Novel Drama Mangir ini merupakan sebuah karya dari Pramoedya Ananta Toer yang menceritakan tentang sejarah kerajaan Mataram dan perseteruan yang terjadi pada saat itu.
Penasaran dengan isi buku ini? Kamu bisa baca dulu resensi novel Mangir di artikel ini. Karena di sini akan di bahas mengenai unsur-unsur penting dalam novel yang mungkin belum kamu ketahui.
Mulai dari sinopsis, intrinsik hingga pesan moral novel. Yuk simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Judul Novel | Drama Mangir |
Penulis | Pramoedya Ananta Toer |
Jumlah halaman | 163 halaman |
Ukuran buku | 13,5×20 cm |
Penerbit | PT. Jakarta Kepustakaan Populer Gramedia |
Kategori | Fiksi Sejarah |
Tahun Terbit | 2015 |
Harga novel | Rp. 67.500 |
Novel Drama Mangir ini merupakan sebuah karya dari novelis legendaris yaitu Pramoedya Ananta Toer. Novel ini diterbitkan pertama kali di tahun 2000 dan terus mengalami cetak ulang hingga tahun 2015.
Novel ini diterbitkan oleh Jakarta Kepustakaan Populer Gramedia, 2000. Dengan ketebalan novel mencapai 163 halaman.
Novel ini menceritakan sebuah tempat bernama Mangir. Tidak seperti daerah lainnya di kerajaan Mataram.
Mangir merupakan daerah perdikan atau daerah bebas pajak pada masa kekuasaan Panembahan Senopati.
Karena hal ini Panembahan Senopati dibuat sedikit geram sehingga berencana untuk menaklukkan daerah Mangir.
Panembahan Senopati menggunakan berbagai cara seperti politik, ideologi, dan juga kekerasannya untuk memperoleh kekuasaan tunggal atas Mangir.
Bahkan Panembahan Senopati mengorbankan putrinya sendiri yaitu Pembayun.
Dalam drama Mangir ini Panembahan Senopati menjebak Ki Ageng Mangir dan segala caranya akhirnya ia berhasil membawa Ki Ageng Mangir ke kerajan Mataram.
Maksud dan tujuan Panembahan Senopati mengundang Ki Ageng Mangir adalah untuk membunuhnya beserta prajurit perdikan Mangir.
Panembahan Senoptai akhirnya berhasil membunuh Ki Ageng Mangir, bahkan di depan putrinya sendiri yang tak lain adalah istri dari Ki Ageng Mangir dan memperoleh kekuasaan tunggal atas Mangir.
Sebetulnya banyak yang disajikan dalam novel drama Mangir ini tidak hanya berupa cerita tetapi juga menyajikan cara mempraktekan drama dalam seni teater.
Pementasan karakter yang ditulis dapat dirasakan secara nyata dan gregetan. Beliau memaparkan bagaimana adegan tersebut diperaktekkan di seni teater.
Dalam resensi novel Mangir terdapat unsur intrinsik yang mungkin belum kamu ketahui. Berikut unsur intrinsik yang terdapat dalam novel tersebut adalah:
Tema yang diangkat dalam novel drama Mangir ini yaitu tentang perebutan kekuasaan Panembahan Senopati yang menginginkan kekuasaan tunggal atas daerah-daerah di wilayah Mataram.
Beruikut beberapa tokoh yang terdapat dalam novel drama Mangir, diantaranya adalah:
Alur yang digunakan dalam novel drama Mangir ini yaitu menggunakan alur maju atau progresif. Dimana novel diceritakan dari awal hingga akhir secara runtut dan teratur.
Latar waktu yang digunakan dalam novel drama Mangir ini yaitu pada masa kepemimpinan Panembahan Senopati, Raja Mataram sekitar pada tahun 1575-1607.
Latar tempat ayng digunakan dalam novel drama Mangir ini yaitu di wilayah Mangir, Kerajaan Mataram.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel drama Mangir ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Meski novel ini di buat pada tahun 1957 han tapi masih bisa dipahami dengan mudah.
Amanat yang terkandung dalam novel yaitu janganlah jadi orang yang serakah dan tamak untuk memiliki sebuah kekuasaan.
Karena kekuasaan hanya akan menghancurkan kehidupan dan jiwamu tanpa ampun.
Dengan kekuasaan pula kamu akan merasakan ketakutan, tekanan dan menjadi orang yang menyedihkan. Meski memiliki kekayaan.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik novel, yaitu:
Sikap Panembahan Senopati yang mengorbankan anaknya sendiri itu merupakan sikap yang sangat tidak manusiawi.
Tamak dan haus kekuasaan membuat ia menghalalkan berbagai cara untuk menguasai wilayah Mataram. Dengan tidak melihat akibatnya.
Berikut beberapa kelebihan yang terdapat dalam novel drama Mangir, diantaranya yaitu:
Selain kelebihan novel drama Mangir ini juga memiliki kekurangan diantaranya yaitu:
Terakhir dari resensi novel drama Mangir yaitu pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut.
Janganlah jadi orang yang serakah dan tamak untuk memiliki sebuah kekuasaan. Karena kekuasaan tidak menjamin hidup kamu akan bahagia, aman dan tentram.
Adakalanya kekuasaan membuat kamu takut dan tertekan. Dan kekuasaan yang kamu miliki tak akan ada artinya jika kamu sudah mati nanti.