Cerita cinta ngeres banget ini merupakan kisah cinta yang di dalamnya terdapat beberapa adegan romantis dan vulgar. Usahakan saat kamu membaca cerita ini usia kamu sudah cukup dewasa ya.
Cerita cinta romantis memang sangat di sukai para remaja sampai dewasa. Adegan-adegan yang sederhana itu akan membuat perasaan pasangan melayang saat membayangkannya.
Dan membuat candu bagi mereka yang tengah jatuh cinta.
Berikut kumpulan cerita cinta ngeres banget, tapi sangat menarik untuk di baca. Simak yuk!
“Apa? Di rumah sakit mana?”
Aku bergegas menutup telepon tak memikirkan pakaian apa yang aku pakai aku hanya pakai kardigan dan mengambil tas selempang kecil yang berisi dompet dan Hp.
Aku beberapakali menabrak orang yang lewat di koridor rumah sakit. Ada perasaan yang terenggut di dalam dada. Mas ijinkan aku untuk memilikimu sekali lagi hingga khawatir merembes ke dada dan menimbulkan air mata.
Ku lihat lelakiku terbaring pucat di sana. Meski ia tersenyum aku langsung memeluknya. Ternyata aku tak bisa melupakannya nyatanya masih dia satu-satunya yang mengisi relung hatiku. Mantan suamiku.
“Tenang, Mas. Tidak apa-apa” dia menenangkan aku yang menangis di bahunya.
“Besok kan hari pernikahan kita” gumamku
“Oh, masalah itu tenang mas cukup kuat kok, Cuma sakit kaki sebelah kiri aja”
Aku menyenggol lengannya. “Mas, kuat gak urus surat-suratnya?” aku mendelik.
“Oh, kirain anunya….” sambil nyengir kuda. Aku memukul bahunya. “Tenang, mas akan urus semuanya. Yang penting kamu mau ya Na?
Aku mulai ragu tapi melihat kondisinya aku juga tak kuasa menolak. Aku menjawab “Iya..” lalu ia mulai meraih tanganku dan mengecupnya. “Terimakasih atas kesempatan kedua ini”
“Aku janji akan selalu membahagiakanmu dan Putri kecil kita”. Ada perasaan hangat yang berbeda dan kerinduan yang membuncah. Dan kami pun berpelukan. Setelah dua tahun berpisah akhirnya kami rujuk kembali.
Saat ijab kabul hatiku kian bergetar. Dulu aku juga dekat dengannya malah sangat dekat karena ia merupakan kekasih hatiku setelah ia meminta berpisah karena akan melanjutkan kuliah di luar kota.
Sebetulnya aku sudah tak begitu mengharapkannya. Dulu dia yang masih pecicilan dan belum memiliki kegiatan apapun yang masih bocah ingusan. Aku begitu mencintainya.
Ia pernah berselingkuh dengan teman wanitaku yang lain beberapa kali. Dan aku memaafkannya aku benar-benar bucin waktu itu padanya. Dan aku sudah ada di batas sabarku yang paling tinggi.
Tapi suatu ketika ia pamit dan kini ia datang kembali kepadaku dengan versi dirinya yang terbaik. Dia meyakinkanku dia telah berubah. Hidupnya kini lebih jelas teratur dan memiliki masa depan.
Dan ia memilihku karena aku orang yang paling sabar dalam menghadapinya. Dan kini ia datang menjadi suami terbaiku. Ia telah berkelana jauh namun nyatanya ia kembali karena akulah jodohnya.
Aku merupakan seorang karyawan dari sebuah perasaan. Lalu ada suatu hari kantor menerima gadis magang di sana. Orang yang selalu menyuruhnya ini dan itu membuat aku kasihan.
Hanya aku yang memperlakukannya dengan baik. Sehingga ia sangat dekat denganku. Dan aku mencoba mencari tau tentangnya dan ternyata ia merupakan gadis broken home.
“Abang, ini bajunya bagus yang mana? Ungu atau kuning?”
Ya, saat ini aku sedang mengantarnya belanja sebuah sweter untuk dirinya. Di dalam mobil ia sempat menciumku dan berterima kasih telah membelikannya hadiah.
