Bagi kamu yang suka dengan kisah novel tentang revolusi atau perjuangan sebaiknya kamu baca dulu novel perang pun usai yang ditulis oleh Maharimin. Dimana dalam kesempatan kali ini kami tim Mustakim Media akan menjelaskan mengenai resensi novel dan perang pun usai.
Mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga pesan moral yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya itu, kami juga akan menjelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan dari novel tersebut. Simak sampai akhir ya!
Judul Novel | Dan Perang Pun Usai |
Penulis | Maharimin |
Penerbit | Pustaka Jaya |
Jumlah Halaman | 244 Halaman |
Ukuran Buku | 14,5×21 cm |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 1977 |
Harga Buku | Rp.56.000,- |
Novel dan perang pun usai ini merupakan sebuah karya dari Maharimin yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya pada tahun 1977. Dimana novel ini juga memiliki ketebalan yang mencapai 244 halaman dengan ukuran buku sekitar 14,5×21 cm.
Novel ini merupakan karya sastra yang bernilai tinggi dimana tema cerita pada novel ini adalah perjuangan dan revolusi dan latar yang diambil darii novel ini yaitu suatu daerah di Teratak Bulu, Sumatra.
Dalam resensi novel dan perang pun usai ini kami akan jelaskan juga sinopsis novel tersebut. Dimana sinopsis tersebut bisa membantu kamu untuk bisa mengetahui isi novel ini secara garis besar.
Tokoh dalam novel ini ialah Letnan Oase yaitu merupakan seorang kepala kamp tawanan Jepang yang sangat baik. Sersan Kiguchi merupakan wakil kepala kamp tawanan yang mempunyai sikap kejam terhadap tawanan.
Selanjutnya dal Kliwon ia merupakan seorang pemuda romusha yang memiliki sifat berani dan rela berkorban. Wimpie merupakan tawanan bangsa Belanda yang selalu ingin melarikan diri dari kamp tersebut.
Selain itu ada Lena merupakan anak haji Zen yang memiliki tujuan sama dengan Kliwon. Dan Haji Zen ini merupakan tokoh masyarakat daerah Teratak Buluh beliau memiliki semangat juang yang tinggi dan rela berkorban.
Pak Tua Hasan juga merupakan seorang pribumi yang ikut membantu para tawanan untuk melarikan diri. Dimana para tawanan tersebut berencana akan melarikan diri dan perencanaan itu si usulkan oleh Wimpie yang merupakan tawanan Bangsa Belanda.
Tetapi , perencanaan tersebut belum mendapatkan persetujuan dari semua tawanan karena ada yang pro dan kontra dimana Van Roscoot yang mempunyai firasat akan berakhirnya perang dan tawanan di sana ada 31 orang.
Dan Letnan Oase yang menjadi pimpinan kamp tidak mengetahui bahwa tawanannya mempunyai rencana untuk melarikan diri.
Pihak yang pro akan melarikan diri tersebut pun merencanakan pelarian dengan teliti. Jalan-jalan akan dilalui ditentukan oleh Kliwon. Padahal Kliwon pun tidak memiliki keinginan untuk melarikan diri, tapi karena aibnya sudah diketahui Wimpie karena berbuat zina dengan Lena.
Ia terpaksa harus menyetujuinya karena takut Wimpie buka mulut. Dan Haji Zen menyiapkan semua persediaan makanan dan segala kebutuhan pelarian yang diperlukan sedangkan Pak Hasan menjadi pemandu ke desa terpencil.
Namun, Letnan Oase mendapatkan kabar bahwa Jepang telah kalah dan menyerah terhadap sekutu dan semua pimpinan diperingatkan supaya menjaga tawanan dengan baik. dan sesampainya di kamp tahanan Letnan segera memanggil semua tentara.
Dan menyampaikan amanat kaisar namun rupanya tawanan itu menerjemahkan versi lain sehingga mereka percaya tentara Jepang yang dipimpin oleh ia diperintahkan untuk di bantai. Sehingga mereka melakukan pelarian tersebut.
Sayangnya Van Schot, Kliwon dan Lena bernasib sial mereka tidak lolos dan mereka di tembak mati oleh tentara Jepang. Lantas apakah yang lainnya selamat dan apakah perang ini benar-benar telah usai?
Yuk, kamu bisa baca kelengkapan cerita novel dan perang pun usai ini di dalam bukunya secara langsung ya!
Dalam resensi novel dan perang pun usai ini akan kami bahas juga unsur intrinsik dari novel ini secara lengkap, dan berikut penjelasannya:
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah sebuah perjuangan dan juga revolusi untuk perubahan dan kemerdekaan bangsa.
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalam novel tersebut namun kebanyakan alur maju.
Latar waktu yang digunakan dalam novel dan perang pun usai ini yaitu menggunakan latar waktu pagi hari, siang hari dan malam hari di tahun sebelum kemerdekaan Indonesia.
Latar temppat yang digunakan dalam novel ini adalah di kamp tahanan yang berada di Teratak Bulu, Sumatera.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel dan perang pun usai ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah janganlah memberikan kabar bohong atau palsu dan jangan pernah patah semangat dan terburu-buru dalam melakukan sesuatu.
Selain unsur intrinsik kami juga akan menjelaskan dalam resensi novel dan perang pun usai mengenai unsur ekstrinsik novel dan berikut penjelasan lengkapnya mengenai unsur ekstrinsik novel, yaitu:
Sikap sosial yang terdapat dalam novel ini adalah sikap Haji Zen yang peduli dengan membawa perbekalan untuk semua orang saat melakukan pelarian.
Sikap prajurit yang memberitahukan kabar bohong atau mengganti surat dari wasiat dengan penerjemahan yang salah adalah hal yang sangat tidak patut di contoh.
Jangalah tergesa-gesa dalam mengambil keputusan dan kerjasama dalam suatu misi agar tercapai jalan yang sukses untuk dilalui.
Demikianlah penjelasan mengenai resensi novel dan perang pun usai mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga pesa moral yang terkandung di dalam novel tersebut.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.