Salah satu cerita rakyat dari daerah Timor bagian barat yaitu Kerajaan Amanuban yang terkenal. Dimana kini menjadi Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan ibukota So’E. Nah, bagi kamu yang penasaran dengan cerita rakyat dari Amanuban ini.
Kamu bisa simak artikel ini sampai selesai karena akan dijelaskan secara lengkap di artikel ini untuk itu jangan skip ya!
Berikut beberapa tahapan cerita dari cerita rakyat dari Amanuban agar semakin paham kita bahas dari awal kerajaan ini terbentuk, perkembangan, dan nama Amanuban ini serta raja-raja yang menjadi penguasa di Kerajaan Amanuban di kala itu, ini penjelasannya.
Cerita rakyat dari Amanuban atau Kerajaan Amanuban (banam) ini diawali dengan kehadiran Olak Mali, dia merupakan Raja Nope dan juga istrinya di Gunung Tunbes.
Olak Mali ini mempunyai pengetahuam, kemamouan, dan kekuatan untuk mempengaruhi suku-suku yang berada di Gunung Tunbes tersebut seperti halnya Nuben, Tenis, Asban, Nomnafa dan akhirnya mengakuinya sebagai penguasa.
Dengan kemampuan yang dimilikinya Olak Mali dan istrinya yang mampu meyakinkan suku-suku (tsepe) primitif.
Sehingga dapat membuktikan kepada Nubatonis dengan beberapa bukti seperti menanam pohon pisang, menanam tebu, api unggun dan pengesahan pemilihan Gunung Tunbes.
Dan empat kelompok suku yang hidup bermasyarakat di Gunung Tunbes bersama para amaf lain kemudian mengukuhkan Olak Mali menjadi Raja Amanabun (banam).
Sekaligus peristiwa ini merupakan cikal bakal terbentuknya kerajaan Amanabun. Dan bukti fisik hingga saat ini Olak Mali ini mampu menata kehidupan sosial, kemasyarakatan dan pemukiman masyarakat Tubes secara baik dan teratur.
Dan awal mula kerajaan Amanabun dipercayai oleh masyarakat karena kerajaan ini memiliki hubungan dengan kerajaan Amanabun dan kerajaan Amarasi dan ketiga kerajaan ini dianggap berasa dari tiga bersaudara.
Cerita rakyat dari Amanabun ini terus berkembang dari Tunbes kemudian pusat kerajaan Amanabun dipindahkan ke Pili Besabnao dan perpindahan pusat kekuasaan ini karena sudah terjadi pertambahan penduduk sedangkan luas tanah di Tunbes semakin kecil.
Tertanggal 5 Juni 1613 bahwa saat VOC melakukan kunjungan dagang ke Timor untuk pembelian cendana maka saat itu sudah ada beberapa Raja Kerajaan di Timor yang bisa senang diajak bersahabat dan bekerja sama.
Kerajaan Amanabun tahun 1641 telah memeluk agama katolik ditandai dengan kunjungan missi padrie Jacinto de Dominggo namun disayangkan nama baptis mereka tidak dicantumkan dalam daftar nama silsilah raja-raja Amanabun.
Dan bukti dari prasasti gereja Katolik di Abi (Neke) dibangun 1527. Kemudian ada tokoh penting Topas (Ora Kaesmetan Portugis Hitam) tahun 1664-1695 dan ia kawin dengan Putri Amanuban dan Ambenu.
De Ornay dan Da Costa merupakan dua tokoh penting yang saling merebut kekuasaan di Timor. Putra Dominggus dan Costa III yang bernama Simao da Costa kawin dengan Bi Noni Nope.
Dan tahun 1764 bahwa Raja Amanuban dan Amanessi meminta diberi gelar Don. Namun, kekejaman Simao Louis diimbangi dengan membagi-bagikan tongkat kepada Raja yang tunduk kepada Portugis.
