Pramoedya Ananta Toer merupakan penulis terbaik yang dimiliki Indonesia. Sudah pernah baca novel rumah kaca? Ya, novel ini skuel dari novel populer sebelumnya yaitu Bumi Manusia dan Jejak Langkah.
Dalam resensi novel rumah kaca Pramoedya Ananta Toer mengulas beberapa unsur penting yang terdapat dalam novel tersebut. Seperti identitas, sinopsis, intrinsik dan ekstrinsik.
Kelebihan serta kekurangan. Artikel ini menjawab semua pertanyaan kamu mengenai detail penting dalam novel. Simak yuk!
Judul Novel | Rumah Kaca |
Penulis | Pramoedya Ananta Toer |
Jumlah halaman | 646 Halaman |
Ukuran buku | 13×20 cm |
Penerbit | Lentera Dipantara |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 2006 |
Harga buku | Rp. 95.000 |
Novel dengan berjumlah 646 halaman ini mengisahkan dengan sudut pandang Jacques Pangemanan.
Yang merupakan Komisaris Polisi kolonial Belanda yang harus mengawasi Tokoh Minke si aktivis pergerakan nasional.
Novel ini di terbitkan pertama kali di tahun 1988 dan cetakan berikutnya pada tahun 2006 oleh PT Lentera Dipantara.
Rumah Kaca ini menceritakan kelanjutan dari kisah Minke hanya saja dari sudut pandang Jacques Pangemanan kolonial polisi yang memata-matai Minke.
Dan melakukan pemboikotan terhadap usaha jurnalistik Minke di Medan Priyayi. Dengan cara mengumpulkan arsip dokumentasi apa saja yang dilakukan Minke. Untuk mencari kesalahan Minke.
Namun, kenyataannya tak semudah membalikkan telapak tangan untuk menyeret Minke ke penjara.
Bahkan Jacques Pangemanan mengalami pergolakan batin setelah membaca lembar perlembar arsip Minke.
Sehingga ia merubah cara berpikirnya. Ia mulai ketakutan sendiri jangan-jangan bangsanya sendiri yang melakukan kebiadaban ini.
Dan hal tersebut membuat Jacques Pangemanan terus mencari tahu dan mempelajari arsip tersebut.
Ternyata dalam arsip itu tidak ditemukan satu hal pun bermuatan provokasi massa atau ide-ide kriminalitas lainnya yang dituduhkan bandit Robert Suurhoof.
Kebalikannya nurani Jacques Pangemanan tersentak netralitisnya muncul.
Jika ia melihat dari sudut pandang Minke mungkin ia kan melakukan hal yang sama untuk berjuang dan membela rakyatnya sendiri apapun resikonya.
Namun, ketakutan akan jabatannya membuatnya luruh ia kurang berani membela Minke di depan pejabat Gubernur Jendral Hindia Belanda.
Perasaan bersalahnya membuat Minke diasingkan. Dan menyerahkan arsip kepada guru agung Minke yaitu Nyi Ontosoroh yang sudah beralih warga jadi warga Prancis.
Dan akhirnya arsip tersebut di bukukan dengan judul Rumah Kaca.
Keseruan dan ketegangan dalam novel ini sebaiknya kamu baca lengkap di novelnya.
Karena akan membuka pemikiranmu tentang perjuangan seorang Minke dalam membela rakyat pribumi.
Dalam sebuah resensi novel rumah kaca ini memiliki beberapa unsur intrinsik. Dan berikut merupakan unsur intrinsik dari novel tersebut diantaranya yaitu:
Tema yang diangkat dalam novel Rumah Kaca ini yaitu tentang pengarsipan kegiatan politik yang di simpan dimana-mana.
Untuk merekam apapun aktivitas pribumi pada waktu itu yang diistilahkan dengan kegiatan perumahkacaan.
Berikut merupakan beberapa tokoh yang terdapat dalam novel Rumah kaca yaitu:
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalam ceritanya.
Latar waktu yaitu pada zaman pemerintahan kolonial Belanda. Atau pada zaman pemerintahan Hindia belanda sekitar tahun 1912.
Latar tempat yang digunakan dalam novel Rumah Kaca ini yaitu di Hindia, Restoran Tionghoa, Jembatan Ciliwung, Stasiun Buitenzorg.
Juga Hotel Enkhuizen, Ambon, Cirebon, Sala, Betawi, Tanjung Priuk dan masih banyak lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Rumah Kaca ini yaitu menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama dari tokoh Jacques Pangemanan.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Rumah Kaca ini menggunakan bahasa Melayu pada zaman penjajahan. Dan sebagian menggunakan bahasa perumpamaan, personifikasi dan hiperbola.
Hidup harus memiliki prinsip dan juga komitmen dan tetap teguhlah kepada kebenaran meski di tawarkan harta atau jabatan.
Berikut unsur ekstrinsik dari novel rumah kaca, diantaranya:
Sikap Minke yang membela sesama meski tanpa dukungan ia tetap ikhlas dan teguh pendirian.
Sikap Minke yang teguh membela bangsanya rela diasingkan dari pada harus menjadi budak Belanda.
Berpegang pada satu agama yaitu agama islam dan tak terjerumus ajaran lain.
Terakhir dari resensi novel rumah kaca ini akan dibahas mengenai pesan moral yang terkandung di dalam novel tersebut yaitu:
Bahwa Hidup harus memiliki prinsip dan juga komitmen dan tetap teguhlah kepada kebenaran meski di tawarkan harta atau jabatan.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.