Bagi kamu yang menginginkan bacaan yang romantis tapi dibalut dengan kesan religi kamu harus banget baca karyanya Habiburraham El Shirazy salah satunya Api Tahuid dan dalam kesempatan kali ini tim Mustakim Media akan menjelaskan resensi novel api tauhid.
Mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut dan tidak lupa kami jelaskan juga kelebihan serta kekurangannya. Yuk, simak artikel ini sampai selesai.
Judul Novel | Api Tauhid |
Penulis | Habiburahman El Shirazy |
Penerbit | Republika |
Jumlah Halaman | 573 halaman |
Ukuran Buku | 13×19 cm |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 2015 |
Harga Buku | Rp.128.000,- |
Habiburrahman El Shiray iani merupakan seorang tokoh perubahan Indonesia yang lahir di tahun 1976 dan sering di kenal dengan sebutan Kang Abik. Dan ia merampungkan pendidikan di Universitas Al-Azhar Kairo.
Dan api tauhid ini merupakan salah satu karyanya dan sudah diterbitkan pada tahun 2015 oleh Republika. Novel ini memiliki ketebalan yang cukup tebal yaitu sekitar 573 halaman dan ukurannya sekitar 13×19 cm.
Dalam resensi novel api tauhid ini kami juga akan jelaskan sinopsis novel yang akan bermanfaat bagi kamu untuk memahami novel ini secara lengkap dan berikut sinopsis novel ini secara singkat.
Dalam novel ini dikisahkan sekelompok wisata religi ke negara Turki yaitu Fahmi, Subkhi, Bilal, Emel dan Aysel.
Kisah ini diawali sebuah masalah percintaan yang menimpa seorang mahasiswa S2 Al-Azhar yang ia curahkan dengan mengahatamkan al-qur’an sebanyak 40 kali di mesjid nabawi secara berkesinambungan.
Namun, niat ini kandas karena ia harus di bawa ke rumah sakit akibat drop kondisi badannya. Ali dan Subki sebagai sahabat dekatnya mencoba merayu Fahmi untuk menceritakan masalah yang ia simpan rapi.
Dengan menceritakan masalah yang ia simpan rapi. Saat Fahmi terpaksa mengisahkan pernikahan sirri nya dengan Nuzula putri kiayi besar karena ia tidak boleh disentuh sebelum tuntas S1 di Jakarta.
Dan yang membuat Fahmi sedih adalah Kiai Arselan memintanya menceraikan Nuzula tanpa alasan yang jelas hingga ibunya Fahmi masuk rumah sakit. Dan inilah kisah awalnya ia meningkatkan keimanannya ke Allat dengan cara menuntut ilmu.
Dan saat ia mengenal dengan sang Mujaddid Badiuzzaman Said Nursi namun sayangnya rihlah tidak diikuti oleh Ali karena ia meski pulang kampung. Hamzah sang pemandu rihlah menceritakan Said kecil dengan cemerlang.
Kekacauan di Turki dengan ditandai runtuhnya Khilafah Ustmani ini telah memberikan kesempatan kepada Said Nursi untuk bergerak di garda paling depan dalam membela agama islam dan negaranya.
Hingga ia terjerumus dalam perang dunia 1 dan menjadi tawanan pasukan Rusia ia selamat dan kembali lagi ke negaranya. Tak hanya disitu Sang Mujaddid menghadapi tantangan berat lagi yaitu melawan runtuhnya Khalifah di tengah paham Sukalarisme.
Dan ia harus mempondasi akidah dengan baik dan banyak ulama yang di penjara namun tekad penghapusan jejak islam di tanah nabi itu benar-benar akan di hapus tanpa tertinggal sedikit pun.
Istanbul sebagai kota dipindahkan ke Angkara hanya karena khawatir rakyatnya ingat akan islam. Lantas bagaimana dengan kisah kelanjutan dari Sang Mujaddid ini? yuk, simak novelnya secara langsung ya!
Dalam resensi novel api tauhid ini akan kami jelaskan juga mengenai unsur intrinsik dari novel ini dan berikut penjelasan lengkapnya.
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah histori atau sejarah spiritual dan romance.
Berikut beberapa tokoh dalam novel ini adalah:
Alur yang digunakan dalam novel api tauhid ini yaitu menggunakan alur gabungan dimana terdapat alur maju dan juga alur mundur dalam novel tersebut.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini yaitu berlatar waktu sekitar 1960 dan juga tahun 2015, pagi, sore dan malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini yaitu di kota Kayseri, Madinah, Mekkah, dan kota Lumajang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel api tauhid ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah menggunakan bahasa yang indah dan kalimat yang menggugah jiwa melalui ayat-ayat Al-Qur’an.
Jangan pernah melupakan sejarah karena sejarah akan membuat kita merasa lebih bertanggungjawab untuk meneruskan harapan para pejuang yang telah gugur.
Selain untuk intrinsik kami juga akan jelaskan mengenai unsur ekstrinsik dan berikut beberapa unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel ini adalah:
Nilai sosial yang terkandung adalah dibuktikan dengan tokoh Fahmi yang tidak sungkan memberikan bantuan kepada seorang ibu pengungsi yang berasal dari Suriah.
Secara keseluruhan tokoh dalam cerita ini memiliki moral yang baik, tetapi ada beberapa tokoh yang mempunyai moral kurang baik. Contoh baiknya saat Fahmi menjaga pandangan dari hal haram.
Berikut beberapa kelebihan yang dimiliki oleh novel Api Tauhid yang perlu kamu ketahui, diantaranya adalah:
Selain kelebihan tentunya novel ini juga memiliki kekurangan yang perlu kamu ketahui dan berikut penjelasan lengkapnya:
Novel ini mengajarkan kita untuk jangan pernah larut dalam kesedihan sehingga tidak memperdulikan kesehatan diri sendiri dan percaya serta yakin bahwa Tuhan telah mempersiapkan hal indah dimasa depan dari semua kesedihan yang kamu alami.
Demikianlah penjelasan mengenai resensi novel Api Tauhid yang telah tim Mustakim Media jelaskan mulai dari identitas novel, sinopsis novel, intrinsik novel, ekstrinsik novel, hingga kelebihan dan juga kekurangannya.
Semoga apa yang telah kami sampaikan dapat dipahami dan tentunya dapat bermanfaat bagi kamu yang membutuhkan resensi novel ini.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.