Simbiosis parasitisme adalah interaksi antara dua organisme di mana satu organisme, yang disebut parasit, mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan organisme lain, yang disebut inang.
Parasit dapat hidup di dalam tubuh (endoparasit) atau di luar tubuh inang (ektoparasit).
Dalam artikel ini, kita akan membahas 20 contoh simbiosis parasitisme yang umum ditemukan di alam.
Berikut adalah beberapa contoh simbiosis parasitisme:
Cacing pita adalah endoparasit yang hidup di dalam usus manusia. Parasit ini menempel pada dinding usus dengan kaitan yang kuat dan menyerap nutrisi dari makanan yang dicerna oleh inang.
Akibatnya, inang sering mengalami kekurangan nutrisi, berat badan turun, dan bisa mengalami gangguan pencernaan yang serius.
Infeksi cacing pita biasanya terjadi karena konsumsi daging yang kurang matang atau tercemar.
Nyamuk betina membutuhkan darah untuk menghasilkan telur, dan mereka sering kali menghisap darah manusia untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Saat menghisap darah, nyamuk juga dapat menularkan berbagai penyakit berbahaya seperti malaria, demam berdarah, dan zika.
Proses ini menjadikan nyamuk sebagai parasit yang sangat merugikan manusia.
Benalu adalah tumbuhan parasit yang menempel pada cabang atau batang pohon inang. Tanaman ini menyerap air dan nutrisi dari pohon inang melalui akar yang menembus jaringan pohon.
Akibatnya, pohon inang dapat mengalami pertumbuhan yang terhambat, menjadi lemah, dan dalam kasus yang parah, bisa mati.
Kutu rambut adalah ektoparasit yang hidup di kulit kepala manusia. Mereka bertahan hidup dengan menghisap darah dari kulit kepala inang.
Infestasi kutu rambut dapat menyebabkan rasa gatal yang intens, iritasi kulit, dan jika tidak diobati, bisa menyebabkan infeksi sekunder akibat garukan yang berlebihan.
Cacing tambang adalah parasit yang biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit, terutama saat berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi.
Setelah masuk, cacing ini menetap di usus kecil dan menghisap darah dari dinding usus. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia, kelelahan, dan kekurangan gizi.
Kutu anjing adalah ektoparasit yang menghisap darah dari anjing sebagai sumber makanan mereka.
Parasit ini menyebabkan rasa gatal yang parah, iritasi kulit, dan dapat menularkan penyakit seperti Lyme disease.
Infestasi kutu juga dapat menyebabkan anemia pada anjing jika jumlah kutu sangat banyak.
Lalat tumbu adalah parasit yang menyimpan telurnya di kulit mamalia. Ketika telur menetas, larva yang muncul akan menembus kulit dan hidup di bawah permukaan kulit inang.
Larva ini memakan jaringan tubuh inang, menyebabkan rasa sakit, infeksi, dan luka terbuka yang sulit sembuh.
Jamur karat adalah parasit yang menyerang tanaman gandum. Mereka menempel pada daun dan batang tanaman, menyerap nutrisi dari tanaman inang, dan menyebabkan pertumbuhan yang terhambat.
Infeksi jamur karat dapat mengurangi hasil panen secara signifikan, merugikan petani dan perekonomian.
Tali putri adalah tanaman parasit yang tidak memiliki klorofil, sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis.
Mereka hidup dengan menempel pada tanaman inang, menyerap air dan nutrisi langsung dari jaringan inang.
Kehadiran tali putri dapat melemahkan tanaman inang, mengurangi produktivitas, dan dalam beberapa kasus, menyebabkan kematian tanaman.
Plasmodium adalah parasit yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Parasit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi.
Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, Plasmodium menyerang sel darah merah dan menyebabkan gejala seperti demam tinggi, menggigil, dan anemia. Jika tidak diobati, malaria dapat berakibat fatal.
Cacing filaria adalah parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dan menyebabkan penyakit filariasis.
