Pukat merupakan salah satu karya novel dari penulis berbakat bernama Tere Liye dimana beliau sudah menghadirkan beberapa novel yang cukup best seller di kalangan masyarakat termasuk cerita serial Pukat ini.
Dan dalam kesempatan kali ini tim Mustakim Media akan menjelaskan mengenai resensi novel pukat ini secara lengkap mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga pesan moral yang terkandung di dalamnya. Simak sampai akhir ya!
Judul Novel | Pukat |
Penulis | Tere Liy |
Penerbit | Republika |
Jumlah Halaman | 352 halaman |
Ukuran buku | 13×19 cm |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 2010 |
Harga Buku | Rp.85.000,- |
Novel Pukat ini merupakan sekuel dari novel sebelumnya yang berjudul Burlian dimana Pukat adalah kakak dari Burlian. Novel Pukat ini sendiri mulai diterbitkan di tahun 2010 untuk cetakan pertamanya dan cetakan terakhir adalah tahun 2018.
Novel Pukat ini memiliki ketebalan mencapai 352 halaman selain itu memiliki ukuran buku sekitar 13×19 cm. Novel Pukat ini diterbitkan oleh penerbit Republika.
Dalam resensi novel Pukat ini kami tidak lupa akan menjelaskan juga sinopsis novel. Dimana sinopsis novel ini akan membantu kamu untuk memahami isi novel Pukat ini secara garis besarnya simak sampai akhir ya!
Novel Pukat ini mengisahkan sekelumit kehidupan anak bernama Pukat, yang berasal dari keluarga yang sederhana dengan tiga saudara lainnya yaitu Ayuk Eli, Amelia dan Burlian.
Pukat merupakan seorang anak yang cerdas dan pintar, bukan saja soal pelajaran di sekolah namun juga dalam hal bergaul bersama teman-temannya di sekolah.
Diawali dengan kisah Pukat saat naik bis kota bersama adiknya Burlian dan bapak untuk bertemu dengan Ko Achan. Bus tersebut harus melalui terowongan yang gelap dan rentan terjadi perampokan.
Dimana Pukat membawa kopi dari desa sebagai oleh-oleh untuk K Achan. Tanpa rasa takut duduk tenang di atas bis berbeda dengan adiknya yang ketakutan akan datangnya perampok dan ketakutan Burlian ini menjadi kenyataan.
Mereka di hadang perampok dan Pukat berhasil menggagalkan upaya perampok, dengan melemparkan bubuk kopi pada sepatu dan celana mereka berbekal bubuk itulah polisi mengidentifikasi perampok saat di periksa polisi di stasiun kota sebelum semua turun.
Selain itu, ada juga cerita persahabatan Pukat dan Raju yang tergolong unik walaupun mereka satu sekolah dan bersahabat namun ternyata juga sering mengolok-ngolok satu sama lain seperti tentang Shio masing-masing.
Dan hal itu membuat mereka tidak bertegur sama selama beberapa bulan dan akhirnya bertemu di acar Wak Lihan dan akhirnya mereka berbaikan. Dan suatu waktu keluarga Raju meninggal karena terkena banjir.
Tidak hanya itu kisah Pukat yang seringkali tidak mematuhi orang tuanya seperti tidak sarapan karena bosan makan nasi putih dan kecap, lalu saat tidak membantu Mamak memanen kopi.
Karena sering dimarahi membuat Pukat merasa ibunya tidak menyayanginya. Namun, ketika ia sakit ibunyalah yang merawatnya dari sana ia mulai sadar dan tidak lagi berbuat nakal dan patuh kepada orang tua.
Bagi kamu yang penasaran dengan kisah kelanjutan dari Pukat ini kamu bisa simak secara langsung di novel Pukat karya Tere Liye ya!
Dalam resensi novel Pukat ini akan kami jelaskan juga mengenai unsur intrinsik novel dimana unsur intrinsik ini akan membantu kamu memahami pembangun novel dari dalam ada ada apa saja dan berikut penjelasannya.
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang kehidupan sederhana dari seorang Pukat yang cerdaa dan pintar.
Alur yang digunakan dalam novel Pukat ini yaitu menggunakan alur maju dimana dari awal novel hingga akhir diceritakan secara runtut dan teratur.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan latar waktu pagi hari, siang hari dan juga malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini yaitu di rumah Pukat, di sekolah, di kebun kopi, di bus dan masih banyak lagi latar tempat lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Pukat ini yaitu menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama juga orang ketiga.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Amanat yang terkandung yaitu sayangilah orang tua karena mereka sudah banyak berkorban untuk kehidupanmu mereka tegas untuk kebaikan dirimu juga jadilah anak yang patuh.
Selain unsur intrinsik kami jelaskan juga unsur ekstrinsik dalam resensi novel Pukat ini dan berikut penjelasan singkat mengenai hal itu.
Sikap Pukat yang tak segan membantu saat di hadang perampok itu adalah sikap sosial yang baik dan patut di contoh.
Sikap Pukat yang marah dan menganggap ibunya tidak menyayangi akhirnya sadar bahwa ibunya saat menyaynginya saat merawat Pukat sedang sakit.
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap karya tentunya memiliki kelebihan dan juga kekurangan dan berikut beberapa kelebihan yang perlu kamu ketahui, yaitu:
Selain kelebihan tentunya novel Pukat ini tidak luput dari kekurangan dan berikut penjelasan mengenai kekurangan novel ini yaitu:
Novel ini mengajarkan kepada kita bahwa cinta yang tulus adalah cinta orang tua kepada anak-anaknya maka patuhilah kedua orang tuamu dan jangan membuat mereka sedih dan jadilah anak yang dapat dibanggakan dan diandalkan.
Demikianlah penjelasan mengenai resensi novel Pukat mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut. Semoga apa yang kami sampaikan dapat dipahami dan bermanfaat.
Terutama bagi kamu yang sedang mencari informasi mengenai resensi novel Pukat ini.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.