Sinopsis novel Mozachiko mengisahkan hubungan percintaan antara Moza dan Chiko yang cukup rumit. Dimulai dari hubungan percintaan yang bertepuk sebelah tangan lalu berakhir dengan perjuangan untuk saling bersama.
Resensi novel Mozachiko menuai penilai dari pembaca tentang kelebihan dan kekurangannya. Berikut ini ulasan lengkapnya.
Berikut ini identitas novel Mozachiko yang dapat kamu ketahui:
Judul Novel | Mozachiko |
Penulis | Poppi Pertiwi |
Jumlah halaman | 352 Halaman |
Ukuran buku | 14 x 20.5 CM |
Penerbit | Loveable |
Kategori | Romance |
Tahun Terbit | 2019 |
Sinopsis Novel Mozachiko menceritakan kehidupan seorang tokoh yang bernama Chiko Gadangga. Ia adalah sosok lelaki yang mempunyai karakter keras kepala. Ia menjadi sosok pria yang mempunyai banyak masalah di sekolahnya yaitu SMA Rajawali.
Di sekolah SMA Rajawali tersebut menjadi saksi pertemuan antara Moza Adisti dengan Chiko.
Adusti merupakan siswi perempuan yang ceria, hiperaktif, tetapi ia juga perempuan yang culun.
Suatu waktu ada kejadian yang membuat Chiko menolong Moza. Sejak saat itu, Moza mempunyai keinginan untuk membuat Chiko jatuh cinta dengannya.
Bahkan, pada suatu waktu Moza menantang Chiko untuk menjadi kekasihnya selama satu bulan.
Tetapi, hal yang tidak disangka bahwa Chiko menerima tantangan Moza. Setelah berpacaran dengan Chiko, Moza merasakan banyak sakit hati. Hubungannya dengan Chiko hanya menguras air mata.
Hal tersebut dikarenakan Chiko bersikap kasar kepada Moza. Meski begitu, Moza tidak pernah bersikap pantang menyerah. Ia tetap berjuang untuk mendapatkan hati Chiko. Tetapi, saat terjadi suatu kejadian besar, hal tersebut ternyata mengurungkan niat Moza.
Chiko menyukai perempuan lain yaitu adik tiri Moza yang bernama Nency. Sedari awal hubungan Nency dan Moza memang tidak sedang baik-baik saja. Nency sangat membenci saudara tirinya yaitu Moza.
Perjuangan Moza untuk nendapatkan cinta Chiko ternyata tidak pernah ada balasan apapun. Semakin lama, Chiko semakin muak dengan tingkah dan perilaku yang dilakukan oleh Moza.
Waktupun tetap berjalan, lama kelamaan Chiko dapat mengenal Moza lebih jauh. Akhirnya, Chiko mulai menyukai Moza. Tetapi Chiko gengsi untuk mengakuinya karena ia menganggap Moza menjadi perempuan yang tidak punya harga diri.
Saat itupun, Chiko masih menjalin hubungan dengan Nency. Suatu saat, Moza melihat sendiri Nency mencium Chiko hingga Moza kecewa dan sedih.
Sejak saat itu, Moza sudah muak dengan segala sikap Chiko. Dia menghilang, tidak masuk sekolah dalam waktu berhari-hari.
Tentunya, Chiko mencari keberadaan Moza tetapi tidak ketemu. Kemudian, Moza kembali muncul lagi sekolah dengan penampilan yang sangat berbeda. Ia tampil begitu modis dan cantik hingga menjadi pusat perhatian warga sekolah.
Tidak hanya penampilannya yang berubah, ternyata kini sikapnya juga berubah. Ia menjadi sosok yang keras dan dingin hati.
Moza banyak bertingkah di sekolah, bahkan menjalin hubungan dengan ketua geng di sekolah yang merupakan musuh Chiko.
Kini, keadaan menjadi berputar terbalik, Chiko yang berjuang meyakinkan Moza. Sedangkan Moza yang bersikap dingin dan cuek.
Sejak saat itu, Chiko menyadari bagaimana perasaan Moza selama ini. Saat liburan sekolah, Moza memilih untuk pergi menjauh dari Chiko karena ia merasa lelah dengan keadaannya saat ini.
