Resensi novel bumi dan lukanya ini akan memaparkan identitas novel, sinopsis, unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, kelebihan dan juga kekurangan dari novel ini secara lengkap.
Resensi ini tentunya akan sangat berguna bagi kalian yang akan membeli novel ini. Untuk itu alangkah baiknya kalian harus membaca resensi nya terlebih dahulu, agar kalian bisa mempertimbangkan membeli atau tidak nya novel ini.
Judul Novel | Bumi dan Lukanya |
Penulis | Revianaaprl (Reviana Apriliandini) |
Penerbit | Loveable |
Jumlah Halaman | 280 halaman |
Ukuran Buku | 13 x 19 cm |
Kategori | Fiksi Remaja |
Tahun Terbit | 2022 |
Harga Buku | Rp. 89.500,00-‘ |
Novel bumi dan lukanya ini adalah novel yang bergenre fiksi remaja. Salah satu cerita yang menguras emosi dan air mata. Bumi dan lukanya kembali diterbitkan dengan versi remake bersama penerbit Loveable pada tahun 2022.
Novel bumi dan lukanya ini mengisahkan tentang seorang laki-laki bernama Bumi Putra Langit yang sudah terbiasa diabaikan dan dianggap tak ada oleh orang-orang disekitarnya, bahkan oleh keluarganya sendiri.
Bumi Putra Langit, Senjani Sekar Ayu. Pada awal mulanya mereka bertemu pertama kali di dalam sebuah bus. Senjani yang menyapa dan mengajak kenalan Bumi karena melihat seragam sekolah mereka yang sama.
Dari sinilah awal mula kisah mereka berdua. Bumi yang selalu merasa sedih dan Senjani lah yang selalu menghiburnya. Bumi yang kehilangan makna rumah dan Senjani yang menawarinya sebagai tempat ternyaman untuk pulang.
Bumi merupakan anak bungsu yang tidak diharapkan kehadirannya. Bumi selalu dibanding-bandingkan dengan sang kakak yaitu Azri. Ibu dan ayahnya yang selalu pilih kasih membuat Bumi merasa tidak berharga dan tidak diinginkan.
Tidak terhitung oleh jari berapa banyak perlakuan orang tuanya, terutama ibunya yang melukai hati Bumi. Akan tetapi Bumi tetap merindukan pelukan hangat dari kedua orang tuanya itu.
Hingga pada suatu hari Bumi mendengar secara langsung perkataan ibunya bahwa kehadiran Bumi memang tidak diharapkan di keluarganya. Setegar apapun ia menghadapinya, sebagai seorang anak, Bumi pasti merasa sangat sedih.
Bagi seorang Bumi, diabaikan dan tak dianggap orang sekitarnya sudah seperti makanan sehari-hari. Sejak ia kecil bahkan Bumi tidak pernah merasakan bagaimana dipeluk oleh orang tuanya.
Bumi juga merasa sangat aneh, dan tak pernah mengerti apa alasan dirinya selalu dianggap asing dan diabaikan. Bumi hanya bisa menangis secara diam-diam di sudut kamar tidurnya. Kalau harus jujur Bumi merasa iri kepada sang kakak.
Sebab kakaknya selalu menjadi prioritas dan dipeluk oleh asing sayang kedua orang tuanya. Apa yang dilakukan kedua orang tuanya kepada sang kakak sangatlah berbeda dengan apa yang ia dapatkan dari keduanya.
Bumi selalu membatin apakah dia bisa menjadi seperti kakaknya? Bumi hanya bisa tersenyum miris jika mengingat bahwa dia hanyalah sebagai pelengkap yang tidak ada artinya.
Setiap pagi canda tawa memenuhi ruangan makan. Bumi melangkahkan kakinya, berjalan keluar dari kamarnya untuk menuju ruang makan keluarga. Ayah ibunya juga sang kakak sudah ada sedang duduk dan mengobrol.
Hanya bumi saja seorang yang tak pernah disuruh bergabung untuk sarapan bersama. Setiap pagi Bumi selalu pergi sendiri tanpa ada yang mengingatkan.
Di saat Bumi mencoba untuk mengatakan sesuatu kepada ibunya, ibunya malah menjawab dengan ketus. Sesak, itu yang dirasakan Bumi ketika mendengar perkataan dari ibunya. Berusaha sekuat tenaga untuk menahan air mata yang hampir keluar.
