Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai resensi novel gulai daging ibu karya dari Dewi Jambi. Dimana novel ini masih proses penerbitan dan kamu bisa baca dulu resensi novel gulai daging ibu di artikel ini.
Akan kami jelaskan identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga pesan moral yang terkandung di dalam novel tersebut tidak lupa kami sisipkan juga kelebihan dan kekurangannya simak sampai akhir ya!
Judul Novel | Gulai Daging Ibu |
Penulis | Dewi Jambi |
Penerbit | KBM dan Wattpad |
Jumlah Halaman | – |
Ukuran Buku | – |
Kategori | Fiksi Horor |
Tahun Terbit | 21 januari 2022 |
Harga Buku | – |
Novel gulai daging ibu ini merupakan kisah yang diceritakan oleh Dewi Jambi dan novel ini masih proses penerbitan dan kamu bisa mulai membaca novel ini di KBM atau di aplikasi wattpad.
Dalam resensi novel gulai daging ibu ini kami akan jelaskan juga sinopsis dari novel tersebut dimana sinopsis ini akan bermanfaat bagi kamu yang ingin mengetahui bagaimana isi novel ini secara garis besarnya saja.
Novel ini mengisahkan kehidupan yang begitu keras dari seorang ibu paruh baya yang bernama Parni, dan kini usianya menginjak 40 tahun dan harus memutar otaknya hanya untuk memenuhi keinginan anak-anak dan suaminya.
Dimana Parni ini memiliki empat anak yaitu Tino, Tono, Toni dan dan Tina. Serta suaminya kini lumpuh karena mengalami kecelakaan kerja dan hal membuat hidup Parni semakin kian sulit.
Aroma masakan menyeruak begitu menggoda keluar dari rumah berlatar luas di samping rumah Parni. Wanita paruh baya yang sedari tadi menelan ludah membayangkan yang sudah lama diidam-idamkan ke empat anaknya.
“Bu, bau apa ini, bu? Nikmat sekali” Tono anaknya yang berumur empat tahun berdecak berulang kali. Seolah ikut merasakan nikmatnya aroma yang masuk dalam hayalannya.
“Bayangi, nak, itu daging gulai teksturnya lembut, bumbunya meresap sampai ke sela-sela daging. Dan kuahnya kental, di makan pakai nasi, enak, nak?”
Tono kecil menutup matanya dan membayangkan apa yang diucapkan ibunya yang kini sedang mengulas rambutnya sayang. Ia kembali mengecap, merasa menikmati setiap kunyahan nasi bercampur daging dalam mulutnya.
Parni yang melihat ekspresi dari bocah polos itu tak tahan untuk menitikan bulir bening yang sejak tadi berontak ingin keluar dari sudut matanya.
Sembari menggigit bibir, Parni merutuki nasib buruk yang selalu menghampiri keluarganya. Kemiskinan yang menggerogoti hidupnya serta suaminya yang lumpuh mengharuskan tubuhnya yang memasuki usia renta harus terus berjuang demi menghidupi orang yang ia sayang.
Ibu mana yang tak ingin melihat anaknya makan enak? Membiarkan buah hatinya tumbuh sehat dan memberi kehidupan yang layak dan bahagia?
Namun, suatu ketika Parni pulang dengan membawa sebuah karung putih di pundaknya ia sengaja menghindar dan bersembunyi jika ada tetangga yang lewat. Dan Parni berpesan kepada semua anaknya untuk menunggu di dalam bersama bapaknya.
Dan anak-anaknya menurut. Dan tangan Parni sangat lihai mencincang daging dan meracik bumbu kemudian sebagian daging ia simpan di dalam kulkas yang sudha berkarat sisa kejayaan suaminya sebelum sakit-sakitan.
Dan ia memasukkan bumbu dengan bercampur santan. Lantas daging apa yang di masak Parni? Karena dengan ini ia akan bergelimbang dosa. Yuk, simak sampai habis langsung di novelnya ya!
Dalam resensi novel gulai daging ibu ini akan kami jelaskan juga unsur intrinsik di dalam novel tersebut dan berikut penjelasan lengkapnya.
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah kepahitan hidup seorang Parni hingga ia mengambil jalan berlumur dosa demi bisa menghidupi anak-anak dan juga suaminya yang lumpuh.
Alur yang digunakan dalam novel gulai daging ibu ini menggunakan alur maju dan alur mundur artinya novel ini memiliki alur campuran.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini adalah pagi hari, siang hari dan juga malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan latar tempat di rumah Parni, di jalan kampung, di warung, di kuburan dan masih banyak lagi tempat lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini campuran kadang menggunakan sudut pandang orang pertama atau orang ketiga.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Janganlah mengambil jalan pintas untuk mendapatkan kesenangan sekejap karena pada akhirnya kamu harus menanggung akibat dari semua perbuatanmu. Jadi bertawakalah karena Tuhan tidak akan menguji di luar batas kemampuannya.
Dalam resensi novel gulai daging ibu ini akan kami jelaskan juga unsur ekstrinsik dari novel ini dan berikut penjelasan lengkapnya.
Nilai sosial yang terdapat dalam novel ini adalah sikap Sulis yang selalu memabntu Parni meski pun dengan keterbatasannya namun Parni malah bersikap tidak baik.
Nilai moral yang terkandung dalam novel ini adalah sikap Parni yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang meski ia harus berdosa berat.
Berikut beberapa kelebihan yang terkandung dalam novel gulai daging ibu ini diantaranya adalah:
Selain kelebihan novel ini juga memiliki kekurangan yaitu:
Jangan pernah tergiur dengan kesenangan sesaat karena akibatnya akan membuat kamu menderita dan orang yang kamu sayang ikut merasakannya.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel gulai daging ibu semoga apa yang kami sampaikan ini dapat bermanfaat ya!
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.