Gadis yang baru keluar SMA itu di lihat-lihat sangat cantik jika sudah merawat diri. Dan aku yang merubahnya. Dan suatu ketika kami sedang jalan-jalan dan kemalaman dan akhirnya kami menyewa sebuah hotel.
Malam itulah ia mulai menyodorkan kenikmatan duniawi. Dan aku coba menikmatinya. Meski bayang-bayang dosa menghantuiku karena di rumah Meta istriku dan Bayi mungil kami selalu hadir.
Bibir kami saling berpagutan dan dia mulai membuka kancing kemeja kerjaku. Dan aku semakin tersadar wajah Meta dan aku mulai melepaskan pagutan itu. Dan mengajaknya untuk pulang.
Dan setelah di rumah aku begitu bernafsu melihat istriku hanya mengenakan daster putih menerawang. Sangat serasi dengan kulit putih mulusnya. Dan akhirnya aku melampiaskannya terhadap istriku Meta.
“Yang, pelan-pelan”
Terdengar suara Della meringis kesakitan “Iyah, di situ terus di tekan bagian sana. Agak lama yang. Ah, nikmat banget kamu hebat yang terus yang”
Ridwan menjawab ini juga udah pelan banget yang kamu yang sabar dong aku kan baru kali ini mencoba.
Andi Kakar Ipar Della terus menguping dari balik pintu kamar. Dan saat mereka sedang asyik menguping lalu Della sudah ada di depannya. “Kakak, ngapain nguping kami ya?”
Habisnya kalian kayak yang asyik bener maennya. “Maen apaan kok, aku lagi di pijit sama Mas Ridwan soalnya aku masuk angin.”
“Oh, kirain nganu,,,, “ Kakaku menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan berlalu pergi karena malu. Sambil senyum-senyum sendiri.
“Makanya jadi orang jangan suka ngintip, dasar Omes” sambil banting pintu.
“Apaan sih dek, yok maen lagi Abang udah gak kuat nih” sambil menunjukan punggungnya minta di urut.
Selama satu bulan aku dan Mas Arya terjadi perang dingin aku tak menyapanya dan ia juga tak menyapaku. Dan kami sudah pisah ranjang selama itu. Tapi suatu hari aku heran karena Mas Arya tak pergi ngantor padahal ia jarang banget libur.
Aku yang penasaran dan akhirnya aku masuk ke kamarnya. Aku lihat ia meringkuk di baawah selimut yang tebal. Aku yang masih marah akhirnya mengalah memeriksa dirinya takut terjadi apa-apa.
Dan ternyata Mas Arya emam tinggi. Dia meracau tak jelas aku yang ingat ponselnya lalu mengabarkan ke teman kerjanya bahwa dia sakit. Dan aku mulai membuat bubur dan mengompres tubuhnya.
Aku merawatnya meski masih memiliki rasa marah tapi rasa manusiawiku masih tinggi. Aku ganti bajunya dan menyuapinya.
ia yang lemah berterimakasih aku hanya mengangguk dan terus merawatnya lalu memberikan obat penurun demam.
Aku yang kelelahan pun tertidur di sampingnya. Dan entah kapan aku jadi berbaring di sampingnya. Dan aku tersadar ada seseorang yang memeluku dan ternyata itu suamiku. Dan terasa kecupan hangat di dahiku.
Aku yang hendak pergi di genggam dan di peluk kembali. “Mah, aku kangen” lalu dia mulai mencium kening mata dan bibirku. Aku yang ingin menolak tapi perasaan itu juga sama.
Ya, aku juga kangen dan kami pun berpagutan mesra di pagi itu.
Dengan penuh semangat dan gairah yang tertahan selama sebulan akhirnya tertuntaskan pada pagi itu. Dan kami melenguh bersama saat sampai pada puncak kenikmatan.
Dan setelah selesai kami mengobrol cukup dalam yang intinya saling minta maaf dan akan mencoba untuk memperbaiki diri menjadi pasangan yang lebih baik lagi. Jangan tanyakan berapa ronde lagi kami melakukakannya.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.