Cerita cinta masa SMA romantis akan membuatmu teringat kenangan masa putih abu yang sangat mengesankan. Kalian juga pernah bukan memendam perasaan terhadap seseorang, pernah malu-malu hanya sekedar berpapasan.
Ada juga yang bersikap agresif mengekspresikan perasaan terhadap lawan jenisnya. Apapun ceritanya kisah cinta SMA romantis memang selalu asyik untuk di ceritakan kembali. Seperti kisah cinta SMA karanganku ini.
Mungkin diantara kalian pernah mengalami kisah yang sama dengan kisah yang aku ceritakan. Selamat bernostalgia mengingat kembali masa SMA yang penuh dengan canda, tawa juga cinta.
Berikut kumpulan cerita cinta masa SMA romantis yang akan bikin kamu bernostalgia di masa putih abu. Simak yuk!
Kenalkan namaku Chika Anastasya ini tentang kisahku yang memiliki cinta yang bertepuk sebelah tangan. Aku mencintai seorang teman sejak masa orientasi pertama di sekolah.
Lelaki tersebut bernama Aldo. Aku yang telah jatuh hati saat pandangan pertama selalu mencari tahu apa saja tentang dirinya. Aku meminta no hp kepada salah satu temannya. Dan dari sejak itu aku rajin mengisim pesan melalui SMS.
Dulu SMS adalah hal yang paling hits dengan tanda tangan di bawahnya anak 90 an tahu lah sms gaya itu. Kata-kata mutiara cinta dengan berbagai bentuk unik pada masanya sering aku kirimkan pada nomer Aldo,
Tapi sayang tak ada satu pun sms yang di balasnya. Kecewa? Iya, jelas. Tapi aku tak menyerah dan akhirnya pada kelas XII aku bisa berkesampatan sekelas dengannya. Betapa bahagianya aku bisa menatapnya lebih dekat.
Ternyata Also merupakan anak yang sangat cerdas. Ini aku ketahui saat Guru Fisika memberikan soal yang sangat sulit hanya dia yang bisa jawab. Makin terpesona lah aku.
Dan perpisahan pun akhirnya terjadi aku tak menemukan kabar darinya aku yang melanjutkan kuliah di UI dan Aldo kuliah di Bandung. Setelah kian purnama tak tahu kabarnya.
Suatu saat aku menerima pesan darinya ternyata sejak SMA sampai sekarang nomernya tidak pernah berubah. Entah apa yang merasukimu kamu menanyakan kabarku dan mengajak aku untuk bertemu dan membahas dengan serius.
Ternyata kini ia akan melamarku. Aku tak percaya tapi aku sangat bahagia ternyata cintaku di balasnya pada waktu yang tepat. Dimana saat itu kami telah sama-sama lulus dan memiliki pekerjaan yang cukup mapan. Dan kami menikah.
Aku gadis sederhana yang di SMA nya tidak pernah tampil wah. Aku tak pernah tersentuh kosmetik apalagi barang-barang bagus. Aku sadar orang tuaku hanya petani biasa. Aku bisa melanjutkan SMA adalah sebuah hal yang luar biasa.
Terkadang aku sambil sekolah menawarkan barang-barang yang aku jual dari aplikasi online. Dan teman-temanku banyak yang pesan. Suatu ketika entah mengapa aku mulai menyukai lawan jenis.
Lelaki tersebut bernama Andri dia adalah teman yang suka jahil dan suka bercanda tapi wajahnya sangat tampan menurutku. Kami yang selalu menghabiskan waktu bersama mulai merasakan benih-benih cinta.
Tapi, suatu saat Andri bercerita ia sangat menyukai Risma gadis cantik di sekolahku. Saat itulah aku mulai mengubur perasaanku. Aku mulai fokus dengan kegiatanku yaitu berjualan online.
Dan saat aku di kelas tiga SMA aku menjadi wanita yang memiliki penghasilan. Di saat orang lain masih minta jajan ke orang tua. Aku sudha mampu membelikan kebutuhan pokok untuk kebetuhan keluargaku.
Tak mengapa cintaku tak berbalas yang terpenting aku bisa membahagiakan orang tuaku. Tak di sangka saat perpisahan sekolah Andri memberikan hadiah yang tak bisa aku lupakan yaitu sebuah buku diary yang sangat aku sukai.
Aku tak bermimpi terlalu tinggi untuk menyukainya lagi. tapi nyatanya Andri memendam rasa yang sama. cerita dia menyukai Risma hanya sebagai jebakan untuk mengetahui perasaanku yang sesungguhnya.
Aku yang kelelahan akhirnya duduk di tepi lapangan dan menghindari matahari mendekati bayang-bayang pepohonan. Aku sangat haus banget waktu itu dan tetiba saja ada satu tangan yang mengulurkan sebuah minuman.
