Bagi kamu yang suka dengan kisah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang telah diraih dengan susah paya dengan mengorbankan jiwa dan raga kamu bisa baca novel neraka di Timur Jawa.
Dalam kesempatan kali ini kami akan menjelaskan mengenai resensi neraka di Timur Jawa mulai dari identitas novel, sinopsis novel, unsur intrinsik, ekstrinsik hingga pesan moralnya. Yuk, simak novel ini sampai selesai.
Judul Novel | Neraka Di Timur Jawa |
Penulis | Dwi Arif Nugraha & Gelar Awal Nugraha |
Penerbit | Redaksi Marewai |
Jumlah Halaman | – |
Ukuran Buku | – |
Kategori | Novel Sejarah |
Tahun Terbit | 2019 |
Harga Buku | Rp. |
Novel neraka di Timur Jawa ini merupakan sebuah karangan dari Dwi Arif Nugraha & Gelar Awal Nugraha. Dimana novel ini bergenre sejarah mengenai kemerdekaan bangsa kita yaitu bangsa Indonesia yang mulai di terbitkan oleh redaksi Marewai di tahun 2019.
Dalam resensi novel neraka di Timur Jawa ini terdapat sinopsis di dalamnya yang perlu kamu ketahui dan sinopsis ini akan membantu kamu untuk memahami isi novel ini secara garis besar.
Awal buku ini menjelaskan tentang kedatangan kembali ras kulit putih ke tanah pulau Jawa mereka yang dalam tiga tahun lalu sudah meninggalkan Indonesia, kini sudah kembali ke Jakarta.
Pertempuran yang diceritakan dalam novel ini dimulai pada tanggal 10 hingga 20 November 1945 antara pemuda dan pejuang Indonesia melawan tentara sekutu di bawah kepemimpinan Inggris.
Dan puncaknya terjadi pada tanggal 10 November yang di kenal sebagai hari pahlawan. Setelah Indonesia merdeka dari Jepang, tentara Belanda ingin mencoba kembali menguasai Indonesia setelah Jepang kalah dalam perang dunia.
Dan kedatangan tentara Belanda tersebut bergabung dengan pasukan tentara Inggris yang ingin melucuti semua senjata peninggalan Jepang yang ada di Indonesia. Selain itu, novel ini juga menceritakan tentang perbedaan pendapat antara tokoh tua dengan beberapa tokoh pemuda.
Dimana tokoh muda terdiri dari Abimanyu, Idris, dan Tigor. Sedangkan tokoh tuanya ayah kandung dari Abimanyu, perbedaan pendapat adalah masalah ketidaksetujuannya atas kembalinya Belanda ke Indonesia.
Pak Harjo sangat setuju jika Belnda kembali menguasai karena pada masa Belanda gaji lebih besar karena ia bekerja di kantor adminsitrasi. Tentu saja meskipun ia tetap bekerja di kantor administrasi.
Dan tentunya Abimanyu sangat keberatan dengan pendapat ayahnya ia sangat tidak ingin di jajah Belanda kembali sama halnya dengan Tigor dan Idrus bahwa Indonesia harus bebas dari penjajahan.
Dan pada saat mereka bertiga dan para pemuda Surabaya lainnya berkumpul dan bergerak menuju hotel Yamato kedatangan mereka ke hotel tersebut dihadang oleh para tentara Belanda dan Inggris.
Namun mereka tetap masuk dan naik ke atas hotel Yamato dengan mengunakan tangga dan merobek bendera Belanda yang berkibar disana dan mereka merobek warna birunya hingga tersisa merah putihnya saja.
Dan insiden ini merupakan bentuk perlawanan mereka dan para pemuda Surabaya kepada penjajah dan hal ini sejalan dengan A.H Nasution dalam pokok-pokok Gerilya. Dan respon robekan ini menjadi kekuatan masyarakat cikal bakal arek-arek Surabaya.
Kekuatan sipil adalah kekuatan sukarela luar biasa yang terdiri dari seluruh masyarakat dengan semua kekuatan fisik dan batin mereka, aset dan biat baik mereka. Lantas bagaimana kisah dari perjuangan mereka?
Bagi kamu yang penasaran dengan buku ini bisa langsung buka buku ini secara langsung di buku novel neraka di Timur Jawa di bukunya.
Dalam resensi novel neraka di Timur Jawa ini akan kami jelaskan juga unsur intrinsik di dalam novel tersebut dan berikut penjelasan lengkapnya:
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang perjuangan bangsa Indonesai dalam melawan penjajah.
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur maju, dimana dalam novel ini diceritakan secara runtut dan teratur.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini adalah sekitar tahun 1945 ketika bangsa Belanda kembali ke Indonesia untuk menjajah.
Latar tempat yang digunakan dalam nove ini cukup beragam ada di Jakarta, tapi paling banyak ada di Surabaya.
Sudut pandang yang digunakan oleh novel neraka di timur ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah gaya bahasa yang mudah di pahami oleh semua kalangan baik remaja atau dewasa.
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah dimana kita para pemuda harus bisa mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia kita jangan mau di jajah oleh bangsa mana pun.
Selain unsur intrinsik dalam resensi novel neraka di Timur Jawa ini kami juga akan jelaskan juga unsur ekstrinsiknya dan berikut penjelasan lengkapnya.
Nilai sosial yang terdapat dalam novel ini yaitu adalah sikap Abimanyu dan tokoh muda lainnya yang lebih memikirkan masa depan bangsa dan tak ingin di jajah untuk kedua kalinya itu adalah sosial yang tinggi dan juga nasionalis.
Bukan egois menjadi pejuang tetapi dalam memperjuangkan harus lihat kondisi sekitar.
Abi berdoa untuk diberikan perlindungan terbukti di “Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan perlindungan-Nya kepadaku dan keluargaku, gumam Abi dalam malam yang panjang itu.”
Berikut beberapa kelebihan novel ini diantaranya adalah:
Selain kelebihan berikut novel ini juga memiliki kekurangan, yaitu:
Novel ini mengajarkan kita tentang arti sebuah perjuangan bahwa bangsa ini di raih dengan susah payah bahkan mengorbankan jiwa dan raga maka dari itu kita harus selalu bisa menghadapi tantangan dan ancaman dari dalam maupun luar dan mempertahankan kedaulatan negara.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel neraka di Timur Jawa semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.