Parasit ini hidup di dalam sistem limfatik manusia, menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan ekstrem pada bagian tubuh tertentu, yang dikenal sebagai elephantiasis.
Penyakit ini dapat menyebabkan deformitas yang parah dan mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Kutu kasur adalah ektoparasit yang hidup di tempat tidur dan menghisap darah manusia saat tidur. Mereka biasanya keluar di malam hari dan menggigit kulit inang, menyebabkan gatal, iritasi, dan kadang-kadang reaksi alergi. Infestasi kutu kasur bisa sangat sulit dihilangkan dan memerlukan perawatan menyeluruh.
Rafflesia adalah tanaman parasit yang terkenal dengan bunga raksasanya yang berbau busuk. Tanaman ini tidak memiliki daun, batang, atau akar sejati, dan hidup dengan menyerap nutrisi dari tanaman inang, biasanya dari keluarga tumbuhan anggur.
Rafflesia dapat merusak tanaman inang, meskipun mereka sering kali tidak menyebabkan kematian langsung pada inang.
Lalat bot adalah parasit yang menanamkan telurnya di bulu ternak. Ketika telur menetas, larva yang muncul akan masuk ke dalam kulit atau saluran pencernaan ternak, menyebabkan rasa sakit, iritasi, dan infeksi. Infestasi lalat bot dapat mempengaruhi kesehatan ternak dan produktivitasnya.
Lintah adalah ektoparasit yang hidup dengan menempel pada kulit hewan dan menghisap darah. Lintah memiliki zat pengencer darah yang mereka keluarkan saat menggigit inang, sehingga mereka dapat menghisap darah dalam jumlah yang lebih besar tanpa terdeteksi oleh inang.
Kehadiran lintah dapat menyebabkan kehilangan darah yang signifikan, luka, dan berpotensi menyebabkan infeksi.
Dodder adalah tanaman parasit yang tidak memiliki klorofil dan bergantung sepenuhnya pada tanaman inang untuk mendapatkan nutrisi.
Dodder menempel pada tanaman inang dan menyerap air serta nutrisi melalui struktur yang disebut haustoria.
Infestasi dodder dapat menghambat pertumbuhan tanaman inang dan bahkan menyebabkan kematiannya jika tidak dikendalikan.
Kecoa adalah salah satu serangga yang sering dianggap sebagai parasit, terutama karena mereka hidup di lingkungan manusia dan membawa berbagai patogen yang dapat menyebabkan penyakit.
Kecoa dapat mencemari makanan dan permukaan di rumah, menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare, keracunan makanan, dan alergi.
Cacing hati adalah parasit yang menyerang hati ternak seperti sapi. Parasit ini menginfeksi saluran empedu dan menyebabkan kerusakan hati yang signifikan.
Infeksi cacing hati dapat menyebabkan penurunan berat badan, penurunan produksi susu, dan bahkan kematian pada ternak yang terinfeksi.
Beberapa spesies laba-laba dikenal sebagai parasit pada spesies laba-laba lainnya. Mereka sering kali mencuri makanan dari jaring laba-laba inang atau bahkan membunuh dan memakan laba-laba inang.
Jenis parasitisme ini menunjukkan bagaimana persaingan dalam alam dapat mendorong perkembangan perilaku parasitisme di antara spesies yang sejenis.
Meskipun banyak jenis mikoriza yang bermanfaat bagi tanaman melalui simbiosis mutualisme, ada juga jenis mikoriza yang bertindak sebagai parasit.
Mycorrhiza parasit ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman inang dengan menyerap nutrisi dari akar tanaman tanpa memberikan manfaat apapun, sehingga merugikan tanaman inang.
Simbiosis parasitisme adalah bentuk adaptasi yang luar biasa di mana parasit memanfaatkan inangnya untuk bertahan hidup.
Namun, interaksi ini sering kali merugikan inang dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan produktivitas.
Dengan memahami contoh-contoh simbiosis parasitisme di atas, kita dapat lebih mengenal kompleksitas hubungan antarorganisme di alam dan dampaknya terhadap ekosistem.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.