Ini adalah kumpulan contoh cerpen anak untuk anak-anak SD dari kelas 1 sampai 6 yang dibuat dengan bahasa sederhana. Ide ceritanya original, menarik serta disajikan dengan konflik yang seru.
Bagi anak SD kelas 1-6 sangat cocok jadikan ini sebagai bahan bacaan mereka. Isi ceritanya disesuaikan dengan psikologi mereka. Mari baca selengkapnya!
Cerpen anak adalah sebuah karya sastra bacaan yang kategori pembacanya disesuaikan untuk anak usia anak-anak. Bahasa yang digunakan juga cukup ringan sehingga memudahkan anak-anak untuk memahaminya.
Berikut ini cerpen anak anak SD kelas 1-6 singkat dan menarik untuk dibaca:
Fita bersekolah kelas 1 SD, ia adalah anak yang tak begitu pandai. Bahkan, anak kelas satu ini belum bisa membaca. Di kelasnya, ia tidak mempunyai teman dekat karena ia adalah anak yang pendiam.
Teman sebangku Fita bernama Nurmala, ia sangat baik kepada Fita.
Suatu hari, saat mengerjakan tugas dari bu Guru, Fita mendapatkan nilai 0. Hal tersebut membuatnya merasa sangat sedih karena banyak temannya yang menertawakan nilai 0, seperti telor mata sapi itu.
Tetapi, tidak dengan Nurmala. Ia justru mengajak Fita untuk belajar bersama agar Fita menjadi anak yang pintar.
Sepulang sekolah, Nurmala mengajak Fita belajar dirumahnya. “Fit, yuk nanti kita belajar dirumahku ya”.
“Iya Fit, nanti aku minta antar bapakku untuk ke rumahmu”, jawab Fita dengan semangat.
Sesampainya di rumah Nurmala, mereka dua belajar bersama. Nurmala mengajari Fita membaca dengan penuh semangat.
Selama bermingu-minggu mereka belajar bersama hingga akhirnya Fita berhasil bisa membaca dengan lancar.
Suatu ketika, Fita ingin mengajak Nurmala untuk makan bersama sebagai ucapan terimakasih.
Nurmala, “Yuk, kita pergi makan bakso bersama hari minggu besok”.
“Maaf, Fita. Hari Minggu besok seperti aku dan keluargaku akan pindah ke Bandung”, Jawab Nurmala.
Hal tersebut membuat Ika merasa sedih karena sebentar lagi Nurmala akan pindah, ia tidak mempunyai sahabat yang baik lagi.
“Ika, tenang saja nanti kita masih bisa saling Video Call lewat Whatsapp ya. Kamu juga tetap harus semangat belajar!” Jawab Nurmala.
Andi dan Niko adalah sahabat sejak TK, kini mereka berdua sudah duduk di bangku SD kelas 4. Mereka selalu berangkat dan pulang sekolah bersama karena rumah mereka kebetulan dekat dari lokasi sekolah.
Suatu ketika, Andi dibelikan Sepeda oleh Ayahnya. Sejak saat itu, Niko merasa iri kepada Andi. Walaupun Andi seringkali dibocengkan saat pulang dan berangkat sekolah, tetapi Niko tetap merasa kesal kepada Andi.
Karena rasa kesalnya tersebut, Niko bersikap jahat kepada Andi. Ketika istirahat sekolah, ia membuat ban sepeda Anda menjadi bocor. Hal tersebut dilakukannya agar Andi tidak lagi naik sepeda ke sekolah.
Ketika pulang sekolah, Andi mengetahui bahwa ban sepedanya bocor. Kemudian, Andi dan Niko pulang jalan kaki. Sepedanya ditinggal di sekolah.
Namun, saat perjalanan pulang kaki Niko tergelincir hingga ia jatuh. Hal tersebut membuat Niko kesusahan untuk berjalan hingga akhirnya Andi yang menggendong Niko.
Hal itu membuat Niko merasa bersalah hingga ia mengaku kepada Anda akan hal buruk yang dilakukannya yaitu membuat ban sepeda Niko bocor dan meminta maaf.
“Andi maafkan aku ya, sebenarnya aku yang sudah membuat ban sepedamu menjadi bocor. Semua itu kulakukan karena aku iri kepadamu. Maafkan aku ya”, Kata Niko.
“Iya Niko, aku mengerti. Semoga kamu tidak mengulanginya lagi ya.
Anggun anak kelas 3 SD, ia adalah anak yang begitu penurut kepada orangtuanya. Setiap pagi hari, Anggun selalu membantu ibunya untuk menitipkan kue di setiap warung.
Suatu ketika, ada kaka kelasanya yang mengetahui bahwa Anggun berjualan kue. Saat di sekolah, kaka kelasnya mengejeknya. “Wah, ada bakul kue nih, minta dong” Celoteh anak itu”.
Kata-kata kaka kelasnya membuat anggun menjadi merasa sedih. Keesokan harinya, Anggun tidak mau lagi membantu ibunya berjualan kue karena merasa malu.
Dua hari kemudian, saat sepulang sekolah. Anggun melihat wajah ibunya yang pucat.
