Cerita lucu adalah salah satu jenis humor yang paling populer di masyarakat. Cerita lucu dapat berupa cerita pendek, cerita bersambung, atau bahkan sekadar lelucon. Cerita lucu biasanya memiliki plot yang sederhana dan mudah dipahami, namun mampu membuat pembacanya tertawa terbahak-bahak.
Cerita lucu dapat dijumpai dalam berbagai bentuk media, mulai dari buku, majalah, koran, hingga media sosial. Cerita lucu juga dapat disampaikan secara lisan, misalnya dalam bentuk stand up comedy atau obrolan antar teman.
Cerita lucu memiliki berbagai macam jenis, mulai dari cerita humor receh, cerita humor absurd, hingga cerita humor yang mengandung sindiran. Setiap jenis cerita lucu memiliki daya tariknya masing-masing.
Cerita humor receh adalah jenis cerita lucu yang paling populer. Cerita humor receh biasanya memiliki plot yang sederhana dan mudah dipahami, namun mampu membuat pembacanya tertawa terbahak-bahak. Cerita humor receh biasanya menggunakan humor yang sederhana, seperti permainan kata, kekonyolan, atau kelucuan yang tidak terduga.
Berikut adalah contoh cerita humor receh:
Judul: Kenapa Tukang Becak Tidak Pernah Ketemu Kuntilanak?
Pada suatu malam, seorang tukang becak sedang mangkal di pinggir jalan. Tiba-tiba, muncul seorang wanita berambut panjang dan mengenakan pakaian putih. Wanita itu berdiri di pinggir jalan dan memanggil tukang becak.
“Pak, mau ke mana?” tanya tukang becak.
“Ke pasar,” jawab wanita itu.
Tukang becak pun langsung naik ke becaknya dan menariknya. Namun, ketika becak itu sudah berjalan beberapa meter, wanita itu tiba-tiba menghilang. Tukang becak pun kaget dan langsung berhenti.
“Wah, kok tiba-tiba menghilang?” gumam tukang becak.
Tukang becak itu pun turun dari becaknya dan mencari wanita itu. Namun, wanita itu tidak ditemukan. Tukang becak pun kembali ke becaknya dan melanjutkan perjalanannya.
Sesampainya di pasar, tukang becak itu langsung menurunkan wanita itu. Wanita itu pun membayar ongkos becak dan pergi.
Setelah wanita itu pergi, tukang becak pun mulai curiga. Ia pun bertanya kepada dirinya sendiri, “Apakah tadi itu benar-benar kuntilanak?”
Tukang becak itu pun berpikir lagi, “Kalau memang kuntilanak, kenapa tidak menakutiku? Malah dia diam saja dan hanya mau naik becak.”
Tukang becak itu pun akhirnya menyimpulkan, “Mungkin itu bukan kuntilanak, tapi orang yang sedang menyamar.”
Judul: Kenapa Kucing Gendut Tidak Mau Makan Ikan?
Pada suatu hari, seorang pemilik kucing sedang khawatir dengan kucingnya yang semakin gendut. Kucing itu sudah diberi makan yang banyak, namun berat badannya tidak kunjung turun.
Pemilik kucing itu pun memutuskan untuk membawa kucingnya ke dokter hewan. Dokter hewan itu memeriksa kucing itu dan berkata, “Kucing Anda memang gendut, tapi tidak perlu khawatir. Kucing Anda sehat.”
Pemilik kucing itu pun bertanya, “Lalu, kenapa kucing saya tidak mau makan ikan?”
Dokter hewan itu pun menjawab, “Karena kucing Anda sudah kenyang makan rendang, ayam pop, dan kikil.”
Judul: Kenapa Tukang Las Tidak Pernah Ketemu Kuntilanak?
Pada suatu hari, seorang tukang las sedang bekerja di sebuah proyek pembangunan. Tiba-tiba, muncul seorang wanita berambut panjang dan mengenakan pakaian putih. Wanita itu berdiri di pinggir proyek dan memanggil tukang las.
“Pak, mau ke mana?” tanya tukang las.
“Ke pasar,” jawab wanita itu.
Tukang las pun langsung naik ke becaknya dan menariknya. Namun, ketika becak itu sudah berjalan beberapa meter, wanita itu tiba-tiba menghilang. Tukang las pun kaget dan langsung berhenti.
“Wah, kok tiba-tiba menghilang?” gumam tukang las.
Tukang las itu pun turun dari becaknya dan mencari wanita itu. Namun, wanita itu tidak ditemukan. Tukang las pun kembali ke becaknya dan melanjutkan perjalanan.
Pada suatu hari, seorang alien datang ke Bumi. Alien itu pun bertanya kepada seorang manusia, “Kenapa orang Indonesia suka makan nasi?”
Manusia itu pun menjawab, “Karena nasi adalah makanan pokok orang Indonesia.”
Alien itu pun bertanya lagi, “Tapi, kenapa nasi harus menjadi makanan pokok?”
Manusia itu pun berpikir sejenak, kemudian menjawab, “Sebenarnya, saya juga tidak tahu. Mungkin karena nasi adalah makanan yang paling mudah ditemukan di Indonesia.”
Alien itu pun bertanya lagi, “Tapi, kenapa makanan yang paling mudah ditemukan harus menjadi makanan pokok?”
Manusia itu pun mulai bingung. Ia pun berpikir keras untuk mencari jawaban yang tepat. Namun, ia tidak bisa menemukan jawabannya.
