Sastra Angkatan 45 merujuk pada periode sastra Indonesia yang muncul setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sastra Angkatan 45 memiliki ciri khas yang mencerminkan semangat perjuangan, patriotisme, dan keprihatinan terhadap kondisi sosial-politik bangsa Indonesia pada masa itu.
Sejarah sastra angkatan 45 cukup panjang, namun sangat menarik untuk kita bahas. Karena dari sinilah dunia sastra Indonesia mulai berkembang dan ramai hingga ke pelosok nusantara.
Di era ini pula bermunculan sastrawan muda dan berpengaruh hingga ke generasi berikutnya. Sebagai pengagum dunia literasi, saya sangat suka dengan hal-hal yang seperti ini.
Bagi kamu yang juga ingin tahu lebih jauh sejarah perjalanan sastra angkatan 45, kamu bisa baca artikel ini. Di sini akan kamu temukan latar belakang sejarahnya hingga tokoh-tokoh yang ada dibalik sejarahnya secara lengkap.
Dilihat dari historinya, sastra angkatan 45 ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
Seperti yang saya tuliskan di awal, bahwa sastra angkatan 45 ini memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda dengan sastra angkatan tahun-tahun berikutnya ataupun sebelumnya.
Berikut adalah ciri dan karakteristik sastra angkatan 45:
Sastra Angkatan 45 mencerminkan semangat perjuangan dan nasionalisme, menciptakan karya-karya yang membangkitkan semangat kebangsaan.
Sastra ini banyak mengkritik kondisi sosial-politik pada masanya, menyoroti ketidakadilan dan ketidaksetaraan.
Penggunaan bahasa yang jelas dan sederhana menjadi ciri khas sastra ini, sebagai upaya agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh masyarakat luas.
Kao bicara tentang sejarah sastra angkatan 45, maka tidak akan lepas dari beberapa tokoh sastrawan yang ada di dalamnya. Ada beberapa sastrawan yang bahkan populer hingga saya sekolah dan bahkan ke bangku kuliah.
Beberapa tokok sastra angkatan 45 di antaranya:
Dikenal sebagai “penyair angkatan 45,” karya-karyanya seperti “Aku” mencerminkan semangat perubahan dan kegelisahan hati pada masa revolusi.
Penyair dan pengarang novel yang karyanya mencerminkan perasaan nasionalisme dan kepedulian terhadap nasib bangsa.
Salah satu pengarang yang memperkenalkan “sajak-prosa,” yaitu bentuk puisi yang lebih bebas dalam penulisannya.
Seorang sastrawan yang aktif dalam dunia politik dan sastra, karyanya sering kali berbicara tentang ketidakadilan dan perjuangan rakyat.
Dan jika dilihat dari masa-masa perkembangannya, sastra angkatan 45 ini terbagi ke dalam beberapa generasi, yaitu:
Media ini menjadi wadah bagi para sastrawan Angkatan 45 untuk mengekspresikan pemikiran dan karyanya.
Terjadi pada 1950, di mana sejumlah sastrawan Angkatan 45 menandatangani surat pernyataan dukungan terhadap pemerintah, namun kemudian dianggap sebagai bentuk kolaborasi dengan penguasa.
Perkembangan sastra Angkatan 45 dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa politik seperti Agresi Militer Belanda dan situasi politik dalam negeri.
Di antara era sastra, angkatan 45 merupakan salah satu angkatan terbaik. Karena dampaknya masih dirasakan hingga beberapa generasi berikutnya, bahkan hari ini.
Sastra Angkatan 45 memberikan inspirasi bagi generasi sastrawan berikutnya, terutama dalam menyuarakan aspirasi dan perasaan kebangsaan.
Karya-karya dari Sastra Angkatan 45 menjadi bagian penting dari warisan sastra Indonesia, terus dikenang dan dihargai oleh generasi penerus.
Seiring waktu, Sastra Angkatan 45 tetap menjadi salah satu periode sastra yang signifikan dalam sejarah sastra Indonesia, mencerminkan semangat perjuangan dan patriotisme pada masa-masa awal kemerdekaan.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.