Ada banyak manfaat membiasakan sikap syaja’ah bagi diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari yang bisa kita dapatkan. Sikap syaja’ah merupakan salah satu ajaran yang baik di agama Islam.
Ada banyak dalil yang menjelaskan mengenai sikap syaja’ah ini. Di artikel ini sudah kami tuliskan secara lengkap.
Sikap syaja’ah (atau syaja’ah) berasal dari bahasa Arab “شجاعة” yang berarti keberanian. Dalam konteks nilai-nilai moral dan spiritual dalam Islam, sikap syaja’ah merujuk pada keberanian yang didasarkan pada keyakinan yang kuat, kejujuran, dan kebenaran.
Ini bukan hanya keberanian fisik, tetapi juga mencakup keberanian moral dan spiritual untuk bertindak benar dan menegakkan kebenaran meskipun menghadapi tantangan atau risiko.
Berikut adalah beberapa aspek penting dari sikap syaja’ah:
1. Keberanian Fisik
Sikap ini mencakup keberanian untuk menghadapi bahaya fisik atau ancaman dengan tenang dan teguh. Contohnya adalah dalam medan perang atau situasi darurat lainnya.
2. Keberanian Moral
Ini melibatkan keberanian untuk mengatakan dan melakukan apa yang benar, bahkan ketika itu tidak populer atau dapat menimbulkan konsekuensi negatif. Misalnya, seorang individu yang menolak berkompromi dengan prinsip-prinsip moralnya meskipun mendapat tekanan sosial.
3. Keberanian Spiritual
Sikap ini terkait dengan kekuatan iman dan keyakinan yang mendalam. Ini termasuk keberanian untuk mempertahankan keyakinan agama dan menjalankan perintah Allah, walaupun menghadapi kesulitan atau godaan.
4. Ketekunan dan Kesabaran
Syaja’ah juga mencakup kemampuan untuk tetap tabah dan berusaha dalam menghadapi kesulitan, tidak menyerah pada keputusasaan, dan tetap berjuang untuk mencapai tujuan yang mulia.
5. Integritas dan Kejujuran
Orang yang memiliki sikap syaja’ah adalah orang yang jujur dan adil. Mereka berani mengakui kesalahan mereka dan berusaha untuk memperbaikinya.
Dalam ajaran Islam, sikap syaja’ah adalah salah satu karakter yang sangat dihargai. Nabi Muhammad SAW memberikan banyak contoh tentang keberanian moral dan fisik ini dalam hidupnya, menunjukkan bahwa keberanian yang sejati adalah yang didasari oleh keyakinan pada Allah dan komitmen untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
Dengan demikian, sikap syaja’ah adalah keberanian yang mencakup fisik, moral, dan spiritual yang didasarkan pada keyakinan dan komitmen pada nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam Islam.
Berikut adalah beberapa manfaat membiasakan sikap syaja’ah bagi diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari:
Keberanian untuk menghadapi tantangan dan mengambil keputusan sulit meningkatkan kepercayaan diri. Ketika seseorang berani menghadapi situasi yang tidak pasti atau berisiko, mereka belajar mempercayai kemampuan mereka sendiri.
Setiap kali berhasil mengatasi tantangan, rasa percaya diri bertambah, membuat individu lebih yakin dalam menghadapi situasi serupa di masa depan.
Sikap syaja’ah membantu seseorang untuk tidak mudah terintimidasi oleh kesulitan. Dengan keberanian, individu bisa melihat masalah sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.
Mereka cenderung lebih tenang dan rasional dalam menganalisis masalah, mencari solusi, dan mengambil tindakan yang tepat. Kemampuan ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.
Keberanian moral memungkinkan seseorang untuk selalu berbicara dan bertindak berdasarkan kebenaran. Ketika dihadapkan pada situasi di mana integritas diuji, individu yang memiliki sikap syaja’ah tidak akan ragu untuk menegakkan apa yang benar.
Ini bukan hanya mempertahankan integritas pribadi tetapi juga berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih adil dan jujur.
Sikap syaja’ah adalah kualitas penting dalam kepemimpinan. Pemimpin yang berani dapat mengambil keputusan yang sulit dan penting, sering kali dalam situasi yang penuh tekanan atau risiko.
Keberanian ini juga menginspirasi orang lain untuk percaya dan mengikuti pemimpin tersebut, menciptakan tim yang lebih kuat dan kohesif. Pemimpin yang berani mampu membawa perubahan positif dan mendorong orang lain untuk mencapai potensi terbaik mereka.
Keberanian membantu individu mengembangkan ketahanan emosional. Dengan menghadapi rasa takut dan kecemasan secara langsung, seseorang belajar bagaimana mengatasi tekanan dan stres.
