Ini adalah resensi novel jembatan horor paling lengkap. Bagi Anda yang belum tahu cerita lengkap dibalik novel horor yang satu ini, Anda bisa baca artikel ini sampai selesai.
Judul | Jembatan Horor |
---|---|
Penulis | Nikmatus S., Eka Yulistia |
Editor | Latif |
Penerbit | Euthenia |
Tahun Terbit | 2015 |
ISBN | 978-602-1010-84-6 |
Jumlah Halaman | iv, 160 halaman |
Ukuran | 19 cm |
Genre | Horor |
Bahasa | Indonesia |
Novel “Jembatan Horor” karya Nikmatus S. dan Eka Yulistia menceritakan tentang sekelompok remaja yang terdiri dari Rara, Dimas, Rio, Rani, dan Vivi. Mereka berniat untuk melakukan uji nyali di sebuah jembatan tua yang terkenal angker di Desa Angkermanik.
Jembatan tersebut memiliki sejarah kelam, di mana beberapa orang pernah meninggal secara misterius di sana. Konon, arwah-arwah mereka masih gentayangan di sekitar jembatan dan sering menampakan diri kepada orang-orang yang berani melewatinya.
Para remaja ini awalnya tidak percaya dengan cerita-cerita mistis tentang jembatan tersebut. Namun, ketika mereka mulai melewati jembatan, mereka mulai mengalami berbagai kejadian aneh dan mengerikan. Mereka melihat penampakan hantu, mendengar suara-suara gaib, dan merasakan hawa dingin yang menusuk tulang.
Ketakutan mereka semakin memuncak ketika salah satu dari mereka, yaitu Vivi, tiba-tiba dirasuki oleh arwah jahat. Rara, Dimas, Rio, dan Rani berusaha untuk menyelamatkan Vivi, namun mereka harus berhadapan dengan berbagai rintangan dan bahaya.
Akankah mereka berhasil menyelamatkan Vivi dari cengkeraman arwah jahat? Dan apa yang sebenarnya terjadi di jembatan tua tersebut? Jawabannya dapat Anda temukan dalam novel “Jembatan Horor”.
Berikut adalah daftar karakter utama dalam novel “Jembatan Horor”:
1. Rara
2. Dimas
3. Rio
4. Rani
5. Vivi
Selain karakter utama, ada beberapa karakter lain yang juga muncul dalam novel ini, seperti:
Novel “Jembatan Horor” karya Nikmatus S. dan Eka Yulistia memiliki beberapa unsur intrinsik yang menarik untuk dikaji, yaitu:
1. Tema
Tema utama dalam novel ini adalah keberanian dan persahabatan. Para remaja dalam cerita ini dihadapkan pada situasi yang berbahaya dan harus mengandalkan keberanian dan persahabatan mereka untuk bisa selamat.
2. Tokoh dan Penokohan
Tokoh-tokoh utama dalam novel ini adalah Rara, Dimas, Rio, Rani, dan Vivi. Masing-masing tokoh memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda-beda.
Tokoh-tokoh pendukung dalam novel ini antara lain Pak Kades, Bu Tini, dan arwah jahat.
3. Alur
Alur cerita dalam novel ini menggunakan alur maju. Cerita dimulai dengan perkenalan para tokoh dan rencana mereka untuk melakukan uji nyali di jembatan tua. Kemudian, mereka mulai mengalami berbagai kejadian aneh dan mengerikan di jembatan tersebut.
Klimaks cerita terjadi ketika Vivi dirasuki oleh arwah jahat. Para remaja harus berusaha untuk menyelamatkan Vivi dan mengalahkan arwah jahat tersebut. Cerita diakhiri dengan kekalahan arwah jahat dan keselamatan para remaja.
4. Setting
Setting cerita dalam novel ini adalah Desa Angkermanik dan jembatan tua. Jembatan tua tersebut merupakan tempat yang angker dan terkenal dengan cerita mistisnya.
5. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah bahasa Indonesia yang mudah dipahami. Penulis menggunakan gaya bahasa yang deskriptif dan naratif untuk membangun suasana yang menegangkan dan mencekam.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga. Penulis menceritakan kisah dari sudut pandang orang ketiga yang tidak terlibat dalam cerita.
7. Gaya Penceritaan
Gaya penceritaan dalam novel ini menegangkan dan mencekam. Penulis menggunakan berbagai teknik untuk membangun rasa takut dan ketegangan pada pembaca, seperti:
8. Pesan Moral
Novel “Jembatan Horor” mengandung beberapa pesan moral yang penting, antara lain:
Unsur ekstrinsik novel “Jembatan Horor” karya Nikmatus S. dan Eka Yulistia adalah faktor-faktor di luar novel yang mempengaruhi pembuatan dan pemaknaannya. Berikut beberapa unsur ekstrinsiknya:
1. Latar Belakang Sosial Budaya
Novel ini dibuat dalam konteks budaya Indonesia, di mana masyarakatnya masih mempercayai adanya makhluk gaib dan cerita-cerita mistis. Hal ini terlihat dari penggunaan setting cerita di Desa Angkermanik dan jembatan tua yang angker, serta penggambaran arwah jahat yang berusaha untuk mencelakai manusia.
