Kamu sedang mencari referensi novel sunda yang klasik kamu bisa coba baca dulu resensi novel Rasiah Nu Goreng Patut karya dari Soekria/Joehana. Dalam artikel ini kami akan bahas mengenai resensi novel Rasiah Nu Goreng Patut secara lengkap.
Kami akan membahas mulai dari identitas novel, unsur intrinsik, sinopsis, hingga kelebihan dan juga kekurangannya tidak lupa kami bahas juga pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut.
Judul Novel | Rasiah Nu Goreng Patut |
Penulis | Soekria/Joehana |
Penerbit | Kiblat Buku Utama |
Ukuran Buku | 15×21 cm |
Jumlah Halaman | 67 Halaman |
Kategori | Fiksi Sunda |
Tahun Terbit | 1928 (cetakan pertama) |
Harga Buku | Rp.58.000,- |
Novel Rasiah Nu Goreng Patut ini merupakan sebuah novel lawas yang memiliki banyak pesan moral di dalamnya. Dimana novel ini mulai diterbitkan pada tahun 2013 oleh PT.Kiblat Buku Utama.
Novel yang mengisahkan kebohongan Karnadi seorang lelaki melarat yang berpura-pura jadi orang kaya untuk mendapatkan wanita kaya yang cantik. Meskipun ceritanya cukup sedih dan banyak pelajaran tapi disajikan dengan menarik dan lucu.
Dalam sebuah resensi tentunya kamu akan menemukan sebuah sinopsis di dalamnya. Resensi novel rasiah nu goreng patut ini juga memiliki sinopsis, dimana sinopsis ini mengisahkan cerita novel secara garis besarnya saja.
Novel ini mengisahkan seorang Karnadi yang digambarkan tokoh yang miskin dan juga buruk rupa dan pekerjaan sehari-harinya sebagai pemburu bangkong (katak) bersama dengan sahabatnya yang bernama Marjum.
Dan mereka akan menjualnya kepada orang Cina yang ada di pasar. Karnadi yang hidupnya melarat serta memiliki tampang yang sangat buruk dan sudah memiliki tiga anak ternyata masih memiliki hasrat untuk menikah lagi.
Dan semua kekurangannya yang dia miliki tidak menghalangi tekadnya untuk menikahi wanita muda dan cantik yang ia lihat di pasar. Yaitu bernama Eulis Awang yang merupakan anak orang kaya.
Saat pandangan pertama Karnadi sudah jatuh cinta. Dan setelah ia mengetahui dimana Eulis Awang ini tinggal ia mengatur siasat untuk bisa menikahinya. Sahabatnya Marjum diminta untuk meminjam pakaian lengkap kepada Raden Sumtama.
Marjun juga disuruh untuk mengabari Nyi Suni bahwa Karnadi suaminya tertabrak mobil dan harus di rawat di rumah sakit,
Dan ia menjual ayam miliknya untuk biaya rumah sakit. Karnadi tahu bahwa istrinya tidak akan berani datang ke rumah sakit karena takut bertemu tuan.
Dan dengan bekal uang hasil jual ayam dan baju pinjaman, Karnadi datang ke rumah Eulis Awang. Ia menyamar sebagai Raden Sumtama, seorang anemer yang sangat kaya dan baru beberapa buka ditinggal istrinya wafat.
Mas Sura ayah Eulis Awang percaya saja dan mencoba membujuk anaknya untuk mau menikah dengan Karnadi tersebut karena ia orang kaya. Meski Eulis Awang tidak mau awalnya karena melihat wajah Karnadi yang jelek.
Tetapi, kebusukan Karnadi ini terbongkar Karnadi di paksa pulang karena mendapati istrinya sakit dan kedua anaknya meninggal. Sementara Eulis Awang marah dan malu setelah mengetahui penipuan itu.
Ternyata suaminya tidak lebih dari seorang melarat dan buka Raden Sumtama anemer yang kaya raya itu, lantas apa yang terjadi pada Karnadi selanjutnya? Yuk, simak kisah kelanjutannya di cerita novel rasiah nu goreng patut ya!
Dalam resensi novel rasiah nu goreng patut ini akan kami juga jelaskan unsur intrinsik novel yang perlu kamu ketahui, diantaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang kebohongan seorang Karnadi yang tidak tahu malu dan banyak tingkah.
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalam novelnya.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini adalah di siang hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di rumah Mas Sura, di pasar, di rumah Nyi Suni, dan masih banyak lagi latar tempat lainnya.
Sudut pandang ayng digunakan dalam novel ini adalah menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah janganlah berbohong karena sepintar-pintarnya kamu menyembunyikan bangkai suatu saat pasti akan tercium juga. Begitu juga sebuah rahasia selicik apa kamu menyembunyikannya suatu saat akan terungkap.
Dalam resensi novel rasiah nu goreng patut ini kamu juga akan menemukan unsur ekstrinsik ini adalah:
Sikap Marjum yang selalu membantu sahabatnya dalam keadaan apapun menandakan ia memiliki jiwa sosial yang bagus tapi jika membantu berbohong janganlah kau turuti karena tidak baik.
Sikap Mas Sura yang mudah percaya dengan dengan omongan dari Karnadi akhirnya ia menyesal menikahkan Eulis Awang dengan penipu itu dan sikap gila harta keluarga ini membuat keluarganya menjadi sombong.
Dalam novel rasiah nu goreng patut ini terdapat beberapa kelebihan yang perlu kamu pahami, dan berikut beberapa kelebihan yang novel ini miliki, diantaranya adalah:
Selain kelebihan tentunya novel ini juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah:
Novel ini mengajarkan untuk tetap terus setia pada pasangan yang telah menerima kelebihan dan kekurangan kamu. Dan jangan sampai sekali-kali berbohong karena sekecil apa pun kebohongan suatu saat pasti akan terungkap juga cepat atau lambat.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel rasiah nu goreng patut mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik dan pesan moralnya semoga apa yang kami sampaikan ini dapat bermanfaat ya!
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.