Bagi kamu yang suka dengan novel lawas dan memiliki banyak pesan moral di dalamnya kamu bisa simak dulu novel katak hendak jadi lembu karya dari Nur Sutan Iskandar. Dan dalam kesempatan kali ini kami akan menjelaskan secara lengkap resensi novel ini.
Dalam resensi novel katak hendak jadi lembu ini akan kami jelaskan sinopsis, intrinsik, ekstrinsik, kelebihan dan kekurangan juga pesan moral yang terkandung di dalamnya kamu bisa simak sampai akhir ya!
Judul Novel | Katak Hendak Jadi Lembu |
Penulis | Nur Sutan Iskandar |
Penerbit | Balai Pustaka |
Jumlah Halaman | 224 halaman |
Kategori | Fiksi |
Ukuran Buku | 15×21 cm |
Tahun Terbit | 2008 |
Harga Buku | Rp.69.000,- |
Novel katak hendak jadi lembu ini merupakan karangan dari Nur Sutan Iskandar yang mulai diterbitkan pada tahun 2008. Dimana novel ini memiliki ketebalan buku yang mencapai sekitar 224 halaman dan ukuran 15×21 cm.
Dalam novel ini mengisahkan Suria yang sombong, pongah dan merasa paling kaya sehingga terus hidup boros dan berpoya-poya. Hingga akhirnya ia harus kehilangan istrinya yang menderita tekanan batin karena ulahnya.
Dalam resensi novel katak hendak jadi lembu ini akan kami jelaskan juga sinopsis novel di dalamnya. Dimana di sinopsis ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai isi cerita pada novel ini.
Novel ini mengisahkan Haji Hasbullah dengan berat hati harus menikahkan Zubaidah menjadi istri dari anak temannya yang bernama Suria. Temannya ini bernama Haji Zakaria dan ia tak enak hati karena mengetahui sifat buruk dari Suria.
Suria dimatanya sebagai pemuda yang pongah, sombong, foya-foya, serta egois tapi karena haji Zakaria adalah teman karibnya, jadi dia tak kuasa menolak lamaran untuk anaknya tersebut.
Dan benar saja ketakutan Haji Hasbullah memang terbukti kelakuan Suria tidak berubah sedikitpun setelah menikah apalagi setelah Haji Zakaria meninggal dunia bahkan Suria tega meninggalkan Zubaedah yang baru saja melahirkan anaknya yang bernama Adulhalim.
Dan Suria akan kembali ketika harta warisan Haji Zakaria telah habis ia gunakan dan kini ia meminta kepada Zubaidah untuk kembali lagi karena kasihan maka Zubaedah menerimanya kembali dan kini memiliki 3 orang anak dengan Suria.
Suria mulai bekerja sebagai juru tulis di kantor asisten kabupaten dan memiliki gaji yang pas-pasan sehingga kadang Zubaedah selalu meminta bantuan ayahnya untuk bisa menyekolahkan anak-anak dan kebutuhan sehari-hari.
Meski gaji pas pasan tapi sikap boros Suria selalu saja muncul dan bahkan ia berani menggelapkan kas uang negara dan ia berencana akan mengundurkan diri setelah rencananya berhasil.
Dan akhirnay kelakuannya tersebut ketahuan dan ia di panggil dan ia sudah menyiapkan surat berhenti dan berencana kabur besarama anak dan istrinya dan hendak tingga di rumah anaknya yaitu Abdulhalim dan menantunya.
Dan Suria selalu berlagak seperti seorang kepala rumah tangga selalu mengatur dan Zubaedah merasa malu dengan kelakuan suaminya itu. Hingga ia sering sakit-sakitan. Lantas apa kelanjutan dari kisah Sarua ini?
Bagi kamu yang ingin mengetahui lebih jelas mengenai kisah dari novel katak hendak jadi lembu ini kamu bisa simak di novelnya secara langsung ya!
Dalam resensi novel katak hendak jadi lembu ini kamu juga akan menemukan unsur intrinsik di dalam novel tersebut dan berikut penjelasan lengkapnya.
Tema yang diangkat dalam novel katak hendak jadi lembu ini yaitu mengenai kisah hidup Sarua yang selalu boros dan berpoya-poya dan tidak bertanggungjawab kepada anak istrinya.
Alur yang digunakan dalam novel katak hendak jadi lembu ini menggunakan alur maju atau progresif dimana novel ini bercerita dari awal hingga akhir secara runtut dan teratur.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini yaitu pagi hari, siang hari dan juga malam hari.
Latar tempat ayng digunakan dalam novel ini yaitu di rumah Haji Zakaria, di rumah Haji Hasbullah, di rumah Abdullhamid, di kantor dan masih banyak lagi latar tempat lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel katak hendak jadi lembu ini menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu sangat sederhana dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Janganlah sombong dan terus berpoya-poya dan merasa diri paling memiliki segalanya apalagi dengan menghalalkan segala cara karena akan merepotkan orang terdekat dan membuat mereka sakit dan memiliki luka batin hiduplah seadanya.
Di dalam resensi novel katak hendak jadi lembu ini akan kami jelaskan unsur ekstrinsik di dalamnya, diantaranya adalah:
Sikap Haji Hasbullah yang tidak enakan dan melukai hati orang lain ini memang sangat baik. tapi, seharusnya dapat mempertimbangkan apalagi untuk kebahagiaan anaknya.
Sikap Sarua yang selalu pongah dan berpoya-poya padahal ia sudah tidak memiliki apa-apa ini merupakan hal yang tidak patut di contoh dan harus di jauhi.
Berikut beberapa kelebihan yang dimiliki oleh novel katak hendak jadi lembu, diantaranya adalah:
Selain kelebihan tentunya novel ini memiliki beberapa kekurangan. Dan berikut beberapa kekurangan yang buku novel ini miliki, diantaranya adalah:
Novel ini mengajarkan bahwa untuk hidup bahagia ini tidak perlu terlihat wow tapi hidup penuh sukur dan menerima keadaan dan takdir dengan iklas dan biasakanlah kehidupan yang baik agar tidak menyesal pada akhirnya.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel hendak menjadi lembu mulai dari identitas, sinopsis, hingga pesan moralnya semoga bermanfaat.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.