Resensi cerpen jendela rara, jendela rara merupakan kisah hidup yang sangat mengaharukan sang penulis cukup pandai dalam mengolah kata sehingga pembaca begitu menghayati setiap narasi.
Kamu akan terbawa suasana dalam perasaan haru, sedih dan akan merasa beruntung dengan kehidupan yang kamu alami sekarang. Karena diluar sana kehidupannya ada yang tidak seberuntung kamu.
Banyak pesan moral yang bisa diambil dalam kisah cerpen jendela rara. Penasaran? Berikut akan saya rangkum secara singkat mulai dari sinopsis, identitas, kekurangan dan juga kelebihan cerpen jendela rara.
Bukan hanya itu kamu juga bisa mengetahui unsur intrinsik dan ektrinsik dari cerpen tersebut. Simak terus artikel ini sampai selesai agar kamu tahu resensi cerpen jendela rara secara lengkap diartikel ini.
Berikut identisat cerpen jendela rara secara lengkap:
Judul Cerpen | Jendela Rara (buku album cerita pilihan Asma Nadia emak ingin naik haji) |
Penulis | Asma Nadia |
Penerbit | Asma Nadia Publishing House |
Kategori | Slice of life |
Tahun Terbit | 2009 |
Cerpen jendela rara ini mengisah seorang gadis kecil yang bermimpi memiliki sebuah jendela. Sebuah rumah imut dengan dinding hijau berlumut jendela-jendela besar yang menjaring matahari dan halaman mungil berumpun melati.
Itulah gambar yang di buat rara di kertas bekas pembungkus cabe yang dia ambil di los sayurnya yu Emi. Impian sederhananya ini begitu sulit tercapai karena terlalu banyaknya halangan.
Mak, kapan kita punya rumah? Pertanyaan itu yang selalu rara utarakan terhadap ibunya. Ibunyapun telah pasrah kehidupan mereka yang hanya sebagai pemulung dan sudah menempati kolong jembatan itu selama belasan tahun.
Membuat jendela adalah hal yang tak mungkin mereka bisa lakukan karena rumah dengan terhalang pebatas triplek itu cukup berdempetan tidak ada celah jika ada itu hanya gang senggol yang terbatas.
Kehidupan mereka yaitu ayah dan ibu rara, bang jun dan asih serta rara si anak bungsu. Mereka tinggal di tempat itu dengan pengahsilan yang tidak menentu bahkan sang ibu yang selalu was was takut esok hari anak-anaknya tak bisa makan.
Sang ayah yang sudah mulai menua masih setia dengan pekerjaannya sebagai pemulung dan abangnya juga sama serta kakak perempuannya yang bekerja sebagi psk.
Sungguh miris hidup di ibu kota pergaulan yang tidak sehat dan sulitnya mencari lapangan pekerjaan yang layak. Yang haram saja sulit apalagi yang haram kata asih sang kakak perempuan rara itu.
Asih lah yang paling menentang untuk mengabulkan keinginan rara mempunyai sebuah jendela. Namun bang jun selalu meyakinkan rara bahwa kita bisa membuat jendela.
Dengan susah payah rara mengumpulkan uang hasil mengamen, semir sepatu, bahkan pemulung juga hingga badannya mulai menghitam dan dekil karena menghemat biaya rara hanya mandi satu kali sehari.
Setelah tabungannya terkumpul mulai banyak dia menunjukan kepada ibunya hasil jerih payahnya menabung selama ini. Untuk membeli kusen kayu dan kacanya.
Namun apalah daya pak RT telah memberi pengumuman bahwa tidak dijinkan warga dikolong jembatan tersebut untuk membuat jendela.
Hapus sudahlah harapan dari Rara dan Ibunya yang berkaca-kaca juga telah menenggelamkan impian si bungsu tersebut. Sambil menatap gumpalan uang kertas dan receh ditangannya tersebut.