Sang papa kemudian menawarkan untuk mengantar ke sekolah dan mengajak segera berangkat. Bumi merasa terkejut mendengar perkataan ayahnya. Namun saat menoleh ternyata ajakan itu adalah kepada kakaknya bukan kepada Bumi.
Dengan langkah kaki yang lemas, Bumi beranjak keluar rumah untuk segera pergi ke sekolah. Bumi sangat ingin menangis, tetapi tidak bisa. Bumi hanya bisa menepuk-nepuk dadanya untuk meredakan rasa sakit yang is rasakan.
Senjani lah yang menjadi obat untuk Bumi. Obat yang tidak akan pernah membuat Bumi merasa bosan untuk meminumnya. Bumi hanya ingin Senjani berjanji untuk jangan pernah meninggalkannya.
Bumi sendiri juga tak mengerti, kenapa ayah dan ibunya segitu bencinya terhadap bumi? Apakah alasan dibalik kehadiran Bumi yang tidak diinginkan? Dan bagaimana kelanjutan kisah cinta Senjani dan Bumi?
Untuk mengetahui kisahnya secara lengkap kalian bisa membeli novel Bumi dan lukanya!
Tema yang diangkat dalam kisah novel ini adalah fiksi remaja. Dimana anak laki-laki bernama Bumi Putra Langit yang tidak diinginkan kehadirannya oleh keluarganya bahkan oleh kedua orang tuanya sendiri.
Alur yang digunakan dalam cerita novel ini adalah alur maju. Karena menceritakan dari awal hingga akhir secara runtut.
Waktu yang diceritakan dalam novel tersebut adalah pada pagi hari, siang hari, malam hari dan sore hari.
Latar tempat yang digunakan adalah di rumah, kamar tidur, ruang makan, sekolah, kamar mandi, ruang keluarga, dll.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari jadi sangat mudah dimengerti dan mudah dipahami. Hal ini dapat membuat pembaca mudah dan nyaman untuk membacanya.
Cinta sejati perlu berbagai rintangan dan pengorbanan. Dari cerita novel ini mengajarkan bahwa kita harus bisa menghargai seseorang yang ada sebelum ia pergi untuk selama-lamanya.
Nilai sosial dalam novel ini yaitu saling memaafkan ketika kita melakukan kesalahan, saling membantu, saling menghargai.
Nilai moralnya adalah selalu peduli terhadap sesama, menjadi seseorang yang penyayang, sabar dan kuat dalam menghadapi sesuatu.
Penulisan dan narasinya dinilai jelas dan sangat detail. Penulis mampu mendeskripsikan seluruh latar suasana, waktu dan tempat dengan jelas, sehingga pembaca dapat berimajinasi tiap adegan dengan mudah.
Dengan karakter tokoh yang kuat dan menari hati para pembaca membuat mereka simpati dan sangat mendukung cerita ini menjadi lebih menarik. Gabungan konflik novel ini cukup kompleks mampu membuat pembaca merasakan berbagai emosi.
Novel ini juga memberikan sejumlah pesan-pesan yang dapat menjadi pembelajaran bagi para pembaca.
Masih ada beberapa bagian dan teknis penulisan yang salah. Kemudian juga ada beberapa kalimat yang dinilaikurang efektif. Hal ini cukup mengganggu bagi sejumlah pembaca, tetapi tidak mengurangi menariknya kisah ini.
Narasi yang menggambarkan suasananya di ulang beberapa kali. Mungkin ini menjadi kesengajaan penulis supaya pembaca bisa memahami keadaan.
Pelajaran yang dapat kita ambil adalah belajar untuk menjadi orang yang bersikap adil kepada siapapun. Anak tidak memilih untuk dilahirkan. Sebagai orang tua, memiliki kendali untuk melahirkan seorang anak.
Mengajarkan kita untuk tetap senantiasa bertahan menghadapi cobaan hidup. Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hambanya.
Sekian resensi novel Bumi dan Lukanya ini. Bagi kalian yang penasaran bagaimana kelanjutan kisah Bumi, keluarganya, dan Senjani, kalian bisa membeli novel Bumi dan Lukanya ini.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.