Unsur intrinsik cerpen Robohnya Surau Kami ini akan menjelaskan beberapa unsur pembangun dalam cerpen tersebut. Jika pada kesempatan sebelumnya kami pernah membuat artikel mengenai resensi mengenai cerpen ini.
Dan pada kesempatan kali ini kami akan membahas bagaimana unsur intrinsik cerpen robohnya Surau Kami secara lengkap. Di artikel ini akan dijelaskan beberapa unsur intrinsik cerpen, identitas cerpen hingga kelebihan dan juga kekurangan dari cerpen tersebut.
Judul Cerpen | Robohnya Surau Kami |
Penulis | A.A Navis |
Jumlah halaman | 120 halaman |
Ukuran buku | 13×21 cm |
Penerbit | PT. Gramedia Pustaka Utama |
Tahun terbit | 1955 |
Kategori | cerpen |
Harga buku | Rp.20.000,- |
Cerpen Robohnya Surau Kami ini merupakan sebuah cerpen yang cukup lawas karena cerpen ini mulai diterbitkan pada tahun 1955. Dan cerpen ini mengandung banyak pesan moral di dalamnya yang perlu dipahami dengan jelas.
Cerpen ini sendiri memiliki 120 halaman dan diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama serta memiliki ukuran buku sekitar 13x 21 cm jika kamu tertarik membeli buku ini cukup murah kok hanya dengan Rp.20.000,- saja kamu sudah mendapatkan buku ini.
Setelah mengetahui identitas dari cerpen Robohnya Surau Kami kamu juga perlu mengetahui unsur intrinsik cerpen Robohnya Surau Kami. Dimana dalam cerpen terdapat beberapa unsur intrinsik di dalamnya.
Yang meliputi tema, tokoh dan juga penokohan, alur (plot), latar tempat (setting), latar waktu, gaya bahasa (majas) hingga amanat yang terkandung dalam cerpen tersebut. Dan secara singkatnya kami akan jelaskan secara lengkap pada artikel ini, yaitu:
Tema yang terkandung dalam cerpen Robohnya Surau Kami ini adalah tentang religious. Cerpen tersebut menceritakan tokoh kakek yang meninggalkan kehidupan dunianya untuk mendekatkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dengan tinggal di sebuah surau.
Namun, hal ini membuat sang kakek meninggalkan kewajibannya sebagai kepala keluarga, sekaligus sebagai anggota masyarakat bangsa yang wajib berperan serta dalam menjaga keutuhan bangsa dan negerinya.
Alur yang digunakan dalam cerpen Robohnya Surau Kami adalah alur campuran di bagian awal diceritakan kondisi desa, masyarakat dan surau tempat tinggal kakek. Kemudian dilanjutkan dengan kondisi kakek yang murung setelah mendengar bualan Ajo Sidi.
Setelah itu, bergerak ke belakang menceritakan penyebab kakek meninggal dan alur kemudian bergerak maju dan enceritakan kondisi kakek yang berlumuran darah setelah menggorok lehernya menggunakan silet.
Latar waktu yang digunakan dalam cerpen Robohnya Surau Kami ialah pagi hari, siang hari dan juga sore hari.
Latar tempat yang digunakan dalam cerpen Robohnya Surau Kamu adalah di sebuah desa atau perkampungan, di sebuah surau tua yang menjadi tempat tinggal Kakek.
Terkait sudut pandang pada cerpen tersebut yaitu menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan. Tokoh aku hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca.
Sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian dibiarkan untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya setelah cerita tokoh utama habis, tokoh aku tampil kembali untuk berkisah sementara dalam cerpen pengarang hadir pada tokoh aku, Malaikat dan Tuhan.
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen Robohnya Surau Kai yaitu gaya bahasa yang ringan dan juga mudah dipahami untuk berbagai kalangan usia.
Dan berikut beberapa amanat yang terkandung dalam cerpen Robohnya Surau Kami, diantaranya adalah:
Selain unsur intrinsik cerpen Robohnya Surau Kami akan dijelaskan juga unsur ekstrinsik didalamnya yaitu:
Kita harus saling membantu jika orang lain dalam kesusahan seperti dalam cerpen tersebut karena pada hakekatnya kita adalah makhluk sosial.
Sebagai sesama manusia hendaknya jangan saling mengejek orang lain tetapi harus saling menghormati.
Kita harus selalu melakukan kehendak Allah dan janga melakukan hal yang dilarang oleh-Nya seperti bunuh diri mencemooh dan berbohong.
Kita tidak boleh putus asa dalam menghadapi kesulitan harus tetap selalu berusaha dengan sekuat tenaga dan selalu berdoa.
Kita harus menjalankan segala perintah Tuhan dan memegang teguh nilai-nilai dalam masyarakat.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai unsur intrinsik cerpen Robohnya Surau Kami beserta unsur ekstrinsiknya juga tidak lupa identitas singkat dari cerpen ini. semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat ya!
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.