2. Latar Belakang Pengarang
Kedua penulis novel ini, Nikmatus S. dan Eka Yulistia, kemungkinan besar terinspirasi oleh cerita-cerita mistis yang populer di masyarakat Indonesia. Mereka mungkin juga memiliki pengalaman pribadi dengan kejadian-kejadian aneh dan mistis, yang kemudian mereka tuangkan ke dalam novel ini.
3. Nilai-Nilai yang Diungkap
Novel ini mengandung beberapa nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh penulis, seperti:
4. Tujuan Penciptaan
Tujuan penciptaan novel ini kemungkinan besar adalah untuk menghibur pembaca dengan cerita yang menegangkan dan mencekam. Selain itu, novel ini juga mungkin bertujuan untuk menyampaikan pesan moral tentang pentingnya keberanian, persahabatan, dan kebaikan hati.
5. Pengaruh Karya Lain
Novel ini mungkin dipengaruhi oleh karya-karya lain dalam genre horor, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari penggunaan berbagai teknik untuk membangun rasa takut dan ketegangan pada pembaca.
Novel “Jembatan Horor” karya Nikmatus S. dan Eka Yulistia memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menarik untuk dibaca, antara lain:
1. Cerita yang Menegangkan dan Mencekam
Penulis menggunakan berbagai teknik untuk membangun rasa takut dan ketegangan pada pembaca, seperti penggunaan kata-kata yang sugestif, penggambaran suasana yang kelam dan mencekam, penggunaan adegan-adegan yang menegangkan, dan penggunaan unsur-unsur misteri dan horor. Hal ini membuat novel ini sangat seru dan menegangkan untuk dibaca.
2. Pesan Moral yang Penting
Novel ini mengandung beberapa pesan moral yang penting, seperti pentingnya keberanian, persahabatan, dan kebaikan hati. Pesan-pesan moral ini disampaikan dengan cara yang halus dan tidak menggurui, sehingga mudah diterima oleh pembaca.
3. Bahasa yang Mudah Dipahami
Bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah bahasa Indonesia yang mudah dipahami. Hal ini membuat novel ini dapat dinikmati oleh pembaca dari berbagai kalangan.
4. Cocok untuk Remaja dan Dewasa
Novel ini cocok dibaca oleh remaja dan dewasa. Remaja akan terhibur dengan cerita yang menegangkan dan mencekam, sedangkan dewasa akan dapat memahami pesan moral yang terkandung di dalamnya.
5. Mengangkat Cerita Rakyat
Novel ini mengangkat cerita rakyat tentang jembatan angker yang terkenal dengan cerita mistisnya. Hal ini membuat novel ini menarik bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih banyak tentang budaya dan tradisi Indonesia.
Novel “Jembatan Horor” karya Nikmatus S. dan Eka Yulistia, meskipun memiliki banyak kelebihan, juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. Alur Cerita yang Cukup Predictable
Bagi beberapa pembaca, alur cerita dalam novel ini mungkin terasa cukup predictable. Hal ini karena penulis menggunakan formula cerita horor yang sudah umum, yaitu sekelompok remaja yang melakukan uji nyali di tempat angker dan kemudian mengalami berbagai kejadian aneh dan mengerikan.
2. Penggambaran Karakter yang Kurang Mendalam
Penggambaran karakter dalam novel ini terkesan kurang mendalam. Penulis lebih fokus pada membangun suasana yang menegangkan dan mencekam daripada mengembangkan karakter-karakternya. Hal ini membuat beberapa pembaca merasa kurang relate dengan para tokoh dalam cerita.
3. Penggunaan Bahasa yang Terkesan Informal
Meskipun bahasa yang digunakan dalam novel ini mudah dipahami, namun beberapa pembaca mungkin merasa bahwa penulis menggunakan bahasa yang terkesan informal dalam beberapa bagian. Hal ini bisa membuat novel ini terasa kurang serius dan profesional.
4. Kurangnya Latar Belakang Cerita
Novel ini tidak banyak memberikan informasi tentang latar belakang cerita, seperti sejarah Desa Angkermanik dan jembatan tua tersebut. Hal ini membuat beberapa pembaca merasa penasaran dan ingin mengetahui lebih banyak tentang dunia dalam novel ini.
5. Ending Cerita yang Terkesan Terburu-buru
Ending cerita dalam novel ini terkesan terburu-buru dan kurang memuaskan. Penulis tidak memberikan penjelasan yang detail tentang apa yang terjadi pada para tokoh setelah mereka berhasil mengalahkan arwah jahat. Hal ini membuat beberapa pembaca merasa kecewa.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.