Novel jalan tak ada ujung ini merupakan sebuah karya dari Mochtar Lubis yang menceritakan tentang semangat para pejuang Indonesia melawan penjajah.
Penasaran dengan isi buku ini? Kamu bisa baca dulu resensi novel jalan tak ada ujung di artikel ini karena disini akan dibahas secara lengkap mengenai isi novel.
Mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik, hingga pesan moral yang terkandung di dalam novel tersebut. Yuk simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Judul Novel | Jalan Tak Ada Ujung |
Penulis | Mochtar Lubis |
Jumlah halaman | 168 halaman |
Ukuran buku | 11×17 cm |
Penerbit | Yayasan Pustaka Obor Indonesia |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 1982 (cetakan ke lima) |
Harga novel | Rp. 55.000 |
Buku jalan tak ada ujung ini merupakan sebuah karya dari Mochtar Lubis yang diterbitkan pada tahun 1982 oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Novel ini memiliki ketebalan 168 halaman.
Novel jalan tak ada ujung ini mengisahkan seorang guru Sekolah Dasar yang bernama Isa.
Isa yang memiliki kepribadian pendiam dan sangat penakut menghadapi tentara Nica. Yaitu Hindia Belanda yang menentang Soekarno.
Tak ada yang berani melawan serdadu Nica yang dikenal garang dan tak ada ampun. Isa yang terus bersembunyi karena takut saat mobil tentara Nica melewatinya.
Sejak saat itu Guru Isa selalu merasa kalah dan ketakutan dibelakangnya seperti bayang-bayang yang menghantuinya bahkan sampai terbawa ke alam mimpi.
Entah bernasib baik atau buruk ada seorang pemuda yang menemuinya yang bernama Hazil. Mula-mula mereka memiliki kecocokan karena memiliki hobi yang sama.
Dan akhirnya Hazil mengajak guru lugu Isa yang berperengai kaku dalam bergaul itu untuk bergabung dalam gerakan perjuangan yang mereka dirikan.
Lagi-lagi karena ketidakenakan serta kurang nyaman isa menolak ajakan Hazil tersebut. Hingga suatu hari ia menurutinya karena aditunjuk sebagai ketua atau pemimpin gerakan.
Dan sejak itu berpikir bahwa pada akhirnya ini ibarat jalan apa yang ia kerjakan dan putuskan adalah jalan tak ada ujung.
Guru Isa semakin kagum kepada Hazil karena sikap beraninya untuk memperjuangkan Indonesia. Sebagai pemuda yang memberikan ekspresi positif.
Namun, ketika Guru Isa sakit dan berbaring selama seminggu di kamar ternyata istrinya Fatimah bermain api dengan Hazil. Bahkan hingga berhubungan yang terlarang.
Meski Guru Isa tahu perbuatan mereka tapi ia lebih memilih pura-pura dan tak menggubris apa yang telah terjadi.
Hingga suatu waktu Hazil, Rahmat dan Isa merencanakan untuk melempar granat kike markas serdadu.
Dan itu berhasil menewaskan dua serdadu Nica. Dan selama seminggu mereka tidka terendus. Dan akhirnya ada yang tertangkap yaitu Hazil.
Rahmat yang telah mengetahui Hazil di tangkap ia kabur ke kota. Isa yang tidak bisa berbuat apa-apa ia merasa ketakutan bahwa Hazil akan berkhianat dan meberitahukan namanya.
Dan itu benar, Hazil hanya bisa bertahan seminggu dari siksaan dan ia menyebutkan nama-nama rekannya yang terlibat.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya? Yuk baca novel jalan tak ada ujung ini.
Dalam resensi novel jalan tak ada ujung terdapat unsur intrinsik di dalam novel ini, yaitu:
Tema yang diangkat dalam novel yaitu tentang perjuangan pemuda Indonesia yang melawan penjajah.
Alur yang digunakan dalam novel jalan tak ada ujung ini menggunakan alur maju atau progresif.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini yaitu pagi dan malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel yaitu sebuah kota di Indonesia yaitu Jakarta, Gang Jaksa, Gang Sirih Wetan.
Jalan Asam lama, jalan Kebon Sirih, warung, sekolah, Rumah Isa, kamar tidur, restoran, kantor polisi, penjara dan tanah abang.
Menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan gaya bahasa Indonesia yang mudah dipahami dan ringan. Meski ini karya lama tapi bahasanya enak di baca.
Amanat yang terkandung dalam novel yaitu ketakutan merupakan hal yang wajar tetapi kita harus menempatkan rasa takut sesuai porsinya.
Janganlah berkhianat apalagi sampai melakukan zina itu sangat tidak baik.
Sebagai seorang suami seharusnya bisa tegas dan memiliki rasa percaya diri serta berani bertindak jika menghadapi suatu kesalahan. Jangan diam saja.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik novel, yaitu:
Sikap Hazil yang berkhianat dan malah berselingkuh sangat melukai perasaan Isa. Dan itu sikap sosial yang sangat buruk.
Sikap Hazil yang berkhianat dengan janjinya pada Isa bahwa ia tidak akan memberitahukan jika ia tertangkap nyatanya itu hanya bualan belaka ia pembohong.
Terakhir dari resensi novel jalan tak ada ujung yaitu pesan moralnya adalah ketakutan merupakan hal yang wajar tetapi kita harus menempatkan rasa takut sesuai porsinya.
Janganlah berkhianat apalagi sampai melakukan zina itu sangat tidak baik.
Sebagai seorang suami seharusnya bisa tegas dan memiliki rasa percaya diri serta berani bertindak jika menghadapi suatu kesalahan. Jangan diam saja.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.