Kali ini kami akan membahas mengenai resensi novel Siti Nurbaya kasih tak sampai dimana dalam resensi novel ini kami akan membahas mengenai sinopsis novel, identitas novel hingga kelebihan dan juga kekurangannya.
Siti Nurbaya ini merupakan kisah perjodohan yang sangat tidak ia kehendaki karena gadis cantik ini harus menikah dengan seorang lelaki tua dan sangat ambisius itu.
Judul Novel | Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) |
Penulis | Marah Rusli |
Penerbit | Balai Pustaka |
Jumlah halaman | 271 halaman |
Ukuran Buku | 14×21 cm |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 1992 |
Harga Buku | Rp.25.000,- |
Novel Siti Nurbaya Kasih Tak Sampai ini mulai diterbitkan pada tahun 1992 dimana novel ini diterbitkan oleh Balai Pustaka dan novel ini memiliki ukuran 271 halaman. Dan merupakan salah satu best seller karya dari marah Rusli.
Dalam resensi novel Siti Nurbaya kasih tak sampai ini kami juga akan jelaskan beberapa sinopsis novel. Dimana sinopsis ini mengisahkan secara singkat dan secara garis besar isi dari novel ini.
Novel ini mengisahkan Siti Nurbaya yang mana saat kecil ia masih kanak-kanak ini merupakan awal penderitaan hidupnya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya hidup bersama Baginda Sulaiman.
Ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah seorang pedagang yang terkemuka di Kota Padang, dan sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk Maringgih.
Dimana awal mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman ini mendapat kemajuan pesat hal itu tidak kehendaki oleh rentenir seperti Datuk maka ia melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih sehingga menyuruh kaki tangannya untuk membakar kios milik Baginda.
Sehingga Baginda Sulaiman jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih dan ini tentulah kesempatan yang dinanti-nantikannya. Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi hutanngnya.
Boleh hutang tersebut dapat dianggap lunas asalkan Baginda Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya puterinya, kepada Datuk Maringgih. Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa ia yang cantik dan mudah harus menikah dengan aki-aku tua dan jelek.
Terlebih ia teringat Samsulbahri kekasihnya yang sedang sekolah di Stovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan ayahnya ia mengorbankan kehormatan dirinya.
Dan saat Samsulbahri kembali ke Padang ia menemui Siti Nurbaya dan menceritakan semuanya apa yang terjadi. Tapi, sayangnya hal ini diketahui oleh ayah Siti yang sedang sakit karena ia syok akhirnya meninggal dunia.
Permasalahan ini diketahui oleh Datuk Maringgih dan tentunya ia sangat marah serta diketahui pula oleh ayahnya Samsul sehingga membuat ayahnya malu dan mengusir Samsul dan jangan pernah menginjakan lagi kaki ke Padang.
Dan saat Siti tahu Samsul di usir ia ingin mengikuti Samsul ke Jakarta namun sayangnya ulah Siti ini ketahuan oleh anak buahnya Datuk sehingga ia tidak bisa lepas dan akhirnya Siti di racun oleh anak buah Datuk dan meninggal dunia.
Dan hal itu tentunya membuat Samsul menjadi putus asa bahkan ia ingin bunuh diri. Lantas apa yang akan sebenarnya terjadi? Apakah Samsul akan menyusul Siti pada akhirnya? Atau akan ada lanjutan kisah lainnya?
Yuk, kamu bisa simak cerita lengkapnya di novel Siti Nurbaya kasih tak sampai ya!
Selain sinopsisi dalam resensi novel Siti Nurbaya kasih tak sampai ini kami juga akan jelaskan beberapa unsur intrinsik yang terdapat dapat novel tersebut, diantaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah kisah percintaan Siti Nurbaya yang tidak sampai karena harus membayar hutang keluarga dan menikah dengan Datuk tua dan jelek.
Alur yang digunakan dalam novel Siti Nurbaya kasih tak sampai ini menggunakan alur maju dimana terdapat alur maju dan alur mundur didalamnya.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di kota Padang, di jakarta, di kantor polisi dan masih banyak lagi latar tempat lainnya.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan latar waktu pagi hari, siang hari, sore hari dan juga malam hari.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Siti Nurabya kasih ak sampai ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Janganlah ambisius terhadap duniawi karena semua yang ada di dunia ini hanyalah titipan semata termasuk cinta, harta dan tahta jadilah manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
Selain unsur intrinsik kami juga akan jelaskan unsur ekstrinsik dan berikut beberapa unsur ekstrinsik dari novel Siti Nurbaya kasih tak sampai ini adalah:
Sikap Siti yang patuh dan merelakan kehormatannya demi ayah dan semua hutangnya itu merupakan sikap sosial yang sangat baik.
Sikap Datuk yang jahat kepada semua orang termasuk membakar kios miliki Baginda Sulaiman itu merupakan sikap yang tidak patut ditiru dan akan menyebabkan ia dibenci dan memiliki musuh yang banyak.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap karya memiliki kelebihan dan juga kekurangan dan berikut beberapa kelebihan yang dimiliki oleh novel Siti Nurbaya kasih tak sampai, diantaranya adalah:
Selain kelebihan berikut novel ini juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adakah:
Novel ini mengajarkan kita untuk bisaberkorban terhadap orang yang kita cintai , dan bagaimana pun praktek lintah darat sangat merugikan dan jadi orang tua lebih bijaksana dan tidak memutuskan persoalan karena malu belaka dan beraakibat penyesalan.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel Siti Nurbaya kasih tak sampai mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik dan pesan moral. Semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat ya!
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.