Resensi Novel Moga Bunda Disayang Allah ini menceritakan sebagian isi cerita dari novel tersebut secara lengkap. Mulai dari identitas, intrinsik, ekstrinsik juga pesan moral apa yang terkandung dalam novel tersebut.
Bukan hanya itu kami juga akan membahas mengenai kelebihan serta kekurangan yang terdapat dalam novel tersebut. Maka dari itu simak terus artikel ini hingga selesai ya. Agar kamu tidak ketinggalan informasi ini secara lengkap.
Berikut merupakan resensi novel Moga Bunda Di Sayang Allah karya Tere Liye secara lengkap, diantaranya adalah:
Judul Novel | Moga Bunda Disayang Allah |
Penulis | Tere Liye |
Jumlah halaman | 247 halaman |
Ukuran buku | 20,5×1,5 cm |
Penerbit | Republika |
Kategori | fiksi |
Tahun Terbit | 2009 |
Harga novel | Rp. 72.000 |
Buku novel Moga Bunda di Sayang Allah ini merupakan karya terbaik dari novelis terkenal bernama Tere Liye. Karya-karya yang sangat unik dan novel ini salah satunya.
Novel ini pernah di rilis jadi sebuah Film layar lebar yang diperankan oleh Fedi Nuril, Shandy Aulia dan juga Alya Rohali. Dan fimnya tak kalah menarik dari novelnya.
Sinopsis novel Moga Bunda Di Sayang Allah ini menceritakan seorang anak bernama Melati penderita buta dan tuli untuk bisa mengenali dunia dan juga perjuangan Karang untuk bisa keluar dari perasaan bersalah.
Atas kematia 18 anak didiknya dalam kecelakaan kapal. Melati bocah 6 tahun yang buta dan tuli dari usia 3 tahun dan selama itu dunia Melati gelap ia tak memiliki akses untuk mengenali dunia.
Dan Karang adalah guru Melati untuk bisa melihat dunia, lalu bagaimana Karang bisa mengajari Melati yang buta dan tuli? Penasaran bukan? Yuk baca novelnya di jamin keren abis.
Baca juga: Sinopsis Novel Tuhan Maha Asyik
Adapun berikut ini merupakan unsur intrinsik dari novel Moga Bunda di Sayang Allah, diantaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang seorang anak yang memiliki keterbatasan namun bukanlah sebuah alasan untuk berputus asa.
Alur yang digunakan dalam novel Moga Bunda Di Sayang Allah ini menggunakan alur campuran. Dimana di dalamnya terdapat alur maju dan alur mundur.
Latar waktu yang digunakan dalam novel Moga Bunda Di Sayang Allah ini menggunakan latar waktu pagi, siang, sore dan malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel Moga Bunda di Sayang Allah ini menggunakan latar tempat di sekolah, rumah sakit, rumah ibu-ibu gendut, rumah keluarga HK, dan laut.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Moga Bunda di Sayang Allah ini menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Moga Bunda di Sayang Allah ini menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami serta di tambah beberapa majas di antaranya hiperbola, personifikasi, dan metafora.
Baca juga: Resensi Novel Layar Terkembang Serta Sinopsisnya
Amanat yang terkandung dalam novel Moga Bunda di Sayang Allah ini adalah :
Selain unsur intrinsik ada pula unsur ekstrinsik, dan ini merupakan unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel ini diantaranya adalah:
Nilai sosial yang terkandung dalam novel Moga Bunda di Sayang Allah yaitu sikap tolong menolong yang dilakukan oleh tokoh Karang yang mau menolong Melati yang buta tuli dan bisu. Dia berjanji untuk meminta waktu selama 21 hari agar bisa menyembuhkan Melati.
Nilai moral yang terkandung dalam novel ini adalah nilai kesabaran seperti yang di lakukan oleh Bunda HK. Bunda selalu mengupayakan segala cara untuk menyembuhkan putrinya tersebut. Meski tidak ada kemajuan ia tetap berusaha yang terbaik.
Nilai agama dapat terlihat dari sikap Bunda HK yang selalu meminta kepada Allah di setiap malam. Memohon kesembuhan untuk anak tercintanya.
Nilai pendidikan yang terdapat dalam novel ini terlihat dari Kinasih dan Karang. Kinasih merupakan anak yang pintar, dan jadi dokter seperti ayahnya.
Karang merupakan salah satu dari murid taman bacaan. Ia tumbuh jadi anak yang membanggakan dan melanjutkan pendidikan di luar ibu kota.
Kelebihan yang terdapat dalam novel Moga Bunda di Sayang Allah ini terlihat dari cara pengarang menciptakan karakter setiap tokohnya. Seperti Karang, Bunda dan Melati.
Mereka memiliki porsi yang sama menjadi tokoh utama ada yang jadi penderita, perubahan dan agen pencerahan. Menyadarkan kita bahwa kedudukannya sedang melakoni peran penting dalam kehidupan nyata.
Selain itu novel ini banyak menyuguhkan perjuangan hidup yang tidak mudah di alami oleh anak-anak. Sehingga banyak pesan moral dan pengetahuan yang dapat pembaca ambil.
Baca juga: Resensi Novel Pertemuan Dua Hati Lengkap
Sama halnya dengan novel lainnya bahwa novel ini juga memiliki kekurangan pertama yaitu banyak menggunakan kata yang tidak baku. Dan pemilihan setting dan kegiatan pendukung terasa kurang tepat.
Bagian akhir dari resensi novel Moga Bunda di Sayang Allah adalah pesan moral yang terkandung dalam novel ini.
Pesan moralnya adalah Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan jangan jadikan kekurangan tersebut menjadikan kamu berputus asa dalam menjalani kehidupan.
Tidak ada kata terlambat ketika kamu ingin kembali ke jalan yang benar. dan hindari rasa putus asa dan berharaplah yang terbaik dari sang pencipta.
Dan sayangilah orang-orang yang telah menyayangimu dan berdoalah dengan penuh kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi permasalahan hidup.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.