Sinopsis Novel Tuhan Maha Asyik ini menceritakan sebagian isi cerita dari novel tersebut secara lengkap. Mulai dari identitas, intrinsik, ekstrinsik juga pesan moral apa yang terkandung dalam novel tersebut.
Bukan hanya itu kami juga akan membahas mengenai kelebihan serta kekurangan yang terdapat dalam novel tersebut. Maka dari itu simak terus artikel ini hingga selesai ya. Agar kamu tidak ketinggalan informasi ini secara lengkap.
Judul Novel | Tuhan Maha Asyik |
Penulis | Sujiwo Tejo |
Jumlah halaman | 245 halaman |
Ukuran buku | 13×22 cm |
Penerbit | Imania |
Kategori | Insfirasi/agama |
Tahun Terbit | 2016 |
Harga novel | Rp. 50.000 |
Novel Tuhan Maha Asyik ini merupakan salah satu kaya Sujiwo Tejo yang telah di cetak ulang sebanyak 2 kali. Dalam menulis buku ini Sujiwo Tejo menggandeng seorang profesor bernama MN Kamba.
Novel ini di terbitkan oleh penerbit Imania dan didistribusikan oleh Mizan Media Utama dan buku setebal 245 halaman ini pertama kali di luncurkan di Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia pada tanggal 21 Desember 2016.
Sinopsis novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo ini menceritakan 7 tokoh anak yang berlatar belakang anak-anak sekolah dengan gaya pemikiran kritis. Seperti pada anak kecil pada umumnya.
Yang ingin tahu segala hal yang terjadi dalam kehidupan mereka. Manusia selaku makhluk yang diberikan akal untuk berpestaria dalam berpikir. Maka kehendak berpikir mengenai siapa Tuhannya siapa penciptanya.
Siapa yang ia yakini bukanlah suatu bentuk penolakan akan penguasanya melainkan sebagai usaha pencarian mengenal lebih dekat siapakah dia.
Melalui buku ini Sujiwo Tejo serta rekannya mengajak kita untuk mengenal Tuhan secara holistik yaitu sisi yang tak banyak diketahui orang.
Pasalnya, banyak dari kita yang bertuhan tanpa mengenal Tuhan dan tanpa berusaha mengenal-Nya. Dan dari hal tersebut atau keadaan ini kita banyak memberi kesan bahwa Tuhan seakan maha menyusahkan atau maha pemarah.
Sehingga ketika kita beragama dan beribadah merasa berat dan sulit.
Beriman atau meyakini Tuhan bukan hanya melulu tentang doa yang pandang atau hal formal lainnya.
Bukan hanya tentang kesholehan seseorang secara individual melainkan juga sosial. Dengan kata lain kita sebagai umat beragama di larang untuk menghardik orang lain. Agama justru hadir memberi perdamaian.
Karena Tuhan menginginkan umatnya selalu mencintai sesama dengan kesadaran tanpa kecurigaan serta kebencian. Ada 28 Bab di dalamnya yang berjudul unik dan memiliki kisah yang memiliki makna tersendiri setiap ceritanya.
Dan judul-judulnya seperti Wayang, Zat, Diri, Antarareja dan judul-judul unik lainnya. Buku ini memberikan pesan bahwa makna berketuhanan tidak seharusnya dimonopoli.
Sebab suatu kata bahkan bahasa dan pernyataan dalam menjelaskan suatu fakta. Bahwasanya pemaknaan Tuhan sebenarnya justru ditentukan oleh persepsi atau mindset yang dipengaruhi lingkungan sosial seperti pendidikan dan pengalaman.
Baca juga: Sinopsis Novel Pertemuan Dua Hati Terbaru
Berikut merupakan unsur intrinsik dari novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo, di antaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo adalah mengangkat tema gagasan mengenai bagaimana memahami Tuhan.
Alur yang digunakan dalam novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo ini menggunakan alur campuran.
Latar waktu yang digunakan dengan novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo ini relevan dengan kehidupan masa kini dalam memaknai agama secara konsep yang ringan.
Latar Tempat yang di gunakan dalam novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo ini menggunakan sekolah dan rumah mereka masing-masing dll.
Sudut pandang yang terdapat dalam novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo. Adalah menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Baca juga: Sinopsis Novel Layar Terkembang
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo ini adalah gaya bahasa yang ringan tentang pemaknaan hakikat agama dengan konsep agar di pahami anak-anak kecil seperti para tokohnya.
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah bagaimana kita dapat memahami makna agama yang sebenarnya dengan sebuah penggambaran yang sederhana agar dipahami oleh anak kecil. Agar anak memahami arti tentang Tuhan tentang agama yang sesungguhnya.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik dari novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo, di antaranya adalah:
Nilai sosial yang di angkat dalam novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo ini berkaitan dengan sosialisasi antara manusia dengan manusia lainnya. Dan hubungan antara manusia dan makhluk Tuhan lainnya.
Nilai moral yang terkandung dalam novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo ini mengajarkan kita tentang Kotoran dan kesucian seperti pada tema Antarareja.
Kita mengetahui bahwa kotoran sapi itu kotor namun akan bermanfaat jika di jadikan pupuk. Begitu pula dengan makanan yang berlebel halal jika cara mendapatkannya tidak halal maka makanan tersebut menjadi tidak halal.
Nilai agama yang terdapat dalam novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo yaitu tentang memaknai tentang Tuhan dengan di jelaskan pada kehidupan kita sehari-hari.
Seperti pada tema Wayang, wayang diibaratkan manusia ciptaan Tuhan dan Dalang di ibaratkan Tuhan. Karena kekuasaan Tuhan absolute dan tiada yang terjadi di luar kehendak-Nya.
Kelebihan yang terdapat dalam novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo ini di antaranya adalah:
Sama halnya dengan novel lainnya novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo, ini juga mempunyai kekurangan, di antaranya adalah:
Baca juga: Sinopsis Novel Argantara Lengkap
Bagian terakhir dari sinopsis novel Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo adalah pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut.
Pesan moralnya adalah novel ini memberikan pemahaman luas tentang pemaknaan atau penggambaran Tuhan dan Agama dengan sudut pandang yang berbeda. Dan digambarkan dengan kehidupan sehari-hari yang relevan dengan kehidupan pada zaman sekarang.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.