Novel Sunda Pusaka Ratu Teluh ini merupakan sebuah novel sunda karya dari Moh Ambri. Novel ini mengisahkan seorang Raja yang bernama Triwikramasena seorang raja yang agung, jujur dan bijaksana.
Penasaran dengan isi dari novel sunda ini? kamu bisa baca dulu dari resensi novel sunda Pusaka Ratu Teluh pada artikel ini.
Akan di bahas secara lengkap mengenai isi novel mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga pesan moral yang terkandung di dalamnya. Simak yuk!
Judul Novel | Pusaka Ratu Teluh |
Penulis | Moh Ambri |
Jumlah halaman | 102 halaman |
Ukuran buku | 15×21 cm |
Penerbit | PT. Kiblat Buku Utama |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | Cetakan pertama 2013 (ini 2020) |
Harga novel | Rp.45.000,- |
Novel sunda Pusaka Ratu Teluh ini merupakan sebuah karya best seller dar Moh Ambri yang mulai diterbitkan pada tahun 2013 cetakan pertama sampai tahun 2020 di terbitkan oleh PT. Kiblat Buku Utama.
Novel ini memiliki ketebalan mencapai 102 halaman. Buku ini juga memiliki ukuran sekitar 14,5×21 cm. Novel sunda Pusaka Ratu Teluh ini menceritakan tentang seorang raja yang adil, agung, bijaksana yang bernama Triwikramasena.
Pusaka Ratu Teluh merupakan sebuah cerita yang menceritakan seorang raja yang bernama Triwikrasena yang terkenal paling kuat, gagah dan juga seorang yang bijaksana. Wiku yang ingin berniat jahat.
Raja di haruskan mengambil mayat yang telah dirasuki oleh Ratu Teluh di sebuah pohon besar.
Waktu saat akan ingin di serahkan kepada Wiku Ratu Teluh itu mendongeng dengan dongeng yang begitu pelik. Dan harus di jawab oleh raja dengan sebenar-benarnya.
Tapi, setelah di jawab dengan jawaban yang paling bijaksana oleh sang Raja. Ratu Teluh masih mengembalikan kembali mayat tersebut ke pohon tadi.
Saat akan di ambil lagi oleh Sang Raja. Ratu Teluh terus mendongeng lagi dengan sama-sama dongeng yang begitu pelik.
Dan di jawab oleh Raja dengan jawaban yang paling arip dan bijaksana. Namun, Ratu Teluh masih mengembalikan kembali mayat itu ke pohon tadi.
Kejadian itu terus berulang hingga di ulang sebanyak 16 kali pengulangan. Akhirnya Wiku yang ingin berniat jahat untuk ingin menguasai semua para dedemit di kalahkan oleh Ratu Teluh
Dan setelah itu Wiku di bunuh oleh Raja karena akan berniat jahat kepadanya dan Ratu Teluh.
Dan Raja meminta sesuatu kepada Ratu teluh yang di perintahkan oleh para dewa dari Kahiangan.
Raja meminta cerita menjadi sebuah cerita yang di sukai oleh semua orang, selain itu, Raja juga meminta kehidupan yang mahsur, dan penuh keagungan.
Dan pada akhirnya Raja Triwikramasena jadilah seorang Raja yang kuat, dan menguasai dunia beserta isinya.
Dalam resensi novel tentunya akan ditemukan beberapa unsur intrinsik di dalamnya. Begitu pula dalam resensi novel sunda Pusaka Ratu Teluh berikut ini merupakan unsur intrinsiknya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel ini yaitu tentang seorang raja yang terkenal akan kemahsyurannya dan juga kekuatannya yaitu Raja Triwikramasena.
Berikut beberapa tokoh yang terdapat dalam novel sunda Pusaka Ratu Teluh, diantaranya adalah:
Alur yang digunakan dalam novel sunda Pusaka Ratu Teluh ini yaitu alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalamnya.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan latar waktu isuk-isuk (Pagi hari), Peuting (malam hari), dan Beurang (siang hari).
Latar tempat yang digunakan dalam novel yaitu sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Triwikramasena, sebuah pohon yang ada mayatnya dan masih banyak lagi latar lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Terlihat penulis menggunakan kata ganti orang ketiga dan nama-nama orangnya sebagai penyebutan nama tokoh.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan gaya bahasa sunda buhun. Atau bahasa sunda dulu kala dan mungkin bagi anak muda jaman sekarang akan kurang memahami maknanya.
Amanat yang terkandung dalam novel yaitu di tengah kegelapan terdapat titik terang menuju kebaikan, sebab dalam hidup ini harus berhati-hati. Karena dunia yang terang benderang ini ada perilaku manusia yang tidak di ketahui.
Jadilah seorang pemimpin yang memiliki perilaku yang mulia, jujur dan bijaksana serta memeningkan kepentingan rakyatnya.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik novel yaitu:
Nilai sosial yang terkandung yaitu sikap raja yang lebih mengutamakan kesejahteraan rakyatnya.
Sikap Wiku yang ingin menguasai para dedemit dan Ratu Teluh demi jalan tidak benar itu tidak baik.
Terakhir dari resensi novel sunda Pusaka Ratu Teluh pesan moralnya adalah:
Di tengah kegelapan terdapat titik terang menuju kebaikan, sebab dalam hidup ini harus berhati-hati.
Karena dunia yang terang benderang ini ada perilaku manusia yang tidak di ketahui. Jadilah seorang pemimpin yang memiliki perilaku yang mulia, jujur dan bijaksana serta memeningkan kepentingan rakyatnya.
Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.