Pernah baca novel karya Pramoedya Ananta Toer yang satu ini? Arus Balik masih mengisahkan sejarah Indonesia yang masih berbentuk kerajaan-kerajaan.
Penasaran dengan karya keren ini? Kamu perlu membaca resensi novel Arus Balik di artikel ini terlebih dahulu.
Karena di artikel ini akan di bahas mengenai identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik, kelebihan dan kekurangan juga pesan moral yang terkaadung dalam novel tersebut. Simak yuk!
Judul Novel | Arus Balik |
Penulis | Pramudya Ananta Toer |
Jumlah halaman | 760 Halaman |
Ukuran buku | 13×21 cm |
Penerbit | Hasta Mitra |
Kategori | Fiksi Sejarah |
Tahun Terbit | 1995 |
Harga novel | Rp. 85.000 |
Novel karya Pramoedya Ananta Toer ini memiliki 760 halaman dan pertama kali di terbitkan pada tahun 1995 dan diterbitkan oleh PT Hasta Mitra.
Novel yang mengisahkan Bumi Nusantara pada awal abad XVI.
Dengan tokoh utama Wiranggaleng yang merupakan pemuda biasa yang ikut berjuang dalam invasi ke Malaka yang di pimpin oleh Pati Unus.
Novel Arus Balik ini mengisahkan pemuda desa yang berasal dari keturunan rakyat biasa. Yaitu Idayu dan Galeng (Wiranggaleng).
Dan di desanya ia sering mendengarkan Rama Cruling yang selalu ceramah tentang kemerosotan dan persatuan nusantara.
Materi yang diangkat Rama Cruling akhirnya menjadi malapetaka buatnya dimana ia di racun oleh kepala desa.
Sebelum meninggal Idayu dan Galeng lah yang merawatnya.
Karena di Tuban sedang ada perlombaan mereka berdua menjadi kandidat yang selalu menang dalam 2 kali perlombaan sebelumnya. Dan kepala desa mengajukan mereka.
Awalnya menolak namun setelah di ancam akhirnya mereka mengiyakan.
Dan akhirnya mereka menjadi pemenangnya kembali dimana Idayu sebagai Penari terbaik dan Galeng menjadi juara gulat.
Sebagai juara 3 kali berturut-turut Idayu terkena aturan khusus yaitu harus menjadi selir Adipati.
Hal itu membuat Idayu dan Galeng sedih. Namun, sebagai juara mereka diperbolehkan mengajukan permintaan.
Dan Idayu meminta ingin menikah dengan Galeng. Adipati murka namun menahan amarahnya karena tahu mereka sedang di sanjung rakyat karena kemenangan itu.
Dan akhirnya mereka menikah di Kadipaten Kerajaan sebagai pengantin kerajaan.
Tak lama setelah itu Galeng diangkat jadi Syahbandar Muda Tuban. Lalu bagaimana kelanjutan keseruan Galeng memperjuangkan Adipati, bangsa dan negaranya? Baca novel Arus Balik yuk!
Dalam resensi novel Arus Balik terdapat unsur intrinsik yang membangun di dalamnya yaitu:
Tema yang diangakat dalam novel Arus Balik yaitu tentang perjuangan pemuda biasa untuk Adipati, kerajaan dan bangsanya.
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalam novelnya.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini yaitu pagi, siang dan malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel Arus Balik yaitu di Kadipaten Kerajaan, Desa Ranceg, Tuban, Demak, Malaka dan masih banyak lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Arus Balik adalah orang ketiga serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Arus Balik menggunakan gaya bahasa yang sederhana, ringan dan mudah di pahami oleh semua kalangan.
Amanat yang terkandung dalam novel Arus Balik adalah bagaimanapun untuk menjadikan nusantara ini damai adalah dengan persatuan bangsa.
Dimana setiap kerajaan bisa bersatu padu untuk melawan musuh yang sebenarnya yaitu penjajah.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel Arus Balik, diantaranya yaitu:
Nilai sosial yang terkandung dalam novel Arus Balik ini yaitu ketika Idayu dan Galeng yang merawat Rama Cruling yang tengah sakit karena di racun oleh kepala desa.
Mereka merawat dengan setulus hati dan menguburkan jasad Rama Cruling hingga beres.
Sikap saling bunuh membunuh pada saat itu seakan merupakan hal yang lumrah siapa yang kuat dia yang akan menang. Sehingga tidak adanya kemanusiaan yang bisa menjadi kedamaian.
Sikap Galeng yang sangat berani dan luar biasa dengan pengabdiannya untuk adipati, bangsa dan negaranya ia kembali menjadi petani di pedalaman Tuban.
Terakhir dari resensi novel Arus Balik yaitu pesan moral yang terkandung adalah bagaimanapun untuk menjadikan nusantara ini damai adalah dengan persatuan bangsa.
Dimana setiap kerajaan bisa bersatu padu untuk melawan musuh yang sebenarnya yaitu penjajah.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.