Novel surga untuk ibuku merupakan sebuah karya dari Riri Ansar. Novel ini mengisahkan sebuah perjuangan seorang ibu yang harus membesarkan anaknya meski dalam kepayahan.
Penasaran dengan isi bukanya? Kamu bisa baca dulu resensi novel surga untuk ibuku di artikel ini.
Akan di bahas secara lengkap mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik hingga pesan moral yang terkandung di dalamnya. Yuk simak!
Judul Novel | Surga Untuk Ibuku |
Penulis | Riri Anshar |
Jumlah halaman | 172 halaman |
Ukuran buku | 13×19 cm |
Penerbit | PT. Euthenia |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 2016 |
Harga novel | Rp. 19.500 |
Buku ini merupakan sebuah novel karya dari Riri Ansar yang di terbitkan oleh PT. Euthenia pada tahun 2016 dan novel ini memiliki ketebalan 172 halaman.
Novel ini mengisahkan tentang perjuangan seorang anak yang bernama Lontar. Ia harus memperjuangkan ibunya yang terkena penyakit HIV.
Ibunya bernama Marni ini selain memiliki penyakit HIV ia juga memiliki penyakit pengikisan tulang.
Untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya Lontar harus bekerja dengan membantu pamannya berjualan koran di jalanan. Lontar bersama ibunya tingga di gubuk kardus.
Beberapa konflik terjadi kepada Lontar dan juga ibunya namun mereka sangat kuat dan tabah dalam menjalani kehidupan.
Setelah beberapa waktu ibunya itu di rawat di rumah sakit ditemani oleh bang Ipul tapi kondisi ibunya kini sudah semakin parah. Bahkan ia kini sudah tidak bisa tertolong lagi.
Sebelum ibunya benar-benar meninggalkan Lontar dan Bang Ipul. Ibunya telah berpesan bahwa Bang Ipul harus bisa menjaga Lontar seperti anaknya sendiri.
Dan akhirnya ibunya meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.
Meski hidup mereka serba kekurangan tapi Lontar selalu mengingat nasihat Ibunya kita tidak boleh mengemis dan meminta-minta kepada orang lain.
Selama kita masih memiliki tubuh untuk bisa bekerja maka bekerja lebih terhormat dibanding menajdi pengemis.
Buku ini sangat memberikan banyak pesan moral kehidupan yang sangat bermanfaat untuk kehidupan. Selain itu buku ini mengajarkan kita arti ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup.
Sebuah resensi novel tentunya akan ditemukan unsur intrinsik di dalamnya. Begitu pun dengan resensi novel surga untuk ibuku berikut ini merupakan unsur intrinsik, diantaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel ini yaitu mengisahkan kisah Lontar anak kecil yang harus merasakan perihnya kehidupan serta membalas cinta ibu yang tulus.
Berikut merupakan beberapa tokoh yang terdapat dalam novel, diantaranya adalah:
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur maju. Dimana dari awal hingga akhir diceritakan secara runtut dan teratur.
Latar waktu yang digunakan dalam novel yaitu pagi, siang dan malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini menggunakan latar tempat di sebuah kota Tangerang, seperti di rumah kardus Lontar, tempat sampah, jalan raya dan lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahmai oleh semua kalangan.
Amanat yang terkandung dalam novel yaitu apapun yang terjadi tetaplah berusaha dengan usaha kamu sendiri jangan sekali-kali meminta dan merendahkan diri menjadi pengemis.
Karena sebaik-baik meminta adalah kepada Tuhan Yang Maha Esa dia lah sebaik-baik penolong.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik dalam novel yaitu:
Riri Ansar, merupakan seorang perempuan kelahiran Jakarta yang telah banyak mengeluarkan cerpen sejak tahun 90an dengan berbagai macam nama pena dan karyanya banyak dimuat di media cetak.
Salah satu karya best seller nya yaitu A Coffee Time Diary From Neighborhood juga duetnya di Setetes Embun Untukmu. Selain itu, ia juga aktif mengajar dan berbagi ilmu di berbagai media.
Sikap Bang Ipul yang selalu membantu mereka yang selalu kesusahan menandakan ia orang yang cukup baik.
Sikap ibu Lontar yang selalu mengajarkan Lontar untuk tidak meminta-minta kepada orang lain meski mereka dalam kesusahan.
Terakhir dari resensi novel surga untuk ibuku ini memiliki pesan moral yang terkandung dalam novelnya yaitu:
Apapun yang terjadi tetaplah berusaha dengan usaha kamu sendiri jangan sekali-kali meminta dan merendahkan diri menjadi pengemis.
Karena sebaik-baik meminta adalah kepada Tuhan Yang Maha Esa dia lah sebaik-baik penolong.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.