Dan aku melihat tangan itu ada sedikit perasaan ragu saat mengambilnya. “Cepat ambil, pegel tau” akhirnya aku mengambilnya. Dan teriak ruih dari sisi lapangan lain. “Cie,,, Raka suka Ovie, Cie,,, Raka perhatian banget… Cie ada yang jadian.
Raka yang wajahnya memerah dan malu langsung pergi berlari ke kelas. Aku yang belum sempat mengucapkan terima kasih ingin memanggilnya tapi urung kulakukan karena takut akan membuat ia semakin malu.
Itu adalah kenangan manis saat aku SMP aku sangat menyukai lelaki tampan yang bernama Raka. Dia anak dari keturunan orang kaya tapi dia memperlakukan teman sangat berbeda.
Kami yang tinggal di sebuah kampung yang sama sehingga kami selalu beriringan baik pergi dan pulang sekolah. Dia seperti pelindungku gadis yang tak memiliki apa-apa.
Tapi sikap Raka berbeda dengan temanku yang lainnya. Padahal Raka merupakan cowok keren di sekolah kami. Tapi ia tidak malu melakukan hal baik terhadap orang lain termasuk aku. Itulah yang aku suka darinya.
Dan saat kita menginjak SMA Raka menyatakan kalau dia menyukaiku lebih dari sekedar teman. Dan kini kami resmi jadian Aku dan Raka berjalan beriringan baik berangkat atau pulang sekolah hingga kuliah kita berpisah.
Karena keadaan ekonomi yang kurang aku terpaksa bekerja dan setelah 5 tahun kemudian. Raka kembali dengan versi terbaiknya dia melamarku dan akhirnya kami menikah.
Kami saling menatap berhadapan di sebelah jendela di bangku pertama di kelas. Dan kamu berkata “Perpisah sekolah sebentar lagi ya?” aku mengangguk. “Kamu lihat hujan ini akan menjadi saksi bahwa kita ….”
“Kita, apa?” aku melanjutkan “Lupakan saja…” terlihat tangannya gugup dan mulai meraih buku di dekat meja guru. “Sebenarnya aku tidak ingin cepat-cepat kita berpisah”. “Kenapa?” aku balik bertanya.
“Aku tak ingin jauh darimu” pipiku kian terasa panas. “Bukannya kalau kita berpisah tak akan ada lagi saingan untuk meraih peringkat kelas?” aku tersenyum mengejeknya.
“Justru kamu semangat belajarku. Karena aku ingin di sandingkan dengan kamu di panggung saat kenaikan kelas. Hingga dari itu aku mati-matian untuk selalu juara kelas”.
“What? Bercanda kamu ya” sambil aku geleng-geleng. Dan dengan tetiba tangannya meraih tanganku. Terasa ada aliran setrum yang mengalir dari tangan yang beradu. Aku ingin menepis tapi kamu menahan.
Dia mencoba memposisikan kembali kacamatanya dan mencoba bersikap datar. Dan itu menambah ketampanannya menjadi paripurna. “Ayok, hujannya sudah reda. Sambil menggandeng tanganku”
Aku kira kamu akan menyatakan sesuatu hal. Ternyata mengajak pulang. Tapi, kenapa ini tangan di tarik tarik ya. Sudah lah aku juga suka. Ah, Andrian andaikan kamu berkata jujur aku pun akan mengakuinya.
Aku bergegas melangkah lebih dulu dan membawakan benda itu dengan tergesa saat dia melewati pintu pagar rumahku aku berlari menuju pagar.
“Ini, pakai biar gak kehujanan. Hujannya semakin banyak” ucapku.
Ia mengambilnya dan mengucapkan “Terima kasih”. Aku kembali ke rumah dengan tergesa dan aku lihat payung hitam itu di buka dan aku melihat punggungnya menghilang di belokan.
Hatiku menghangat ketika sudah memberikan bantuan terhadap lelaki itu. Dan besoknya ia mendatangi rumahku sambil membawa payung hitam itu. Aku yang malu pun akhirnya menemuinya.
Dari tatapan itu terukir senyuman yang sangat aku sukai. Dari kejadian itu kami semakin dekat. Dan saat berajalan ke sekolah tangan kami mulai bergesekan karena jalan gang yang sempit dan tangan kami mulai tertaut.
Setelah chat inbok facebook tadi malam bahwa ia menyukaiku begitupun aku yang menyukainya. Tanpa sadar kami bergandengan saat menunggu angkot datang. Teman yang lain refleks melihat tangan kami.
Cie…cie… mulai datang dari mereka yang menyaksikan. Malu tapi bahagia.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.