Novel bahasa Sunda tentang persahabatan tentunya akan mudah di dapatkan dengan berbagai latar dan judul, dan di antara Novel bahasa sunda yang seru dan me-legenda tentang persahabatan kami akan bahas mengenai beberapa novel di atas.
Jika kamu penasaran mengenai pembahasan yang media Mustakim sampaikan di artikel ini, maka kamu tinggal membacanya dan memahami ringkasan novel yang telah kami sajikan. untuk itu silahkan kamu baca artikel nya sampai akhir.
Judul | Numbuk di Sue |
Pengarang | Moh. Ambri |
Penerbit | Balai Pustaka |
Tebal Buku | 102 Halaman |
Ukuran Buku | 16 cm x 11 cm |
Tahun Terbit | 1964 |
Novel berbasa sunda ini berjudul Numbuk di Sue karya Moh. Ambri menggambarkan suasana kehidupan tiga remaja dalam perjalanan darat dari bandung menuju pantai Cilaut Eureun- Garut selatan
Numbuk di sue menceritakan tiga orang sahabat yang berjanji akan pergi Ke pesisir pantai selatan yang berada di Garut setelah lulus ujian sekolah. Dan tiga anak ini bernama Emang, Momo, dan Dace. Emang tinggal di Bandung, Momo tinggal di Leles dan Dace tinggal di Cisompet.
Rencananya Emang akan menjemput dulu Momo di Leles kemudian Dace di Cisompet. Dan sesuai dengan judul dari Novel ino mengisahkan bagaimana sang tokoh Emang yang selalu sue atau sial di sepanjang perjalanannya.
Disaat Emang pergi membeli Sate Emang sudah mengalami sue yaitu lupa membawa uang sehingga ia harus kembali membawa uang ke rumah meski merasa malu karena ia belum bayar. Sesampainya di Leles Emang ketinggalan bungkusan nya di kereta api, untungnya di bisa di temukan kembali.
Dan saat sampai di rumah Momo ternyata momo tidak ada di rumah, sehingga ke cisompet harus menunggu keberangkatan nya dari leles selama tiga hari. Sebelum pergi ke Cisompet Emang dan momo berkunjung kunjung ke rumah Dace yang ada di Garut Kota dan bertemu Marhim yang merupakan pembantu Dace. Akhirnya Momo dan Mahrim pun melanjutkan perjalanan nya dari Garut Kota ke cikajang dengan menggunakan Delman.
Mereka bertiga bertemu dengan kesialan yaitu sesampainya di Cikajang Emang, Momo dan Marhim harus berjalan kaki ke Cisompet karena delman yang dijanjikan Dace untuk menjemput mereka di Cikajang sudah digunakan oleh rombongan bupati yang akan pergi berburu.
Dan sesampainya di Cisompet Dace tidak ada di rumah dan juga keluarganya, yang ada hanya seorang Nenek ditemani Tarip seorang oplas kecamatan. Dengan suasana kesal mereka bermain ke hutan tempat berburu badak. Dan di hutan hampir saja Emang dipatuk Ular.
Dan keesokan harinya mereka harus berjalan kami karena kuda tidak ada masih dipakai berburu yang ada hanya kuda yang masih belajar dan tidak kuat di tunggangi. Dan kira – kira pukul 5 sore mereka sampai di Pameungpeung setelah menempuh perjalanan yang jauh melewati jalan tanjakan dan turunan.
Namun rasa lelah dan letih mereka terbayar kan dengan keindahan pantai terutama ombak yang memecah, dan berkejaran di Pantai. selepas isya merekan baru kembali. Diperjalanan perut mereka lapar, bekal habis, warung pun tiada karena memang jauh dari perkampungan.
Besok paginya Emang dan Momo berpamitan pulang meski yang punya rumah menahannya.
