Sang Kyai merupakan tulisan dari Anggoro Saronto dan berhasil di terbitkan menjadi sebuah film drama terbaik dengan judul yang sama.
Penasaran dengan kisah perjuangan seorang Kyai dalam menjaga agamanya? Baca yuk resensi novel Sang Kyai di artikel ini.
Di sini akan di bahas secara lengkap mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik dan ekstrinsik. Kelebihan juga kekurangan serta pesan moral akan kamu ketahui.
Judul Novel | Sang Kyai |
Penulis | Anggoro Saronto |
Jumlah halaman | – |
Ukuran buku | – |
Penerbit | – |
Kategori | Drama |
Tahun Terbit | 2013 |
Harga novel | – |
Sang Kyai ini mengisahkan tentang seorang tokoh pemuka agama yaitu KH Hasyim Asyari yang sebagai tokoh besar dan agamis yang
Menolak Seikerei karena beranggapan menyimpang dari akidah.
Film ini mulai di rilis pada 30 mei 2013 dan di klaim menjadi film terbaik dalam festival film Indonesia.
Masa penjajahan Jepang ternyata tidak lebih baik dari Belanda. Jepang mulai melarang pengibaran bendera merah putih.
Melarang lagu indonesia raya dan memaksa masyarakat untuk melakukan Seirekei.
Seirekei yaitu menghormat kepada matahari. KH Hasyim Asyari sebagai tokoh besar agama saat itu tentunya menolak karena dianggap menyimpang dari akidah agama islam.
Karena islam hanya menyembah Allah SWT dan karena tindakannya itu Jepang menangkap KH Hasym Asyari.
KH Wahid Hasyim, yaitu salah satu putranya mencari jalan diplomasi untuk membebaskan KH Hasyim Asyari.
Berbeda dengan Harun ia menganggap dengan kekerasanlah dapat menyelesaikan masalah.
Harun menghimpun kekuatan santri untuk melakukan demo menuntut kebebasan KH Hasyim Asyari. Namun, cara Harun salah hal tersebut malah menambah korban berjatuhan.
Dengan cara damai KH Wahid Hasyim berhasil memenangkan diplomasi terhadap pihak Jepang dan berhasil di bebaskan.
Ternyata perjuangan tidak berakhir sampai disitu. Jepang memaksa rakyat Indonesia untuk melimpahkan hasil bumi.
Jepang menggunakan Masyumi yang diketuai oleh KH Hasym Asyari untuk menggalakkan bercocok tanam.
Ternyata hasil tanaman rakyat tersebut harus di setor ke pihak Jepang. Padahal saat itu rakyat sedang mengalami krisis beras.
Harun melihat ini secara harfiah dan merasa bahwa KH Hasym Asyari mendukung Jepang hingga ia keluar dari pesantren.
Jepang kalah perang sekutu mulai datang Soekarno sebagai presiden saat itu mengirim utusannya ke Tebuireng untuk meminta KH Hasyim Asyari membantu mempertahankan kemerdekaan.
Dengan resolusi jihad barisan santri dan masa penduduk Surabaya berduyun-duyun tanpa rasa takut melawan sekutu di Surabaya.
Gema resolusi jihad yang di dukung oleh semangat spiritual keagamaan membuat Indonesia berani mati.
Di sisi lain Sarinah membantu barisan santri perempuan merawat korban perang mempersiapkan ransum.
Lalu bagaimana kelanjutan kisah Sang Kyai ini? Kamu bisa menontonnya secara langsung agar lebih mengena.
Serta tidak ada yang terlewat dari awal hingga akhir ceritanya. Yang sudah pasti seru, menegangkan dan penuh semangat.
Dalam resensi Sang Kyai ini tentunya memiliki unsur intrinsik di dalamnya, yaitu:
Tema yang diangkat yaitu tema perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Alur yang digunakan dalam cerita Sang Kyai ini yaitu menggunakan alur campuran. Dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalam ceritanya.
Latar waktu yang digunakan dalam cerita tersebut yaitu pagi, siang, sore dan malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam cerita yaitu di Tebuireng, pesantren, Surabaya dan lain sebagainya.
Sudut pandang yang digunakan yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan yaitu menggunakan gaya bahasa Indonesia yang baik dan benar. Serta memiliki beberapa bahasa asing sebagai pelengkap cerita agar lebih natural.
Amanat yang terkandung dalam cerita tersebut yaitu semangat untuk menggugah dan mengingatkan Indonesia akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik dari cerita Sang Kyai, diantaranya adalah:
Yang terlihat dari nilai sosial yaitu dimana setiap santri saling membantu dalam kesulitan.
Dan dengan resolusi jihad yang digemakan di pesantren menjadikan para santri menjadi barisan pertama melawan sekutu.
Sikap gegabah Harun yang mendahulukan kekerasan dan grasak grusuk menjadikan terjadinya penambahan jumlah korban saat ingin membebaskan KH Hasyim Asyari.
Yaitu ketauhidan yang kuat dai KH Hasyim Asyari sehingga menolak kegiagata Serakai.
Karena itu bertentangan dengan kepercayaan yang dianutnya. Bahwa islam hanya menyembah satu Tuhan yaitu Allah SWT.
Terakhir dari resensi Sang Kyai yaitu pesan moral yang terkadung di dalamnya yaitu yang terpenting dalam sebuah bangsa yaitu persatuan yang terjalin dari setiap warga bangsa.
Cerita ini mengingatkan masyarakat Indonesia untuk menjaga pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.