Kemudian, Moza pergi ke kampung yang berada di Yogyakarta. Saat itu, Chiko mencoba untuk menjemput Moza agar mau kembali ke Jakarta lagi.
Tetapi, Moza tetap tidak ingin kembali ke Jakarta. Ia masih ingin menenangkan dirinya di kampung.
Saat libur sekolah usai, Moza kembali ke Jakarta. Saat masuk sekolah, Moza menunggu Chiko di pinggir jalan. Saat Moza akan menghampiri Chiko, ia terserempet motor hingga ia tak sadarkan diri dalam waktu beberapa hari.
Kelebihan novel Mozachiko yaitu penulis dapat membangum karakter tokoh yang sangat realistis, seperti dalam kehidupan nyata.
Pembentukan karakter tokoh diikuti dengan alur cerita yang membuat isi novel menjadi seperti cerita nyata.
Dengan karakter tokoh yang bervariasi, penulis juga dapat membangun emosi pembaca dengan penggambaran tokoh di dalam cerita.
Alur cerita yang dituliskan oleh Poppi Pertiwi menggunakan vahasa yang ringan sehingga mudah dipahami oleh pembacanya.
Kelebihan novel Mozachiko juga terletak pada bagian sampul cover buku yang menarik. Sampulnya menggunakan latar belakang putih sehingga membuat tampilan buku berkesan bersih.
Kekurangan novel Mozachiko yaitu terletak pada segi penulisan, terdapat kesalahan penulisan kata-kata sehingga ada beberapa kalimat yang cukup rancu.
Novel bergenre fiksi romantis ini juga mempunyai bagian cerita yang sedikit klise sehingga ada adegan cerita yang berkesan terlalu dipaksakan dengan dialognya yang bertele-tele.
Selain itu, konflik dalam novel juga diceritakan bertele-tele sehingga ceritanya berkesan sedikit monoton.
Adapun unsur intrinsik novel Mozachiko, berikut ini ulasannya.
Tema dalam novel Mozachiko yaitu mengkisahkan kisah percintaan antara tokoh Moza dan Chiko.
Alur yang digunakan dalam novel Mozachiko yaitu menggunakan alur maju. Tidak ada bagian masa lalu yang diceritakan di dalam novel.
Sudut pandang yang digunakan oleh pengarang untuk menggambarkan tokoh dalam novel yaitu sudut pandang ornag ketiga yaitu menggunakan nama-nama tokoh.
Gaya bahasa yang digunakan di dalam novel yaitu gaya bahasa sehari-hari sehingga dapat memudahkan pembaca dalam memahami ceritanya.
Hargailah orang yang sekarang ada di dekatmu, sayangi dia. Waktu yang terus berjalan akan membuat takdir kehidupan juga berputar sehingga mungkin kamu akan menjumpai perpisahan.
Adapun unsur ekstrinsik novel Mozachiko, berikut ini ulasannya untuk kamu ketahui.
Penulis dapat menggambarkan tokoh dengan karakter yang bervariasi. Sikap tokoh yang seperti manusia dalam kehidupan nyata memang hasil imajinasi yang disatukan dengan psikologi pengarang.
Tokoh-tokoh dalam novel memang sangat realistis seperti karakter manusia pada kehidupan nyata. Contohnya, sikap Chiko yang mempermainkan cinta Moza karena penampilannya yang culun.
Sebaiknya tidak mencintai seseorang karena fisiknya. Sikap tersebut akan merugikan diri kamu sendiri, sebenarnya setiap orang sudah mempunyai kelebihan masing-masing yang menjadi nilai lebih dalam dirinya.
Sebagai seorang pelajar memang tidak seharusnya mengutamakan hubungan asmara karena itu akan berdampak negatif.
Pesan moral dalam novel Mozachiko yaitu tentang kehidupan yang terus berubah. Roda kehidupan terus berjalan, janganlah meremehkan orang lain. Hargai apapin yang sekarang menjadi milikmu agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.
Cinta itu tidak bisa kamu paksakan. Sekeras apapun kamu berjuang, apabila cinta hanya datang dari dirimu saja maka penantian adalah hal yang sia-sia.
Wanita harusnya tidak hanya menggunakan perasaan saat mencintai seorang pria. Saat mencintai, kamu juga harus menggunakan akal dan logika agar tidak dibohongi oleh kekasihmu.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.