Kamu suka dengan cerita novel anak-anak dan pendidikannya di Jepang kamu bisa baca novel Totho Chan ini. Dan dalam kesempatan artikel ini kami akan membahas mengenai resensi novel Totho Chan mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga pesan moral di dalamnya.
Dimana novel ini mengisahkan seorang anak yang bernama Totho Chan yang sering dilabeli sebagai anak bandel atau nakal dan berikut penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Judul Novel | Totho Chan Gadis Cilik di Jendela |
Penulis | Tetsuko Kuroyanagi |
Penerbit | Gramedia Pustaka Utama |
Jumlah Halaman | 272 halaman |
Kategori | Fiksi |
Ukuran Buku | 13×19 cm |
Tahun Terbit | 2007 |
Harga Buku | Rp.179.000,- |
Novel Totho Chan ini gadis cilik di jendela adalah buku yang diangkat dari kisah nyata pengarangnya yaitu Tetsuko Kuroyanagi sebelum perang pasifik saat menghancurkan Jepang. Buku ini mulai diterbitkan di tahun 2007 oleh Gramedia Pustaka Utama.
Di novel ini mengisahkan Totho Chan anak kecil yang polos, ingin tahu, selalu antusias dengan hal-hal baru dan penuh imajinasi. Tapi guru yang tidak tahu menganggap ia sebagai anak yang nakal dan melabelinya sebagai anak bandel.
Dalam resensi novel Totho Chan ini akan kami jelaskan juga mengenai sinopsis novel yang ada di dalam novel ini. sinopsis ini akan membantu kamu memahami isi novel ini secara garis besar tanpa ada spoiler.
Kisah ini dimulai ketika dia terus membuka dan menutup meja sekolahnya karena dia senang dengan hal itu, semua yang dilakukannya membuat guru di sekolahnya membenci tindakan Totho Chan.
Dan mereka mengira Totho Chan adalah anak yang nakal dan sulit diatur sehingga Totho Chan dikeluarkan dari sekolah umum. Bahkan, mereka tidak mengerti bagaimana memperlakukan anak-anak seperti Totho Chan.
Ada sebuah sekolah yang sangat berbeda dengan sekolah dasar lainnya di Jepang saat itu. Sebuah sekolah di mana bangunannya adalah gerbong kereta api yang tidak terpakai. Padahal jika tiang sekolah biasanya terbuat dari besi dan beton.
Tapi, sekolah itu di sanggah oleh dua pohon hidup dan Totho Chan sangat tertarik dengan bangunan tersebut dan sang ibu khawatir apakah Totho Chan akan di terima di sekolah tersebut.
Dan ternyata kepala sekolah menyambut kedatangan Totho Chan dengan hangat dan Totho Chan sangat senang dan sangat menginginkan menjadi sutradara di masa depan. Dan kepala sekolah menetapkan semua sesuai keinginannya dan ini merupakan kepedulian dan kasih sayangnya.
Mr.Kobayasi menginginkan untuk memberinya kesempatan mempelajari mata pelajaran yang ingin dipelajarinya secara bebas sejak usia dini. Dan hal ini bertujuan untuk menjadikan anak-anak ahli dalam bidang keilmuan ketika besar nanti.
Alih-alih memaksa mereka untuk mengikuti semua pelajaran yang disiapkan untuk hari itu, ada mata pelajaran yang tidak mereka sukai.
Dan untuk makan siang di Tomoe Gakuen anak-anak perlu membawa bekal makan siang yang isinya “sesuatu dari laut atau sesuatu dari pegunungan”. Mr. Kobayashi ingin memberikan dirinya kepercayaan diri dan kebanggaan.
Untuk alasan ini Mr. Kobayasi tidak memiliki aturan ketat tentang apakah akan berenang dengan pakaian renang mereka berenang telanjang.
Dan sekolah ini khususnya Totho Chan yang difabel bisa menghilangkan rasa malu dan rendah diri sehingga Mr. Kobayashi merancang semua kegiatan fisik yang bisa dilakukan oleh orang cacat sekalipun.
Nah, bagi kamu yang ingin tahu lebih lanjut mengenai resensi novel Totho Chan kamu bisa simak secara langsung di novelnya.
Dalam resensi novel Totho Chan ini terdapat beberapa unsur intrinsik di dalamnya yang perlu kamu ketahui, diantaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang pendidikan bagi anak-anak yang luar biasa berbeda dari anak lainnya.
Alur yang digunakan dalam novel Totho Chan ini menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan latar waktu di tahun sebelum perang pasipik di mulai.
Latar tempat yang digunakan dalam novel Totho Chan ini yaitu menggunakan latar tempat di rumah Totho Chan, di sekolah, di Tamue Gakuen dan masih banyak lagi latar tempat lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Totho Chan ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami dengan baik meskipun novel terjemahan dari bahasa Jepang.
Dalam novel ini dapat kita ambil amanat bahwa setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing kita tidak bisa menitik samakan semua kemampuan anak karena semuanya berbeda begitu pula cara pikir dan belajarnya juga berbeda.
Dalam resensi novel Totho Chan ini akan kami jelaskan juga unsur ekstrinsik novel yang perlu kamu pahami, berikut penjelasan lengkapnya:
Nilai sosial yang terkandung dalam novel ini adalah sikap Mr. Kobayasi yang menerima semua anak di sekolahnya tanpa melihat kekurangannya saja.
Sikap Mr. Kobayashi yang tidak marah ketika Totoh Chan seringkali berulah membuat Totho Chan merasa berharga dan memiliki rasa percaya diri.
Selain sinopsis, intrinsik dan ekstrinsiknya dalam resensi novel Thoto Chan ini kami juga akan menjelaskan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh novel ini, berikut penjelasannya:
Selain kelebihan novel ini memiliki juga kekurangan yaitu:
Dalam novel ini mengajarkan bahwa pedidikan anak usia dini mempengaruhi pertumbuhan dan juga perkembangan anak.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel Totho Chan semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat terutama bagi kamu yang sedang mencari informasi mengenai resensi novel ini.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.