“Ibu, apakah ibu sakit”, tanya Anggun.
Ibunya hanya diam kemudian tertidur di kamarnya.
Melihat kondisi ibunya yang sakit membuat Anggun menjadi merasa sedih hingga ia berpikir kenapa harus malu berjualan kue.
Keesokan harinya, Anggun lebih semangat membantu ibunya jualan kue. Ia malah berjualan kue di kelasnya.
Hal tersebut membuat ibu gurunya merasa kagum dengannya. Meskipun berjualan kue, tetapi Anggun juga tetap anak yang berprestasi.
Anisa merupakan juara kelas di kelas 6, SD Muara Hati. Ia tidak hanya pintar dalam pelajaran, ia juga berprestasi dalam bidang olahraga.
Bapak dan ibu guru selalu memuji Anisa dengan sebutan “Anak Emas” karena ia selalu juara dalam berbagai lomba sehingga membawa nama baik sekolah.
Sahabat Anisa yang bernama Lulu mempunyai prestasi yang berkebalikan.
Lulu merasa iri dengan Anisa.
“Nis, kok kamu terus sih juara kelasnya, gantian dong. Aku juga ingin dipuja-puji sama bu guru”. Celoteh Lulu.
Anisa pun tersenyum.
“Kalau itu maumu, yuk kita belajar bersama ya agar nilaimu lebih bagus dari aku”. Jawab Lulu
“Serius?” tanya Lulu.
“Iya, tapi ada syaratnya ya kamu harus benar-benar semangat belajarnya”, Jawab Anisa.
“Oke deh”, Jawab Lulu.
Mereka berdua pun belajar bersama berminggu-minggu hingga akhirnya Lulu benar-benar mendapatkan nilai yang bagus. Hal tersebut membuat Lulu mendapatkan pujian dari Bapak/Ibu guru dan orangtuanya.
Budi adalah anak SD kelas 3, ia suka mengoleksi banyak sekali mobil-mobilan. Saat di sekolah Budi tidak pernah jajan. Ia menggunakan uang sakunya untuk membeli mobil-mobilan.
Biasanya, Budi selalu meminta jajan kepada sahabatnya, Jojo. Tetapi, Jojo kini sudah merasa risih dengan perlakuan Budi yang suka minta-minta.
Semua teman Budi di kelasnya juga sudah mulai menjauhinya.
Suatu ketika, Budi sakit perut selama berhari-hari. Ia tak berangkat sekolah.
Teman-teman dan ibu guru menjenguk Budi ke rumahnya.
Kemudian ibu menceritakan kepada ibu Budi bahwa sakit yang dialami Budi mungkin karena ia tidak pernah makan saat di sekolah.
Ibu Budi terkaget mendengar hal itu. Padahal ibu Budi selalu memberikan uang jajan setiap harinya.
“Budi, apa benar yang dikatakan oleh bu guru?, Tanya Ibu Budi”.
“Iya bu, maafkan Budi lain kali tidak berbohong lagi. Budi akan gunakan uang saku untuk beli jajan bukan untuk beli mobil-mobilan”. Jawab Budi.
Mawar, Rindu, dan Putri adalah anak kelas lima. Mereka bertiga bersahabat sejak kelas 1. Setiap hari mereka bertiga duduknya berpasangan dan bergantian.
Saat Mawar duduk dengan Rindu maka Putri duduk dengan teman yang lain. Saat Rindu duduk dengan Putri maka Mawar duduk dengan yang lain.
Ketika kelas lima, ada siswa baru bernama Aqila. Ia adalah siswa pindahan dari Bandung.
Saat itu, Putri diminta untuk duduk berpasangan dengan Aqila atas permintaan bu guru.
Kedekatan antara Aqila dan Putri tidak disukai oleh Mawar dan Rindu. Hal tersebut membuat Mawar dan Rindu marah kepada Putri.
Suatu ketika orangtua Putri harus pindah ke luar kota hingga Putri harus pindah sekolah. Hal tersebut diketahui oleh Mawar dan Rindu, mereka berdua merasa sedih karena harus berpisah dengan Putri.
Mereka juga menyesal karena beberapa hari ini menjauhi Putri sehingga tidak dapat menghabiskan waktu bersama sebelum pindah.
Sofia adalah anak seorang pengusaha kaya raya. Ia selalu mempunyai mainan baru yang dipamerkan saat di sekolah.
Tak hanya itu, ia seringkali mengejek teman-temannya yang tidak punya mainan baru.
Ternyata, hal tersebut membuat salah satu teman Sofia bernama Indri merasa tidak nyaman dengan sikap Sofia yang sombong.
Setiap Sofia membawa mainan baru, Indri selalu menyembunyikannya di laci guru.
Sofia marah, ia merasa mainannya dicuri.
Hal tersebut diketahui bu guru.
Bu guru menanyakan kepada anak-anak kelas 6, “Adakah yang mencuri mainan Sofia?”
Lalu, Indri menjawab.
“Aku tidak mencuri mainan Sofia, tetapi aku menyembunyikannya karena aku tidak suka sikap Sofia yang sombong”.
Hal tersebut membuat ibu guru menasehati Sofia agar tidak berperilaku sombong.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.