Mereka menjadi lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, baik besar maupun kecil. Ketahanan emosional ini sangat penting untuk menjaga kesejahteraan mental dan emosional.
Sikap berani mendorong individu untuk mencoba hal-hal baru dan berpikir di luar kotak. Keberanian untuk mengambil risiko dan menghadapi kegagalan memungkinkan munculnya ide-ide inovatif dan kreatif.
Dalam lingkungan kerja, ini bisa berarti menciptakan produk atau solusi baru yang revolusioner. Dalam kehidupan pribadi, ini bisa berarti menemukan cara-cara baru untuk mengatasi masalah atau meningkatkan kualitas hidup.
Keberanian untuk berbicara jujur dan terbuka dapat memperkuat hubungan dengan orang lain. Ketika seseorang berani mengekspresikan perasaan dan pendapat mereka dengan jujur, hubungan sosial menjadi lebih autentik dan berdasarkan kepercayaan.
Sikap ini membantu dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan bermakna, baik dengan keluarga, teman, maupun rekan kerja.
Sikap syaja’ah membantu mengurangi rasa takut dan cemas, yang pada gilirannya dapat memperbaiki kesehatan mental.
Orang yang berani cenderung menghadapi tantangan dengan optimisme dan keyakinan, yang membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan. Seiring waktu, ini berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Keberanian untuk mengambil tindakan yang benar, meskipun sulit, membantu memperkuat disiplin diri. Orang yang berani biasanya memiliki komitmen yang kuat terhadap tujuan mereka dan tidak mudah tergoda untuk mengambil jalan pintas.
Disiplin diri ini penting dalam mencapai tujuan jangka panjang dan menjaga konsistensi dalam tindakan dan perilaku sehari-hari.
Dengan menghadapi tantangan dan mengambil risiko, individu dapat belajar dari pengalaman mereka dan tumbuh secara pribadi. Keberanian memungkinkan seseorang untuk keluar dari zona nyaman mereka dan mengeksplorasi potensi penuh mereka.
Proses ini sering kali melibatkan pembelajaran yang mendalam tentang diri sendiri dan dunia sekitar, yang pada akhirnya membantu seseorang menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.
Berikut adalah beberapa dalil alquran dan hadits nabi tentang sikap Syaja’ah:
1. QS. Ali Imran ayat 139:
وَلاَ تَوْهَنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوَنَ إِذَا كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Artinya: “Janganlah kamu menjadi lemah dan janganlah kamu bersedih hati, dan kamu lah yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
2. QS. An-Nisa ayat 71:
وَلاَ تَتَمَنَّوْا مَا فِي أَيْدِي الَّذِينَ آتَاهُمُ اللَّهُ لِيُبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِهِ أَحْقَاقٌ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya: “Dan janganlah kamu mencita-citakan apa yang ada di tangan orang-orang yang telah dikaruniakan Allah kepadanya; Allah hendak menguji apa yang ada di dalam hatimu dan kamu tidak berhak atasnya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
3. QS. Al-Ahzab ayat 23:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَادِقُونَ مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا مَا عَاهَدُوا
Artinya: “Di antara orang-orang beriman ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; di antaranya ada yang telah gugur dan di antaranya ada yang menunggu; dan mereka sedikit pun tidak mengubah janjinya.”
1. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim:
مَنْ قَتَلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
Artinya: “Siapa yang terbunuh di jalan Allah, maka dia adalah syahid.”
2. Hadits Riwayat Tirmidzi:
أَشْجَعُ النَّاسِ مَنْ غَلَبَ هَوَاهُ
Artinya: “Orang yang paling berani adalah orang yang mampu mengalahkan hawa nafsunya.”
3. Hadits Riwayat Ibnu Majah:
لَا يُؤْمِنُ الْمُؤْمِنُ حَقِيقَةً حَتَّى يُحِبَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ نَفْسِهِ
Artinya: “Orang yang beriman tidak beriman dengan sempurna sampai dia mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari dirinya sendiri.”
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa sikap syaja’ah (keberanian) adalah salah satu sifat terpuji dalam Islam. Orang yang memiliki sifat syaja’ah berani membela kebenaran, meskipun harus melawan rasa takut dan bahaya. Mereka juga berani untuk mengatakan yang benar, meskipun tidak disukai oleh orang lain.
Selain dalil-dalil di atas, masih banyak lagi dalil lain yang menunjukkan keutamaan sikap syaja’ah dalam Islam. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam dianjurkan untuk memupuk sifat syaja’ah dalam diri kita, agar kita dapat menjadi orang yang beriman dengan sempurna.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.