Resensi novel sengsara membawa nikmat ini akan kami bahas pada kesempatan kali ini dalam artikel ini secara lengkap mulai dari identitas novel, sinopsis, instrinsik hingga kelebihan, kekurangan serta pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Novel ini merupakan sebuah karya dari Sutan Sati yang mengisahkan seorang Midun yang terus mendapatkan banyak cobaan dalam kehidupannya namun berhasil bangkit karena sifat dan juga kemauannya.
Judul Novel | Sengsara Membawa Nikmat |
Penulis | Sutan Sati |
Penerbit | Balai Pustaka |
Jumlah Halaman | 192 halaman |
Ukuran Buku | 15×21 cm |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 1929 cetakan pertama dan 2012 cetakan ke 12 |
Harga Buku | Rp.69.000,- |
Novel sengsara membawa nikmat ini merupakan sebuah karya yang di tulis oleh Sutan Sati yang merupakan penulis lawas tahun 90an. Novel ini sudah beberapa kali cetak dan pertama mulai dicetak tahun 1929 oleh balai Pustaka.
Novel yang berlatar tanah Minang ini menjadi best seller karena di dalamnya memiliki banyak pesan moral. Buku ini memiliki jumlah halaman sekitar 192 halaman dengan ukuran sekitar 15×21 cm.
Sinopsis resensi novel sengsara membawa nikmat ini kami akan menjelaskan sedikit cerita dari novel ini. sinopsis ini memberikan kamu gambaran secara garis besar dari isi novel ini.
Novel ini di mulai dari Tuanku Laras, merupakan kepada desa di Padang, mempunyai seorang keponakan bernama Kacak. Merasa mamaknya sebagai kepada desa yang disegani serta tergolong keluarga kaya membuat Kacak pongah dan sombong.
Sedangkan Midun anak sulung seorang petani biasa, justru banyak disukai ia pandai mengaji, sekaligus memiliki ilmu bela diri yang didapatkan dari haji Abbas dan pendekar Sulatan. Midun yang baik hati dan tidak sombong.
Namun, bagi Kacak perilaku Midun itu sangat menyebalkan ia tidak suka orang di kampungnya memuji-muji Midun. Bahkan Kacak mengajak Midun berkelahi dan serangan yang membabi buta dari Kacak bisa Midun atasi dengan mudah.
Suatu hari Midun berhasil menyelamatkan istri Kacak yang nyaris tenggelam di sungai dan membuat dendam kacak makin berkobar dan Kacak menyerang Midun dan Midun melawannya dan membuat ia terjatuh.
Dan dari peristiwa itu membuat Midun menerima hukuman dan yang mengawasi hukuman itu sendiri adalah Kacak hingga ia dengan senang hati mencaci dan menyiksa Midun dan suatu waktu Kacak berusaha membunuh Midun secara diam-diam.
Dan menjadikan salah paham polisi malah menangkap Midun dan Midun di penjara dan ini membuat Kacak sangat senang dan suatu hari di tengah jalan ia menemukan sebuah kalung berlian dan Midun memberikannya kepada yang punya.
Dan gadis itu bernama Halimah dan ia tahu bahwa Halimah tersiksa karena serumah dengan ayah tirinya dengan bantuan sipir penjara Midun bisa meloloskan halimah ke Bogor untuk bertemu ayah kandungnya.
Tidak sampai di situ Midun juga menjalani usaha yang menggunakan uang rentenir arab yang ternyata semakin lama semakin banyak dan rentenir itu mencoba melamar Halimah namun ternyata Halimah tidak sudi.
Dan Midun pernah menyelamatkan seseorang dan ternyata orang itu anak dari Tuan Hoodcommissaris dari sanalah ia mendapatkan pekerjaan sebagai juru tulis. Dan gaji yang ia miliki akan ia gunakan untuk melamar Halimah.
Dan akhirnya Midun bisa meminang kekasih pujaannya tersebut. Dan ia di tugaskan di kampung halamannya sebagai asisten Demang dan akhirnya mereka kembali ke kampung halaman.
Lantas apa yang akan terjadi selanjutnya akankah Kacak membuat ulah kembali? Yuk, simak kelanjutan kisah sengsara membawa nikmat ini di novelnya secara langsung ya!
Dalam resensi novel sengsara membawa nikmat ini kami juga akan jelaskan secara lengkap mengenai unsur intrinsik novel, dan berikut penjelasan lengkapnya:
Tema yang diangkat dari novel ini adalah perjuangan dan kegigihan serta sopan santun dan kepribadian baik Midun menjadikan ia seorang yang berhasil.
Alur yang digunakan dalam novel sengsara membawa nikmat ini yaitu menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalam novel ini.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini adalah sekitar masa penjajahan Hindia Belanda.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di Minang, di Bogor, di penjara, di rumah Halimah, di jalan, di sungai dan masih banyak latar tempat lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel sengsara membawa nikmat ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh semua kalangan hanya saja ada beberapa bahasa daerah Minagkabau yang mungkin akan susah dipahami sebagaian orang.
Segala cobaan dan kesulitan yang kita jalankan pasti akan ada sesuatu yang baik yang akan kita dapatkan jiak terus teguh pada kepercayaan dan prinsif idup seperti Midun taat agama dan selalu berperilaku baik dimana pun berada.
Dalam resensi novel sengsara membuat nikmat ini memiliki unsur ekstrinsik novel di dalamnya yang perlu kamu ketahui, diantaranya adalah:
Sikap Midun yang ringan tangan membantu orang lain dan menghempaskan kebatilan itu membuktikan bahwa Midun memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi dan patut di contoh.
Sikap Kacak yang selalu iri kepada Madun hingga berusaha mencelakainya itu merupakan tindakan yang tidak patut di contoh dan harus di hindari.
Novel ini memiliki beberapa kelebiahn diantaranya adalah:
Selain kelebihan novel ini juga memiliki kekurangan diantaranya:
Novel ini mengajarkan untuk berbuat baik dimana pun dan janganlah merasa iri dengan kehebatan orang lain. Dan tentunya kebenaran akan selalu menang jadi kamu tidak perlu khawatir.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel sengsara membawa nikmat mulai dari identitas, sinopsis, hingga pesan moralnya semoga bermanfaat!
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.