Novel Eysel ini merupakan sebuah karya dari Emre Mehmet. Novel yang mengisahkan tentang persahabatan, perpisahan, kehilangan, persahabatan, kenangan, ingatan dan Aysel.
Kamu penasaran dengan isi buku ini? Kamu bisa baca resensi novel Aysel di artikel ini. Di artikel ini kamu akan mengetahui beberapa unsur penting dalam novel.
Seperti identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik, kelebihan, kekurangan dan pesan moral yang terkandung dalam novel. Yuk simak selengkapnya di bawah ini.
Judul Novel | Aysel |
Penulis | Emre Mehmet |
Jumlah halaman | 152 halaman |
Ukuran buku | 13×19 cm |
Penerbit | PT. Euthenia |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 2016 |
Harga novel | Rp. 32.500 |
Novel Aysel ini merupakan sebuah karya dari Emre Mehmet novel ini mulai di terbitkan pada tahun 2016 oleh PT. Euthenia. Novel ini memiliki 152 halaman dengan ukuran 13×19 cm.
Dan novel ini bisa kamu dapatkan mulai dari harga Rp. 32.500 an saja. novel yang mengisahkan cinta, persahabatan, kenangan, dan ingatan Aysel.
Novel ini berawal dari gadis kecil berusia 6 tahun menjadi sebuah teka teki bagi Iskander, seorang lelaki yang begitu setia dengan cintanya.
Bukan tanpa alasan, sahabatnya Ziyadh dan Beelah mengadopsi dan menitipkan Aysel pada Iskander selama mereka pergi ke Paris. Hingga teka teki itu terpecahkan, masa lalunya adalah jawaban.
Siapa Aysel, gadis kecil bermata malaikat yang kehadirannya memberi berkah bagi semua yang merasa dekat.
Iskander Berk ini merupakan tokoh utama yang merupakan seorang pengusaha, lajang, kaya raya, namun tidak begitu perasa.
Dalam kehidupannya yang biasa-biasa, tiba-tiba Iskander dipertemukan dengan Aysel Xaviera.
Seorang perempuan yang menarik perhatian Iskander sampai-sampai ia harus meninggalkan hubungan asmara dengan pacarnya Sevgi.
Iskander dipertemukan dengan Aysel oleh sahabatnya yaitu Ziyadh dan Beelah. Pada awalnya pertemuan mereka terasa canggung sehingga meminta bantuan temannya bernama Adem.
Beberapa waktu berlalu Iskander dan Aysel mulai menjadi dekat dengan bantuan Adem.
Ternyara Aysel mampu membuka hati Iskander yang akhirnya sadar bahwa dirinya memiliki rasa sayang yang besar terhadap perempuan.
Sampai suatu hari Aysel harus meninggalkan Iskander dan ada kerinduan yang begitu dalam pada Iskander. Sehingga ia prustasi akan rasa rindu dan kehilangan.
Iskander menagis kehadiran Aysel membuat dirinya teah mampu melihat kenyataan. Seorang lelaki yang tangguh bisa menjadi rapuh.
Aysel yang merupakan gadis berhati tangguh, bijaksana, berpikir dewasa, seorang gadis yang tidak memiliki orang tua namun tidak pernah kehilangan kasih sayang.
Dalam resensi novel Aysel teradapat unsur intrinsik di dalamnya yang mungkin belum kamu ketahui, diantaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel Aysel ini yaitu mengangkat tema tentang perpisahan, kehilangan, persahabatan, kenangan, ingatan dan Aysel.
Berikut merupakan beberapa tokoh yang terdapat dalam novel Aysel diantaranya adalah:
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur maju atau progresif dimana cerita dari awal hingga akhir diceritakan secara runtut dan teratur.
Meski ada beberapa part yang menceritakan masa lalu tapi tak mengubah alurnya.
Latar waktu yang digunakan dalam novel Aysel yaitu hari senin, malam hari, pagi hari dan siang hari.
Latar tempat yang terdapat dalam novel Aysel yaitu menggunakan latar tempat di sebuah kota di Turki, di kamar hotel dan rumah Iskander dan masih banyak lagi tempat lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Aysel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu atau bisa dikatakan sudut pandang penulisnya sendiri.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan gaya bahasa yang ringan dan mudah di pahami. Dan ada beberapa bagian yang menggunakan bahasa Turki dengan catatan kaki di bawah nya.
Amanat yang terkandung dalam novel yaitu setiap anak adalah titipan dari yang maha kuasa. Dia merupakana cerminan dari orang tuanya meski seorang anak tidak memiliki orang tua yang lengkap.
Tapi jika orang-orang terdekatnya memberikan kasih sayang yang cukup maka anak tersebut akan tumbuh dengan tidak kekurangan cinta sama sekali.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik dari novel Aysel diantaranya adalah:
Nilai sosial yang terkandung yaitu sikap Yazidh dan Beelah yang merawat Aysel dengan penuh kasih sayang meski dia bukan anak kandung mereka sendiri.
Sehingga Aysel tidak memiliki kekurangan suatu apa pun.
Sikap Aysel yang sangat bijak meskipun seorang anak kecil dan bisa merubah sikap Iskander yang tidak perasa jadi memahami arti sebuah perasaan kembali kepada seorang wanita.
Terakhir dari resensi novel Aysel yaitu pesan moral yang terkandung di dalamnya adalah setiap anak adalah titipan dari yang maha kuasa.
Dia merupakan cerminan dari orang tuanya meski seorang anak tidak memiliki orang tua yang lengkap.
Tapi jika orang-orang terdekatnya memberikan kasih sayang yang cukup maka anak tersebut akan tumbuh dengan tidak kekurangan cinta sama sekali.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.