Baca Juga: Resensi Novel Surga yang Tak Dirindukan
berikut kelebihan dan kekurangan yang cerpen jendela rara miliki diantaranya:
kelebihan cerpen ini yaitu memberikan keyakinan kepada kita untuk mewujudkan impian dan harapan kita. Allah bukan tidak mengabulkan do’a do’a kita namun Allah memberikan apa yang lebih kita butuhkan dibandingkan dengan impian-impian tersebut.
ending cerita kurang jelas sehingga seperti menggantung dan membuat pembaca penasaran kelanjutan dari kisah rara tersebut.
berikut unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen jendela rara diantaranya:
Tema dalam novel mengangkat tema tentang kehidupan seorang anak yang memiliki impian mempunyai jendela di rumahnya. Alasan dia menginginkan jendela “kita bisa menghemat listri. Nggak usah hidupin listrik kalo siang.”
Tokoh utama dalam cerpen jendela rara adalah Rara itu sendiri
Tokoh tambahannya yaitu ibu rara, bapak rara, bang jun, kak asih, dan Pak RT.
Latar tempat yang terdapat dalam cerita pendek jendela rara adalah rumah di kolong jembatan, madrasah ibtidaiyah, dan juga los bu yun.
Latar waktu yang terdapat dalam cerpen jendela rara yaitu pagi, siang dan malam hari.
Alur yang digunakan dalam cerpen jendela rara adalah alur maju.
Rangkaian alur:
Sudut pandang dalam cerpen jendela rara yaitu menggunakan sudut pandang orang pertama dimana penulis memposisikan dirinya sebagai orang pertama dan pelaku utama.
Gaya bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dimengerti tidak terlalu banyak metode gaya bahasa. Ringkas padat namun pesan dapat tersampaikan dengan baik.
Cerpen ini mengajarkan kita arti bersyukur dalam menjalani kehidupan. Banyak kehidupan yang tak seberuntung kita.
Coba bersabar dengan tidak dikabulkannya keinginan dan do’a doa’ kita bukan berarti Allah tidak mengabulkannya namun ada do’a yang lebih dahulu Allah kabulkan karena itu merupakan sesuatu yang penting dalam menyangkut kehidupan kita.
Menteladani sikap kerja keras dan perjuangan. Perjuangan rara yang bekerja lebih giat dari sebelumnya serta menabung dan menghemat segala kebutuhannya menjadikan kita sebuah motivasi untuk terus berjuang dengan segala apa yang kita miliki.
Baca juga: Resensi Novel Cinta 2 Kodi: Sinopsis, Kelebihan & Kekurangan
berikut unsur ekstrinsik yang terdapat dalam cerpen jendela rara:
Nilai moral dalam cerpen jendela rara dapat terlihat dari sikap ibunya rara yang bersabar mendengarkan keinginan rara. Sang ibu ingin mengabulkan keinginan anak bungsu nya itu namun hanya bisa pasrah karena hal itu tidak mungkin dilakukan.
Sikap kerja keras rara yang berjuang mengumpulkan rupiah demi cita-citanya sangat menggambarkan bahwa dia anak yang kuat dan mandiri.
Sikap bang jun yang sopan dan lemah lembut yang membela adiknya dari sikap asih mencerminkan seorang kakak yang penyayang.
Nilai pendidikan dalam cerpen jendela rara adanya sebuah sekolah agama di lingkungan kumuh itu yaitu sebuah madrasah yaitu madrasah ibtidaiyah.
Sekolah tersebut yang dulu di pake kak asih dan teman-teman lainnya menuntut ilmu juga tetangga lainnya.
Namun kenyataannya pergaulan, faktor ekonimi serta lingkungan lah yang membuat asih dan teman-temannya terjerumus dalam jurang kenistaan.
Unsur ektrinsik dari cerpen jendela rara ada nilai agama bahwa di cerpen tersebut dikatakan dekat dengan Madrasah Ibtidaiyah. Dan madrasah tersebut merupakan pendidikan keagamaan setara SD dengan landasan pendidikan keagamaan.
Nilai sosial yang terdapat dalam cerpen jendela rara adalah interaksi dari rara dan teman rara saat menceritakan ingin membuat jendela.
Sehingga satu kampung mau membuat jendela karena cerita rara tersebut. Dan akhirnya pak RT tidak mengijinkan hal tersebut.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.