Adapun unsur intrinsik Novel bahasan sunda tentang persahabatan Numbuk di sue adalah sebagai berikut ini:
tema dalam cerita ini yaitu tentang Perjalanan
Tokoh dalam Cerita ini yaitu:
Alur dalam cerita ini merupakan alur maju
Sudut pandang dalam cerita Numbuk di Sue menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku Utama
Gaya bahasa dalam cerita ini menggunakan gaya bahasa sunda yang umum atau mudah di mengerti terutama oleh orang sunda
Amanat atau pesan dalam cerita ini yaitu Apapun rintangan yang dihadapi, seseorang yang bersungguh – sungguh bisa mewujudkan keinginan nya.
Identitas Novel Laleur Bodas adalah sebagai berikut:
Judul Novel | Laleur Bodas |
Penulis | Samsu |
Penerbit | PT. Kiblat Buku Utama Jl. Gumuruh No. 38 Bandung 40275 |
Ktegori | Misteri |
Tahun Terbit | 1940 – 2009 |
Kesimpulan dari Novel Laleur Bodas ini yaitu menceritakan sosok Basri dan Lili yang mempunyai watak yang baik. Dalam ceritanya kedua sosok tersebut memergoki Didi dan Sumarni, dua tokoh lain dalam novel ini.
Akan tetapi, di tengah balas dendam Didi dan Sumarni kepada Basri dan Lili, sosok Laleur Bodas yang misterius selalu menyelamatkan Basri dan Lili.
Adapun unsur intrinsik mengenai Novel laleur Bodas diantaranya:
3.1 Tema
Untuk tema dalam cerita Laleur Bodas yaitu tentang cerita detektif atau Misteri
3.2 Alur Cerita
Alur dalam cerita Novel Laleur Bodas menggunakan alur Maju
3.3 Sudut Pandang
Dalam cerita laleur bodas mengenai sudut pandang menceritakan orang ketiga
3.4 Latar Tempat dan Waktu
Latar tempat Novel laleur bodas yaitu menceritakan tentang di sebuah kampung. Adapun latar waktu dalam cerita ini menggambarkan suasana Siang, Sore dan Malam Hari
3.5 Tokoh
Nama | Watak/ Karakter |
Basri | Penyabar, Tidak Teliti, Berani, Tetapi penyayang terhadap Lili |
Lili | Baik, penyayang terhadap Basri |
Didi | Tokoh Yang jahat |
Ghani | Anak buah Subita yang baik |
3.6 Amanat
Amanat yang dapat di ambil dari Novel Laleur Bidas ini yaitu tidak selamanya apa yang kita anggap musuh itu adalah musuh sebenarnya. Dan bisa jadi mereka sebenarnya orang yang baik dan yang menyayangi kita.
Judul Novel | Bentang Hariring |
Pengarang | Dian Hendrayana |
Penerbit | Geger Sunten (Bandung) |
Tahun Terbit | 2018 |
Jumlah Halaman | 68 Halaman |
Gendre | Fiksi Sunda |
Dalam novel ini menceritakan tentang seorang anak yatim yang memiliki suara merdu, dan mengikuti lomba menyanyi tingkat kabupaten. Atas dukungan sang ibu dan juga dua sahabatnya, serta dengan berlatih sungguh – sungguh, akhirnya mendapat juara 1.
Dan berkat prestasinya, Nia yang keseharian nya hidup sederhana itu pun diberi apresiasi oleh pihak sekolah dengan pembebasan biaya sekolah hingga mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi (SMP).
Adapun unsur Intrinsik dari Novel Bentang Hariring adalah sebagai berikut:
3.1 Tema
Tema dalam cerita ini yaitu Kisah Seorang Miskin yang Mengikuti Lomba Bernyanyi Tingkat Kecamatan dan Lanjut di Tingkat Kabupaten
3.2 Alur Cerita
Alur cerita di Novel Bentang Hariring yaitu Alur Maju
3.3 Sudut Pandang
Sudut pandang dalam Novel ini yaitu orang pertama sebagai pelaku utama
3.4 Latar Tempat
3.5 Tokoh
Tokoh dalam Novel Bentang Hariring yaitu:
3.6 Amanat
Menurut saya amanat yang disampaikan dalam isi Novel Bentang Hariring yaitu jangan merasa ragu dan takut untuk menunjukan kemampuan diri sendiri. Bisa jadi kemampuan tersebutlah yang akan merubah keadaan menjadi lebih baik.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.