Resensi novel Aki sangat menarik dengan kisah tokoh Aki yang sedang mencari jawaban, mengapa orang yang rajin beribadah tetap berbuat jahat. Sehingga, ia pun menjadi manusia yang enggan beribadah.
Meskipun Aki tidak beribadah, ia sangat baik dan selalu menolong orang lain. Hingga suatu hari ia diramalkan akan meninggal. Ia dan istrinya pun meyakini hal tersebut.
Apakah Aki benar-benar meninggal sesuai ramalannya? tentu tidak. Hal tersebut justru meyakinkannya tentang kuasa Tuhan. Penasaran dengan isi cerita novelnya. Simak resensi novel Aki lengkap di bawah ini.
Judul Novel | Aki |
Penulis | Abdullah Idris |
Jumlah halaman | 62 Halaman |
Ukuran buku | 11 x 17 cm |
Penerbit | Balai Pustaka |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 1949 |
Harga novel | Rp.25.000,- |
Novel Aki karya Abdullah Idris berjumlah 62 halaman. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka sebagai buku fiksi pada tahun 1949. Harga bukunya yaitu Rp.25.000,-.
Seorang laki-laki meramal jika dia akan mati di tanggal tertentu. Tapi nyatanya tidak. Setelah itu dia sadar bahwa Tuhan yang menentukan umur manusia. Dan dia hidup dengan lebih semangat dan bermanfaat untuk orang lain.
Ada keluarga kecil. Sang suami yang bernama Aki dan sang istri bernama Sulasmi.
Aki merupakan seorang laki-laki yang suka menolong, mempunyai hati yang baik, dan membantu tanpa pamrih.
Dia suka menolong tetangga sehingga temannya banyak yang senang kepadanya. Jarang sekali menemukan orang yang sebaik Aki.
Tapi sayangnya Aki tidak pernah sholat dan puasa, mungkin Aki melihat jika banyak orang yang sholat dan puasa, namun mereka menipu, korupsi, dan jahat. Inilah pertanyaan Aki yang belum terjawab.
Aki menderita penyakit TBC. Makanya, badan Aki terlihat rentan dan tidak sehat. Walaupun usianya 29 tahun, tapi dia terlihat seperti 40 tahun.
Aki pun diramalkan kematian nya, dia akan meninggal di tahun depan tepat 16 Agustus. Aneh memang dan istrinya pun mempercayai hal itu.
Lalu, Aki dan istinya membeli kain kafan untuk membungkus mayatnya nanti. Tapi anehnya mereka berdua membeli kain yang biasa di pakai membuat pakaian oleh orang Eropa, mahal dan bagus.
Akhirnya tanggal 16 pun tiba, Aki memakai baju yang di beli itu dan menuju ke tempat tidur untuk menunggu ajalnya.
Sulasmi memanggil Aki tetapi tidak di jawab karena sedang tidur, dia pun beranggapan jika aki sudah meninggal. Dia menangis dan memanggil tetangga juga teman-temannya.
Aki yang merasa bising pun terbangun dari tidurnya. Semua pun terkejut.
Tetapi istrinya bahagia karena Aki tidak jadi mati.
Aki pun mulai membaik dari sakitnya. Dia terlihat seperti umur 30 tahun padahal umur 40 tahun.
Sekarang Aki bisa menjawab pertanyaan itu, dia percaya adanya Tuhan dan Tuhan yang menentukan kematian seseorang.
Sekarang dia tahu jika berbuat baik saja tidak cukup harus diikuti dengan shalat, puasa, dan tauhid.
Jika dulu dia melihat orang yang rajin sholat, puasa masih menipu, korupsi dan jahat itu hanya topeng. Tidak di ikuti hati yang tulus dan iman. Mereka tau tapi tidak di amalkan (fiqih).
Adapun unsur intrinsik novel Aki karya Idris yang sangat menarik untuk diketahui, yaitu:
Tema yang dibahas dalam novel Aki karya Abdullah Idris yaitu tentang religi atau keagamaan.
Dimana, tokoh Aki yang ragu untuk menjalankan ibadah. Hal tersebut dikarenakan, ia melihat banyak orang yang rajin solat, tetapi mereka tetap berbuat jahat.
Tokoh utama yang diceritakan dalam novel Aki yaitu Aki dan Sulasmi. Sedangkan, tokoh pembantu dalam novel yaitu tetangga Aki.
Latar tempat yang diceritakan dalam novel yaitu rumah Aki, rumah sakit, dan kamar Aki.
Latar waktu kejadian yang diceritakan dalam novel yaitu menggambarkan situasi waktu pagi hari, siang hari, dan malam hari.
Alur yang digunakan penulis untuk menceritakan isi novel yaitu pada waktu pagi hari, siang hari, dan malam hari.
Sudut pandang yang digunakan penulis novel Aki untuk menggambarkan karakter para tokohnya yaitu sudut pandang orang ketiga, pelaku utama.
Sebagai novel yang diterbitkan oleh Balai Pustaka tentu saja menggunakan sentuhan bahasa Melayu.
Amanat yang terdapat dalam novel Aki karya Idris yaitu beribadah adalah bagian iman kita kepada Tuhan. Meskipun, kita belum bisa menjadi orang yang baik sepenuhnya. Maka tetaplah beribadah kepada Tuhan-Mu.
Adapun unsur ekstrinsik dalam novel Aki yang menarik untuk kita bahas, diantaranya yaitu:
Di dalam novel Aki, diceritakan tentang kehidupan sosial tokoh Aki yang sangat bagus. Dimana, tokoh Aki selalu bersikap baik kepada semua tetangga dan orang-orang yang dikenalnya.
Aki juga selalu menolong siapapun orang yang membutuhkan bantuannya.
Berperilaku menjadi orang jahat ataupun orang baik adalah pilihan untuk diri kita sendiri.
Beribadahlah adalah salah satu bentuk iman kita kepada Tuhan. Lengkapi ibadah kita, dengan berperilaku baik kepada sesama manusia di dunia.
Kelebihan novel Aki yaitu banyak menuaikan nilai kehidupan kepada para pembacanya.
Penyampaian konflik dalam novel sangat sederhana. Tetapi, tetap membuat pembaca tertarik untuk mengikuti alur ceritanya sampai akhir.
Kekurangan yang terdapat dalam novel Aki karya Idris yaitu mempunyai penggunaan bahasa Melayu.
Pesan moral novel Aki karya Idrus yaitu ibadah akan lebih sempurna apabila disertai dengan sikap dan perilaku yang baik kepada sesama.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.