandatangani sebuah petisi yang di sebut 50 petisi ditujukan pada pemerintah tahun 5 Mei 1980.
Dan dari sini banyak yang berubah dari hidup Hoegeng. Yuk, baca novel ini, agar kamu lebih paham sejarah. Dan sosok Hoegeng.
Dalam resensi novel halaman terakhir terdapat unsur intrinsik di dalamnya yaitu:
Tema yang diangkat dalam novel ini yaitu adalah novelisasi penggalan dari kehidupan Jendral Polisi Hoegeng Iman Santoso yang jujur, berintegritas dan sederhana.
Alur yang digunakan oleh penulis ini menggunakan alur campuran. Karena ini merupakan penggalan kisah jadi alurnya akan tercampur.
Latar tempat yang digunakan dalam novel yaitu di Kantor Polisi, rumah Hoegeng, di jogyakarta dan masih banyak lagi latar tempat lainnya.
Pagi hari, siang hari, sore hari, senja dan malam hari.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu
Gaya bahasa yang digunakan gaya bahasa khas dari Hoegeng yang telah dilakukan melalui riset pustaka oleh penulis. Baik kutipan-kutipannya.
Amanat yang terkandung dalam novel yaitu bahwa seorang pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi menolak suap.
Selain itu keadilan yang hampir tidak dirasakan oleh rakyat kecil seperti Sumaryah karena melibatkan pejabat.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik novel, yaitu:
Nilai sosial Hoegeng yang suka menegakan dengan jujur dan tanpa suap memang sangat patut diacungi jempol.
Sikap integritas dan sederhana dari seorang Hoegeng sangat menginsfirasi masyarakat meski ia tersingkirkan. Tapi selalu memberikan yang terbaik untuk bangsa.
Karena kisah ini merupakan penggalan membuat penasaran akan kelanjutannya. kekurangan ini tentunya tidak mengurangi kualitas dari isi novel.
Terakhir dari resensi novel halaman terakhir yaitu pesan moral yang terkandung dalam novel yaitu:
Bahwa seorang pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi serta menolak suap, selain itu keadilan yang hampir tidak dirasakan oleh rakyat kecil seperti Sumaryah karena melibatkan pejabat.
Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.