Dalam kesempatan kali ini kami tim Mustakim Media akan menjelaskan mengenai resensi film garuda di dadaku secara lengkap mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik, kelebihan kekurangan hingga pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Film garuda di dadaku ini merupakan kisah drama yang mengangkat kisah masyarakat yang menyukai olah raga bermain bola dengan adanya film ini diharapkan dapat menghibur masyarakat pada saat liburan sekolah.
Judul Film | Garuda Di Dadaku |
Penulis Naskah | Salman Aristo |
Sutradara | Ifa Isfansyah |
Durasi Film | 1 jam 36 menit |
Kategori Film | Drama |
Pemain Film | Emir Mahira sebagai Bayu, Aldo Tansani sebagai Heri, Marsha Aruan sebagai Zahra, Ikranaraga sebagai Kakek Usman, Maudy Koesnaedi sebagai Wahyuni, Ary Sihasale sebagai Pak Johan, Ramzi sebagai Bang Duloh dan masih banyak lagi pemain lainnya. |
Tahun Produksi | 2009 |
Perusahaan Produksi | SBO Film dan Mizan Production |
Produser | Shanty Harmayn |
Film garuda di dadaku ini merupakan film hasil kerja sama antara Mizan Production, Unelever dalam hal ini Lifeboy Shampoo serta SBO Production yang lokasi pengambilan gambar dilakukan di beberapa tempat di Jakarta.
Film ini sendiri mulai di terbitkan pada tahun 2009 dengan pemain utamanya yaitu Emir Mahira yang memerankan Bayu, Aldo Tansani sebagai Heri dan sederat artis lainnya yang cukup terkenal.
Dalam resensi film garuda di dadaku ini akan kami jelaskan juga sinopsis film dimana sinopsis ini akan membantu kamu semakin memahami apa yang menjadi isi dari film tersebut secara garis besarnya saja.
Film ini mengisahkan Bayu, yang masih duduk di kelas 6 SD memiliki suatu mimpi dalam hidupnya yaitu ingin jadi pemain sepak bola yang hebat.
Setiap harinya ia penuh semangat menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil men-dribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana.
Bayu hidup bersama ibu dan kakeknya. Bapak Bayu penggila bola yang telah meninggal dunia karena kecelakaan. Dan dulu ia merupakan pemain sepak bola namun mengalami cedera serius sehingga mengubur hobinya dan menjadi supir taksi.
Namun, naasnya Bapak Bayu mengalami kecelakaan saat mengendarai taksinya. Dan hal ini kakeknya menjadi trauma ketika Bayu juga sama-sama menggilai bola seperti anaknya yang sudah meninggal tersebut.
Dan itulah alasan sebenarnya Kakek bayu, pak Usman menetang impian Bayu, dan ia pun berdalih bahwa jadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan.
Bahkan ia tidak akan mengakui Bayu sebagai cucunya jika Bayu nekad ingin jadi pemain sepak bola. Dan Bayu mengikuti perintah kakeknya untuk mengikuti beberapa les. Tapi, karena darah pemain bola mengalir di tubuhnya ia sering mencuri waktu dengan temannya.
Ia memiliki teman yang mendukungnya yaitu Heri dan sangat yakin dengan kemampuan Bayu dan meyakinkan untuk ikut Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional.
Di tengah upaya kakek Usman mendidik Bayu menjadi orang sukses lewat beragam kursus, Bayu justru bertemu dengan John pelatih sepak bola Arsenal di Jakarta. Dan pertemuan itu menjadi langkah awal bagi perjalanan Bayu untuk masuk ke tim nasional.
Dan akan memakai seragam berlambang garuda di dada. Di bantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola.
Akan tetapi, hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu. Bahkan persahabatan ke tiga anak itu terancam putus akankah Bayu bisa menggapai mimpinya? Yuk, lihat di filmnya secara langsung ya di jamin semakin seru.
Dalam resensi film garuda di dadaku ini kami juga akan jelaskan unsur intrinsik dalam novel tersebut dan berikut penjelasannya:
Tema yang diangkat dalam film ini adalah kisah mimpin anak Indonesia yang bernama Bayu ingin menjadi timnas U-13.
Alur yang digunakan dalam film ini adalah alur campuran ada laur maju dan juga alur mundur di dalamnya.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini adalah sekitaran tahun 2009 di siang dan malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam film ini adalah beberapa tempat di kota Jakarta.
Latar suasana yang ada dalam film ini adalah senang, sedih, dan juga menegangkan.
Gaya bahasa yang digunakan dalam film ini cukup sederhana dan mudah dipahami oleh semua kalangan termasuk anak-anak, remaja hingga dewasa.
Kejarlah cita-citamu setinggi langit karena tidak ada usaha yang menghianati hasil jika kamu bersungguh-sungguh.
Sikap heri dan Zahra yang mendukung dan membantu Bayu untuk bisa terus ikut latihan sepak bola.
Sikap kakek yang terlalu sayang sehingga terlalu mengekang cita-cita dari cucunya meski akhirnya sadar bahwa itu bakat yang harus di fasilitasi.
Berikut beberapa kelebihan yang dimiliki oleh film garuda di dadaku adalah:
Selain kelebihan tentunya film ini juga memiliki beberapa kekurangan dan berikut kekurangannya adalah:
Gapailah cita-cita setinggi langit dan pentingnya untuk pembianaan usia muda terhadap bakat brilian yang dimiliki oleh anak-anak Indonesia dukung dan fasilitasi sehingga menjadi bakat yang terasah.
Demikian penjelasan mengenai resensi film garuda di dadaku semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat ya!
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.