Resensi novel Fantasteen mengkisahkan cerita seru dari perjalanan wisata siswa SMP Cahaya ke Yogyakarta. Dalam ceritanya, tokoh Sherly mengalami banyak hal mistis di tempat penginapan.
Tentunya, hal tersebut membuat cerita dalam novel menjadi memiliki alur cerita dan konflik yang menarik.
Penasaran dengan cerita misterius dalam perjalanan Sherly pergi berwisata bersama teman-temannya? simak artikel ini sampai selesai ya.
Judul Novel | Fantasteen |
Penulis | Dini Ocktarina |
Jumlah halaman | 180 halaman |
Ukuran buku | 16 x 19 cm |
Penerbit | DAR! Mizan |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 2018 |
Harga novel | Rp. 37.000,00 |
Kisah ini diawali oleh siswa SMP Cahaya yang akan mengikuti karya wisata ke Yogyakarta.
Mereka menempuh perjalanan cukup panjang, karena mereka berangkat dari Bandung. Saat mereka sampai di Magelang, tempat tujuannya. Semua siswa SMP langsung merasa senang.
Sherly, Ipang, Sigit, Icha, Lulu, Isti, dan Tian lalu mengunjungi candi Borobudur yang menjadi destinasi utama yang wajib mereka kunjungi.
Saat sudah puas mengelilingi candi Borobudur, Mera pun melanjutkan perjalanannya ke candi Prambanan.
Saat mereka sudah sampai di candi Prambanan, mereka pun langsung mengunjungi tempat yang menjual salak pondok.
Berikutnya, mereka melanjutkan perjalanannya kembali ke tempat peristirahatan, yaitu penginapan Bhadra. Akhirnya mereka semua sampai di tempat penginapan.
Penginapan itu terlihat luas namun sepi, setiap kamar ada satu meja dan kursi yang tertata rapi. Mereka melanjutkan aktivitas untuk beristirahat dan beres-beres sebentar, lalu di lanjutkan dengan makan malam.
Sherly sempat kembali ke dalam kamarnya saat jam makan malam sudah selesai, untuk mengambil handphone miliknya yang tertinggal.
Tetapi, saat Sherly pergi ke kamar sendirian, dia mengalami kejadian yang menakutkan. Dia seperti mendengar suara bisikan tidak tau darimana asalnya.
Sherly yang merasa takut langsung keluar dari kamar itu. Teman-temannya yang melihat Sherly keluar dari kamar dan ketakutan langsung menanyakan apa yang telah terjadi.
Dan tanpa Sherly sadari ada sosok perempuan paruh baya yang menatapnya dengan dingin. Bukan hanya itu, Sherly juga melihat ada kranjang Bayi di samping cermin besar.
Sherly dan temannya akhirnya kembali ke kamar. Dan kebetulan saat itu jadwal mereka untuk bersih-bersih dan istirahat di kamar Sherly, dan yang kebagian untuk mandi adalah Isti.
Ketika Isti ada di dalam kamar mandi itu, tiba-tiba dia menjerit.
Isti menceritakan ke temannya saat dia ingin mengambil air, dia merasa ada yang menyangkut di pergelangan tangannya. S
Saat dia melihatnya, ternyata ada sosok kepala berambut yang mengapung di permukaan air. Mereka semua merasa ada yang janggal dari penginapan ini.
Kejadian ini menandakan ada sesuatu yang tersembunyi, dan harus di ungkap tentang penginapan Bhadra.
Tak lama Ica dan Sigit ingin membeli bakso, begitupun dengan Sherly dan temannya memutuskan untuk jalan-jalan ke Malioboro, saat pulang Sherly dan Ica menggunakan becak.
Dan mereka saling berbincang dengan tukang becak, di perbincangan itu tukang becak sempat menyinggung tentang penginapan Bhadra, tetapi terhenti saat melihat sosok putih yang melintas di depannya.
Saat mereka berkumpul di penginapan, tetapi kejadian aneh menimpanya, teman-temannya seperti terjebak di dunia lain.
Sherly pun menceritakan kejadian itu ke Fahri dan Faza, akhirnya mereka mencari nteman-temannya bersama dengan keberanian mereka.
Adapun unsur intrinsik novel Fantasteen Karya Dini Ocktarina yang menarik untuk kamu ketahui, yaitu:
Tema dalam novel Fantasteen yaiu tentang misteri dalam perjalanan wisata di Yogyakarta. Meskipun, awalnya hanya dirasakan oleh tokoh Sherly.
Tetapi, lama-kelamaan semua tokohnya merasakan semua misteri tersebut.
Tokoh utama yang diceritakan dalam novel Fantasteen yaitu Sherly, Ipang, Sigit, Icha, Lulu, Isti, dan Tian.
Latar tempat yang diceritakan dalam novel yaitu SMP Cahaya, Magelang, Candi, penginapan Bhadra, Bandung, dan Yogyakarta.
Latar waktu kejadian yang diceritakan dalam novel yaitu pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari.
Alur dalam novel Fantasteen yaitu menggunakan alur maju. Menceritakan kejadian-kejadian dari cerita sebelumnya.
Sudut pandang yang digunakan penulis untuk menggambarkan para tokohnya yaitu sudut pandang orang ketiga. Karena penulis Fantasteen menggunakan nama-nama tokoh.
Diksi atau gaya bahasa dalam novel Fantasteen yaitu menggunakan bahasa sehari-hari yang sederhana. Sehingga penggunaan bahasanya sangat mudah dipahami.
Dimanapun kita berada, memang harus berhati-hati agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Adapun unsur ekstrinsik novel Fantasteen yang harus kamu ketahui, yaitu:
Melakukan perjalanan wisata dengan tujuan pendidikan harus disertai dengan pengawasan dan perlindungan dari bapak/ibu guru. Tujuannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Saat siswa-siswi SMP Cahaya melihat sesuatu misteri yang menakutkan, mereka masih mengingat untuk menyebut nama Allah SWT.
Sikap Sherly dan teman-temannya yang saling membantu, menunjukkan kerjasama dari sikap sosialnya yang sangat baik.
Kelebihan dari novel Fantasteen yaitu penggambaran konflik misterius yang mengejutkan pembaca. Sehingga sebagian pembaca tertarik untuk mengetahui kelanjutan ceritanya.
Kekurangan novel Fantasteen yaitu adanya penggambaran cerita dalam novel yang begitu detail sehingga terkesan monoton.
Pesan moral novel Fantasteen yaitu untuk tetap berhati-hati dan waspada, dimanapun kamu berada. Jika mengetahui hal yang tidak diinginkan maka jangan berkata buruk.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.