Sebagai tanda pengenal untuk boleh mengumpulkan cendana dan lilin untuk dijual kepada portugis. Antonio de Ornay kemudian menggantikan Simao Louis sebagai Capitao mor di Timor.
Pada tahun 1703 terjadi pertempuran antara Molo dan Amakon, Amfoan serta Amanuban dimana pihak Amanuban tewas 5000 orang. Dan setelah perang Penfui dalam dokumen VOC 1750 menyebutkan Rakja Amanuban saat itu adalah Don Michel.
Bersama Don Bernando dari Amfoang datang ke Kupang bersama Kaiser dari Amakono dengan harapan hidup berdamai dengan Belanda.
Karena sebelum pecahnya perang Penfui Amanabun bersama Amakono, Sorbian, Amanatun, Amarasi-Amanesi adalah sekutu Protugis dan Topas. Dan tahun 1756 Raja Amanuban Don Louis II juga ikut menandatangani trakta kontrak Paravicini bersama raja-raja Tomor lainnya.
Lalu tahun 1786 Suku Amanuban yang anti Belanda menyerang Sonaf Raja Jacobus Albertu dari Amanuban di Kobenu yang letaknya setengah hari perjalanan dari Kupang.
Jacobus Albertus pada tengah malam harus menyelamatkan diri bersama putranya kemudian menuju tanah tumpah darahnya Amanabu-Banam yang berjarak tiga hari perjalanan.
Sepupu Jacobus Albertus yang bernama Tobani di akui sebagai Raja Amanuba. Dan kini Raja Don Louis III kemudian memindahkan pusat kerajaan Amanabu (banam dari Pili Besabnao ke Niki-Niki. Dan ia bertakhta pada tahun 1808-1824.
Di cerita rakyat dari Amanuban ini di ceritakan bahwa kerajaan itu bernama Banam karena ada asal-usulnya.
Bahwa secara tradisional sehari-hari, penduduk Amanuban dan wilayah Amanuban disebut Banam. Kata Banam atau Banamas digunakan untuk menyebut orang atau masyarakat Amanuban da juga wilayah Amanuban.
Kata banam ini terbentuk dari dua suku kata yaitu “ba” dan “nam”. Ba adalah awalan (prefiks) yang sejajar dengan awalan ber dalam bahasa Indonesia yang berarti mempunyai dan kata nam atau naam dalam bahasa Timot (uab meto) yaitu merangkak atau merayap.
Jadi, dalam adat istiadat Tomor termasuk Amanabun penduduk rakyat yang mau bertemu dengan Raja harus merangkak atau merayap sebagai bentuk penghormatan mereka kepada raja.
Dan sering juga kata Amanabun diidentikan dengan nama salah satu kelompok suku yang ada di kuan tubu Tunbes bernama Buban dengan sebutan Ama atau Am (bapak) jadi Ama Nuban= Bapak Nuban.
Sebutan atau panggilan bapak kepada seseorang tidak serta merta di panggil sebagai raja atau usif karena tidak semua bapak itu adalah raja. Banam tuan= tuan atau pemimpinnya banam (amanuban) = Nope (dipanggil dengan sebutan Nope).
Selain mengetahui cerita rakyat dari Amanuban kamu juga perlu mengetahui nama-nama raja yang pernah berkuasa di Amanuban ini dan berikut daftaran nama-nama raja yang telah berkuasa diantaranya adalah:
Nah, itulah beberapa nama-nama raja yang telah berkuasa atau pernah berkuasa di kerajaan Amanuban atau banam kurang lebih ada 16 raja yang pernah menjadi penguasa di kerajaan Amanuban tersebut.
Demikian penjelasan mengenai cerita rakyat dari Amanuban ini dikisahkan mengenai kekuasaan dari Kerajaan Amanuban atau Banam yang dimana diawali oleh Olik Mali yang memiliki pengetahuan dan wawasan sehingga bisa membangun Banam menjadi kerajaan yang makmur dan sejahtera.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.