Akhirnya, manusia itu pun menyerah dan berkata, “Saya juga tidak tahu kenapa orang Indonesia suka makan nasi. Mungkin itu adalah misteri alam.”
Pada suatu hari, seorang peneliti sedang melakukan penelitian tentang kebiasaan orang Indonesia. Ia pun bertanya kepada seorang responden, “Kenapa orang Indonesia suka ngomongin orang lain?”
Responden itu pun menjawab, “Karena orang Indonesia itu suka kepo.”
Peneliti itu pun bertanya lagi, “Tapi, kenapa orang Indonesia harus kepo?”
Responden itu pun berpikir sejenak, kemudian menjawab, “Sebenarnya, saya juga tidak tahu. Mungkin karena orang Indonesia itu suka tahu.”
Peneliti itu pun bertanya lagi, “Tapi, kenapa orang Indonesia harus tahu?”
Responden itu pun mulai bingung. Ia pun berpikir keras untuk mencari jawaban yang tepat. Namun, ia tidak bisa menemukan jawabannya.
Akhirnya, responden itu pun menyerah dan berkata, “Saya juga tidak tahu kenapa orang Indonesia suka ngomongin orang lain. Mungkin itu adalah takdir.”
Pada suatu hari, seorang guru sedang mengajar di kelas. Ia pun bertanya kepada murid-muridnya, “Kenapa orang Indonesia suka bercanda?”
Murid-murid itu pun mulai berpikir. Setelah beberapa saat, salah satu murid menjawab, “Karena orang Indonesia itu suka bahagia.”
Guru itu pun bertanya lagi, “Tapi, kenapa orang Indonesia harus bahagia?”
Murid itu pun berpikir sejenak, kemudian menjawab, “Sebenarnya, saya juga tidak tahu. Mungkin karena orang Indonesia itu suka bersyukur.”
Guru itu pun bertanya lagi, “Tapi, kenapa orang Indonesia harus bersyukur?”
Murid itu pun mulai bingung. Ia pun berpikir keras untuk mencari jawaban yang tepat. Namun, ia tidak bisa menemukan jawabannya.
Akhirnya, murid itu pun menyerah dan berkata, “Saya juga tidak tahu kenapa orang Indonesia suka bercanda. Mungkin itu adalah anugerah.”
Pada suatu malam yang cukup dingin, seorang tukang becak sedang mangkal di pinggir jalan. Tiba-tiba, muncul seorang wanita berambut panjang dan mengenakan pakaian putih. Wanita itu berdiri di pinggir jalan dan memanggil tukang becak.
“Pak, mau ke mana?” tanya tukang becak.
“Ke pasar,” jawab wanita itu.
Tukang becak pun langsung naik ke becaknya dan menariknya. Namun, ketika becak itu sudah berjalan beberapa meter, wanita itu tiba-tiba menghilang. Tukang becak pun kaget dan langsung berhenti.
“Wah, kok tiba-tiba menghilang?” gumam tukang becak.
Tukang becak itu pun turun dari becaknya dan mencari wanita itu. Namun, wanita itu tidak ditemukan. Tukang becak pun kembali ke becaknya dan melanjutkan perjalanannya.
Sesampainya di pasar, tukang becak itu langsung menurunkan wanita itu. Wanita itu pun membayar ongkos becak dan pergi.
Setelah wanita itu pergi, tukang becak pun mulai curiga. Ia pun bertanya kepada dirinya sendiri, “Apakah tadi itu benar-benar kuntilanak?”
Ia pun berpikir lagi, “Kalau memang kuntilanak, kenapa tidak menakutiku? Malah dia diam saja dan hanya mau naik becak.”
Tukang becak itu pun akhirnya menyimpulkan, “Mungkin itu bukan kuntilanak, tapi orang yang sedang menyamar.”
Keesokan harinya, tukang becak itu kembali mangkal di tempat yang sama. Tak lama kemudian, muncul lagi wanita berambut panjang dan mengenakan pakaian putih. Wanita itu berdiri di pinggir jalan dan memanggil tukang becak.
“Pak, mau ke mana?” tanya tukang becak.
“Ke pasar,” jawab wanita itu.
Tukang becak pun langsung naik ke becaknya dan menariknya. Namun, ketika becak itu sudah berjalan beberapa meter, wanita itu tiba-tiba menghilang lagi.
Tukang becak itu pun langsung berhenti dan turun dari becaknya. Ia pun mencari wanita itu dengan lebih teliti. Kali ini, ia menemukan wanita itu bersembunyi di balik pohon.
“Hei, kamu siapa?” tanya tukang becak.
Wanita itu pun keluar dari balik pohon dan tersenyum. “Saya hanya ingin bercanda dengan Anda,” katanya.
Tukang becak itu pun terkejut. “Kenapa kamu melakukan itu?” tanyanya.
“Karena saya melihat Anda sedang bosan,” jawab wanita itu. “Saya ingin membuat Anda tertawa.”
Tukang becak itu pun tersenyum. “Terima kasih,” katanya. “Saya memang sedang bosan. Dan Anda berhasil membuat saya tertawa.”
Tukang becak itu pun mengantarkan wanita itu ke pasar. Setelah wanita itu turun dari becak, tukang becak itu pun melanjutkan perjalanannya.
Sejak saat itu, tukang becak itu sering bertemu dengan wanita berambut panjang itu. Wanita itu selalu membuat tukang becak tertawa dengan lelucon-leluconnya. Tukang becak pun merasa senang karena tidak lagi merasa bosan.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.