Salah satu buku yang dikeluarkan oleh Asma Nadia yaitu berjudul Sebuah Catatan Hati. Apakah kamu sudah membacanya? Jika belum, maka kamu tidak perlu khawatir karena dalam tulisan ini akan dibahas resensi buku berjudul sebuah catatan hati karya Asma Nadia.
Kamu pasti sudah tidak sabar lagi, bukan? Baiklah, bila begitu langsung saja simak resensi berikut ini.
Berikut ini adalah identitas resmi buku berjudul Sebuah Catatan Hati Karya Asma Nadia:
Judul | Sebuah Catatan Hati – Jangan Bercerai Bunda |
Penulis | Asma Nadia |
Penerbit | Asma Nadia Publishing House |
Kategori | Buku Islam |
Tahun Terbit | 2014 |
Menceritakan tentang harapan atau suara hati anak mengetahui rumah yang menjadi atap untuk keluarga guncang karena maraknya ketuk palu di persidangan yang resmi memisahkan antara suami dan istri.
Kuputusan cerai yang terkesan makin mudah menjadi pilihan, ancang-ancang bila suatu pernikahan tak berjalan dengan apa yang diharapkan.
Perceraian tersebut terbagi menajdi beberapa bagian yaitu karena adanya orang ketiga, kekerasan dalam rumah tangga, menyangkut keluarga besar, dan sebab lainnya.
Perceraian seharusnya menjadi pintu darurat yang hanya akan dibuka saat memang sudah tidak ada pilihan lainnya.
Dan dengan membukanya pintu tersebut akan memberikan harapan hidup dibanding harus ada di dalamnya.
Buku karangan Asma Nadia yang berjudul Sebuah Catatan Hati ini sama dengan buku lainnya yakni mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari buku ini kamu bisa membacanya dibawah ini.
Kelebihan buku Sebuah Catatan Hati, yaitu:
Tidah hanya kelebihan, berikut ini adalah kekurangan buku Sakinah Bersamamu, yaitu:
Dalam resensi buku Asma Nadia Sebuah Catatan Hati akan dibahas juga tentang unsur intrinsik yang ada dalam bukunya, berikut ini:
Perjuangan seseorang yang kuat, tegar, tak mudah menyerah walaupun hatinya rapuh, kecewa, sakit, dan hancur dengan keadaan dan masa lalu yang kelam.
Ibu, Cin, Ayuni, Neng Sumi, Istri, Bunda Vika, Shinta, Erin, Rina, Bilfa, Nia, Adinda, Fani, Wini, Kakak.
Alur yang digunakan dalam kisah pada buku ini yaitu bolak-balik. Di beberapa kisah diawali dengan bercerita tantang kejadian sekarang setelah itu menceritakan kembali masa lalu.
Sudut pandang yang digunakan dalam cerita ini yaitu sudut pandang orang ketiga
Apapun cobaan dalam rumah tangga harus dihubungkan dengan Allah. Seberat apapun masalahnya dengan selalu bersama Allah maka tidak ada jalan buntu.
Saat jatuh dan terpuruk harap selalu ingat bahwa kita masih mempunyai doa dan Allah akan selalu bersama kita.
Kesabaran, keikhlasan, kerja keras, niat baik segalanya akan diuji. Hidup tak selamanya diatas maka harus mampu untuk bertahan saat berada dibawah bersama pasangan.
Ketika harapan seperti tidak ada lagi, dan ketika keinginan tak sesuai dengan harapan yang dulu terbayang indah sebelum menikah. Pertolongan Allah akan selalu ada.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.